berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Minggu, 11 November 2012

TATA TERTIB RAPAT UMUM ANGGOTA KOMUNITAS MAHASISWA PELAJAR APLIM APOM (KOMAPO) JAWA BALI DAN SULAWESI KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG PEGUNUNGAN BINTANG PAPUA 2012 BAB I NAMA, KEDUDUKAN, TUJUAN, WAKTU, DAN TEMPAT RUA


Pasal 1 Nama Kegiatan ini dinamakan Rapat Umum Anggota Komunitas Mahasiswa Pelajar Aplim Apom (KOMAPO) se-Jawa Bali dan Sulawesi Kabupaten Pegunungan Bintang Pasal 2 Kedudukan Rapat ini merupakan forum tertinggi dari Komunitas mahasiswa pelajar aplim apom (KOMAPO)se- Jawa bali dan Sulawesi Kabupaten Pegunungan Bintang Pasal 3 Tujuan Rapat Umum Anggota Komunitas mahasiswa pelajar aplim apom (KOMAPO) se jawa bali dan Sulawesi Kabupaten Pegunungan Bintang bertujuan : 1. Meninjau dan menetapkan kembali Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Garis Besar Haluan Organisasi/Kerja (GBHO/K) Dan Mekanisme Pemilihan Raya Komunitas Mahasiswa Pelajar Aplim Apom (KOMAPO) Se Jawa Bali Dan Sulawesi Pegunungan Bintang 2. Merekomendasikan pandangan-pandangan umum peserta Rapat Umum Anggota kepada pengurus KOMAPO beserta Pengurus yang terpilih dalam pemilihan raya Pasal 4 Waktu dan Tempat Rapat Umum Anggota Komunitas Mahasiswa Pelajar Aplim Apom (Komapo) se-Jawa Bali Dan Sulawesi Pegunungan Bintang dengan tujuan : diselenggarakan pada tanggal 30 Desember 2012, di ………..Yogyakarta. BAB II PESERTA Pasal 5

SIMULASI PERSIDANGAN

SIMULASI TEKNIK PERSIDANGAN PEMBAHASAN DAN PEMILIHAN RAYA KOMUNITAS MAHASISWA PELAJAR APLIM APOM KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG SIMULASI TEKNIK DAN MEKANISME PERSIDANGAN PEMILIHAN SEKJEN KOMAPO Salah satu tugas yang sering dilakukan oleh organisasi mahasiswa kedaerhaan, intra kampus, dan maupun Badan Perwakilan Mahasiswa Tingkat Fakultas adalah pemilihan Ketua Senat Mahasiswa dan lainnya. Karena hal ini merupakan tugas, maka bentuk persidangan yang dilakukan adalah sidang pleno. Berdasarkan hal tersebut, saudara diminta untuk menentukan beberapa hal dibawah ini: Dalam Pemaparan Visi dan Misi

MODUL ORGANISASI


PIJAKAN KEHIDUPAN MANUSIA BARU
APLIM APOM KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG PAPUA

 
KOMAPO LOGOKU







KOMUNITAS MAHASISWA PELAJAR APLIM APOM (KOMAPO)
SE JAWA BALI DAN SULAWESI KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG PAPUA 2011/2013







BUKU PEMATERI MAKRAB KOMAPO

NAMA LENGKAP                         :
TEMPAT TANGGAL LAHIR       :
KORWIL                                 :
UNIVERSITAS                        :
FAKULTAS/PRODI                 :
HARAPAN BAGI KOMAPO        :





KATA PENGANTAR

Teman-teman terkasih, dalam mengawali setiap kegiatan marilah kita selalu mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan kaunia-Nya kita bisa dapat melaksanakan kegiatan, perbuatan, tindakan apapun dalam kehidupan sehari-hari.  Begitu juga dalam masa penerimaan anggota KOMAPO baru, dengan kerja keras akhirnya kembali kita berkumpu di tempat ini dapat untuk mempersatukan tekat dan komitmen kita untuk memperjuangkan harkat dan martabat orang muda, mahasiswa, dan masyarakat pegunungan bintang di tanah jawa Bali dan Sulawesi ini. Selamat bergabung anggota baru di komunitas mahasiswa dan pelajar aplim apom (KOMAPO) se-jawa bali dan Sulawesi kabupaten pegunungan bintang papua dan selamat berproses dan berdinamika.

Rabu, 07 November 2012

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PAPUA

SIMULASI TEKNIK PERSIDANGAN PEMBAHASAN DAN PEMILIHAN RAYA KOMUNITAS MAHASISWA PELAJAR APLIM APOM KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG SIMULASI TEKNIK DAN MEKANISME PERSIDANGAN PEMILIHAN SEKJEN KOMAPO Salah satu tugas yang sering dilakukan oleh organisasi mahasiswa kedaerhaan, intra kampus, dan maupun Badan Perwakilan Mahasiswa Tingkat Fakultas adalah pemilihan Ketua Senat Mahasiswa dan lainnya. Karena hal ini merupakan tugas, maka bentuk persidangan yang dilakukan adalah sidang pleno. Berdasarkan hal tersebut, saudara diminta untuk menentukan beberapa hal dibawah ini: Dalam Pemaparan Visi dan Misi

Kamis, 06 September 2012

PERAN KEDUDUKAN MAHASISWA DALAM KEHIDUPAN KAMPUS DAN LINGKUNGAN MASYARA



Oleh Derius Anglipki  K. Tepmul

Gelora pemuda adalah romantisme perjuangan. Dalam kancah kehidupannya, figur seorang pemuda ingin menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang memiliki sejuta arti dengan memikul tanggung jawab cukup berat. Ia berusaha memunculkan diri sebagai seorang manusia yang memiliki kekuatan yang tinggi sehingga aura jiwa mudanya benar-benar memancar. (Hasan Al bana).


Kalimat yang dilontarkan oleh Hasan Al Banna tersebut merupakan perwujudan dari  jiwa mahasiswa yang merupakan bagian dari pemuda. Mahasiswa merupakan pemuda-pemudi generasi bangsa yang berada di naungan Universitas dan memiliki kedudukan yang khas dalam kehidupan masyarakat, baik peranannya di dalam area kampus maupun di luar kampus.

PERAN MAHASISWA DALAM LINGKUNGAN SOSIAL


Mahasiswa tercatat dalam sejarah sebagai sekelompok pemuda yang bergerak untuk memperjuangkan hak rakyat tertindas. Pergerakan mahasiswa seringkali menjadi dinamisator dan memicu pergerakan rakyat yang mengharapkan perubahan menuju kehidupan yang menempatkan manusia sebagai manusia. Saat ini, rakyat sudah pupus harapan kepada pemimpinnya karena sudah terlalu lama menjadi budak kemiskinan dan kebodohan. Sementara pemerintah kerapkali mengeluarkan kebijakan yang tidak memihak rakyat dan bahkan menyalahgunakan kewenangannya. Untuk itulah, mahasiswa memposisikan dirinya sebagai middle class yang mampu menjadi penyambung lidah antara rakyat dengan pemerintah. Hakikatnya mahasiswa adalah bagian dari rakyat. Hanya saja terdapat beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa memiliki fungsi sosial yang berbeda dengan rakyat pada umumnya.

Rabu, 05 September 2012

UPAYA-UPAYA PENOLAKAN MAHASISWA PEGUNUNGAN BINTANG TERHADAP EKSPLORASI TAMBANG OLEH PT ANTAM DI KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG

PENGANTAR Pegunungan Bintang merupakan salah satu wilayah Provinsi Papua yang memiliki sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan dan diolah dengan baik. Potensi sumber daya alam yang dimaksud antara lain bahan-bahan tambang, hasil hutan dan beberapa sumber daya lainnya. Beberapa tahun terakhir ini wilayah ini di observasi oleh beberapa perusahaan yang ingin membuka tambang. Namun pemerintah tidak mengijinkan dan masyrakat setempat pun menolak untuk memberikan ijin kepada perusahaan-perusahaan tersebut untuk melakukan operasi penambangan di wilayah ini.

Kamis, 30 Agustus 2012

Konvoi Pengangkut Logistik Ditembaki, 1 Kritis

Jayapura - Sepertinya seruan yang keluarkan Pimpinan tentara Pembebasan Basional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) Papua Barat, Lamberth Pekikir agar seluruh Markas OPM tidak mengeluarkan tembakan hingga September 2012 sambil menunggu sidang Umum PBB, tidak digubris. Buktinya sehari berselang seruan itu disampaikan, aksi penembakan yang diduga dilakukan OPM terjadi lagi. Aksi penembakan oleh kelompok separatis bersenjata OPM itu terjadi di wilayh Puncak Jaya Papua tepatnya di Jembatan Besi Distrik Tingginambut (Markas OPM Pimpinan Goliat Tabuni), Rabu 29 Agustus sekitar pukul 17.15

Rabu, 15 Agustus 2012

LPM KOMAPO

LPM KOMAPO PEGUNUNGAN BINTANG -PAPUA SUARA PEMBEBASAN KRITIS MASYARAKAT TERTINDAS Sekretariat Jalan STM Pembangunan, Gg Bromo No 18 B Depok Sleman Yogyakarta Sejarah Pers Mahasiswa di Indonesia Sejarah pers mahasiswa di Indonesia bisa dibilang sama tuanya dengan sejarah gerakan mahasiswa itu sendiri. Pers mahasiswa didefinisikan sebagai pers yang dikelola mahasiswa. Namun rumusan ini memang kurang spesifik, karena ada berbagai macam pers mahasiswa. Didik Supriyanto membedakan dua jenis pers mahasiswa. Pertama, pers mahasiswa yang diterbitkan oleh mahasiswa di tingkat fakultas atau jurusan. Penerbitan ini biasanya menyajikan hal-hal khusus yang berkaitan dengan bidang studinya. Kedua, pers mahasiswa yang diterbitkan di tingkat universitas. Penerbitan ini menyajikan hal-hal yang bersifat umum. Dalam penelitian ini, pemilahan dengan mengaitkan pada tingkatan penerbitan (jurusan, fakultas, universitas) itu dianggap tidak relevan. Yang dipandang lebih pas adalah dengan melihat langsung dari materi isinya, apakah bersifat umum atau spesifik keilmuan. Dalam konteks peran pers mahasiswa dalam gerakan mahasiswa, tentu yang lebih relevan adalah pers mahasiswa yang isinya bersifat umum, tidak spesifik keilmuan. Didik masih membedakan lagi “pers mahasiswa” dari “pers kampus” atau “pers kampus mahasiswa”. Pers kampus dikelola oleh dosen, sedangkan pe

UNDANGAN

Nomor : 06/PP/KOMAPO/JBS/2012/2013
 Hal : Undangan Evaluasi Organisasi
 Lamp :- 
Kepada Yth. Anggota Komunitas Mahasiswa Pelajar Aplim Apom (KOMAPO) Jawa Bali dan Sulawesi Kabupaten Pegunungan Bintang Papua 
 Di Tempat 
Dengan hormat, 

Menindak lanjut Anggaran Rumah Tangga (ATR) KOMAPO Bab VII pasal 14 dan peraturan pengurus pusat No 01/Sekjend KOMAPO/2009/2011 dirubah menjadi peraturan tambahan pengurus pusat No. 01/PP/KOMAPO/JBS/2011/2013 tentang evaluasi organisasi setidak-tidaknya dilakukan selama tiga bulan sekali. Berawal dari peraturan tersebut kami pengurus pusat (PP) Komunitas Mahasiwa Pelajar Aplim Apom (KOMAPO) se Jawa Bali dan Sulawesi Kabupaten Pegunungan Bintang mengundang seluruh anggota KOMAPO (Korwil JABOTABEK, Semarang, SALO, Yogyakarta, Jawa Timur ) untuk hadir dalam kegiatan evaluasi organisasi. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada; Hari/tanggal : Saptu 18 Agustus 2012 Waktu : pukul 09.00- 13.00 Tempat : Ruang Kuliah II/K 36 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Agenda : 1. Melaporkan Laporan kegiatan dari korwil (Jabotabek, semarang, salo, Yo

Jumat, 22 Juni 2012

PERSOALAN BIAYA PENDIDIKAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG DENGAN BEBERAPA LEMBAGA TERKAIT DI PULAU JAWA

A. Latar Belakang Dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik dan berwibawa sesuai dengan amanat Pasal 18B Undang Undang Dasar 1945 yang dijabarkan melalui Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah untuk menerapkan desentralisasi dan otonomi daerah,maka pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menciptakan pemerintahan yang baik,bersih dan bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme di Indonesia dengan menitikberatkan pada pelayanan public(public service)demi mencapai tujuan pembangunan nasional (Development Gol Nationa)yaitu mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur sesuai dengan alinea keempat Undang Undang Dasar 1945.Oleh karena itu,salah satu unsur terpenting bagi pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan adalah mencerdaskan anak bangsa dengan penyediaan sumber Dana,baik melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah(APBD)ataupun sumber-sumber lain untuk meningkatkan sumber daya manusia sebagai focus utama dalam mengatasi masalah Pembangunan Nasional itu sendiri . Berawal dari acuan pemikiran dasar tersebut,Pemerintah daerah kabupaten pegunungan Bintang pasca pemekaran,telah mengam

Selasa, 15 Mei 2012

Golkar Rangkul Partai Lain untuk Cari Cawapres Ical

Elvan Dany Sutrisno - detikNews Selasa, 15/05/2012 18:08 WIB Ketum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Foto:detikcom) Jakarta Ketua FPG DPR Setya Novanto menuturkan pencapresan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) sudah final. Cawapres Ical akan diambil dari partai mitra koalisi. "Pencapresan Pak Ical di rapat harian dan rapat pleno sudah final. Rapimnasus hanya membahas masalah penetapan

Senin, 07 Mei 2012

PEGUNUNGAN BINTANG DALAM KEBIMBANGAN

Oleh Fransiskus Kasipmabin* “

Didalam masyarakat, mahasiswa berdiam maka banyak persoalan yang akan tumbuh subur” Arnold Up Aplim Apom Dibawa Kemana? Puluhan tahun yang lalu masyarakat Pegunungan Bintang merindukan suatu harapan akan suatu perubahan, harapan akan mengenal dunia luar, harapan akan mengenal pembangunan, harapan akan mengenal kesejahteraan ekonomi, kesehatan, harapan akan mengenal pendidikan bagi dirinya dan anaknya dan sejuta harapan yang dinantikan oleh masyarakat Ngalum, Kupel, Morop, Kambom, Kimki/Lepki. Harapan sejuta harapan itu mulai Nampak seketika diberikannya otonomi khusus bagi provinsi papua. Pada masa itu tidak banyak anak-anak asli pegunungan bintang (oksibil, Kiwirok, Apmisibil, Kupel) yang sekolah bahkan kuliah sekalipun. Beberapa anak daerah yang selesai sarjana dan bekerja di wamena ibukota jayawijaya adalah harapan mereka (masyarakat) untuk memberikan yang terbaik di tanahnya sendiri atau merekala yang menjadi tuan di atas tanahnya sendiri. Impian tersebut kini telah terwujud. Para intelektual pegununungan bintang (Oksibil, Apmisibil, Kiwirok) berupaya untuk mendorong agar dilakukannya pemekaran kabupaten baru berdasarkan UU tahun 2001 otonomi khusus bagi provinsi papua. Mereka mencetuskan sebuah nama kabupaten yang bernama “kabupaten pegunungan bintang” yang berasal dari bahasa daerah adalah Aplim Apom”. Mengapa mereka memberikan nama Pegunungan Bintang? Apa alasan yang mendasari sehingga memberikan Pg.Bintang. Kenapa tidak

PEMBENAHAN PASAR TRADISIONAL, MENYELAMATKAN PEDADANG LOKAL MASYARAKAT PAPUA

Oleh Kristianus Hiktaop 


Pasar pada esensinya adalah tempat terjadinya transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli dengan menggunakan mata uang dengan nilai tertentu sebagai alat transaksi. Kini pasar sangat akrab dengan kehidupan massyrakat, baik di perkotaan maupun pedesaan. Dipasar, bagi konsumen bisa berbelanja bermcam-macam kebutuhan terutama, beranekargam sayur-sayuran,daging, sembako,bumbu dapur, buah-buahan,umbi-umbian, pakaiaan dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Bila diperhatikan beberapa tahun belakangan ini pasar tradisional diprovinsi Papua berkembang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan menyediakan atau merenovasi beberapa pasar tradisisional yang sebelumnya sempit dan menampung sedikit pedagang namun kini diperluas dan disertai dengan penambahan pedagang yang baru sama sekali. Langkah ini patut dibenarkan dan didukung dan dianggap sebagai lahan untuk menampung tenaga kerja sehingga memberikan kontribusi pada menurunkan angka kemiskinan. Namun ternyata bila dilihat dari tatakelolanya, sebagian pasar tidak dikelola dengan baik. Sebagian orang mengatakan bahwa pasar tradisional tempat kumuh,becek, bau dan sumpek. Penilaian seperti ini berpengaruh pada beberapa kalangan sehingga tidak berbelanja di pasar tradisional. Kalangan menengah dan para remaja kini merasa t

MEMAHAMI PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN DI PEGUNUNGAN BintINTANG

Perkembangan perekonomian Indonesia secara umum dan membandingkan dengan sistem ekonomi yang diletakan oleh para pendiri Negara Republik Indonesia bahwa ternyata keduanya menampakan gejala-gejala yang berbeda. sistem ekonomi Indonesia adalah sebagaimana yang dirumuskan dan sekaligus diletakan oleh Bung Hatta dengan menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan”, dengan menganggap koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional. Rumusan tersebut memang merupakan suatu sistem ekonomi yang paling tepat sesuai dengan iklim ekonomi Indonesia. Hal ini didukung oleh potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, sebagian besar penduduk Indonesia bertani dan nelayan. Untuk mengembangkan potensi tersebut, kehadiran koperasi ditengah masyarakat merupakan sarana yang tepat dan memadai untuk mengembangkan ekonomi yang berbasis lokal. Pemberlakuan sistem ekonomi indonesia yang dirumuskan oleh Hatta merupakan sistem yang dapat diakui karena sesuai dengan iklim negaranya. Indonesia ingin membangun sistem ekonomi yang sesuai dengan cita-cita tolong-menolong. Sistem ekonomi ini berakar dari pada nilai universal yang dianut oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Dasar pemikiran mengenai pengembangan ekonomi kerakyatan yang diamksud lebih lanjut Hatta menjelaskan lebih tepat jika dibuat dalam bentuk suatu badan usaha seperti koperasi. Berdasarkan rumusan ekonomi Hatta ini, di setiap daerah di Indonesia perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan perekonomian yang berbasis lokal. Karena secara setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda ingin membangun sistem ekonomi yang sesuai dengan cita-cita ideologinya. Substansi Ekonomi Kerakyatan Menurut Bung Hata Secara operasional, pedoman penyelenggaraan sistem perekonomian kerakyatan

Rabu, 02 Mei 2012


PERAN AGAMA KATOLIK DI TANAH PAPUA PEGUNUNGAN BINTANG DIABANG DEKRADASI

Penyebaran ajaran agama katolik di dunia pada abad ke 7 dari eropa menelusuri dunia. Penyebaran ajaran agama memang memerlukan proses panjang dan memerlukan waktu, tenaga, material, mengorbankan nyawanya untuk misi mereka dapat terwujud. Sejarah peradaban penyebaran ajaran Kristiani dari barat atau penyebaran budaya barat ke dunia termasuk Indonesia masa klonialisme. Sejarah masuknya ajaran katolik (budaya barat) di Indonesia pada abad ke tujuh (7) di sumatera utara (edy mahyudin). Perkembagan ajaran katolik di Indonesia memang cukup lama. Papua adalah salah satu bangsa yang dijajah oleh kolonialisme. Dengan demikian penyebaran agama di tanah papua masuk melalui pintu selatan. Setiap komunitas baik

PEGUNUNGAN BINTANG DALAM KEBIMBANGAN

Oleh Fransiskus Kasipmabin* “

Didalam masyarakat, mahasiswa berdiam maka banyak persoalan yang akan tumbuh subur” Arnold Up Aplim Apom Dibawa Kemana? Puluhan tahun yang lalu masyarakat Pegunungan Bintang merindukan suatu harapan akan suatu perubahan, harapan akan mengenal dunia luar, harapan akan mengenal pembangunan, harapan akan mengenal kesejahteraan ekonomi, kesehatan, harapan akan mengenal pendidikan bagi dirinya dan anaknya dan sejuta harapan yang dinantikan oleh masyarakat Ngalum, Kupel, Morop, Kambom, Kimki/Lepki. Harapan sejuta harapan itu mulai Nampak seketika diberikannya otonomi khusus bagi provinsi papua. Pada masa itu tidak banyak anak-anak asli pegunungan bintang (oksibil, Kiwirok, Apmisibil, Kupel) yang sekolah bahkan kuliah sekalipun. Beberapa anak daerah yang selesai sarjana dan bekerja di wamena ibukota jayawijaya adalah harapan mereka (masyarakat) untuk memberikan yang terbaik di tanahnya sendiri atau merekala yang menjadi tuan di atas tanahnya sendiri. Impian tersebut kini telah terwujud. Para intelektual pegununungan bintang (Oksibil, Apmisibil, Kiwirok) berupaya untuk mendorong agar dilakukannya pemekaran kabupaten baru berdasarkan UU tahun 2001 otonomi khusus bagi provinsi papua. Mereka mencetuskan sebuah nama kabupaten yang bernama “kabupaten pegunungan bintang” yang berasal dari bahasa daerah adalah Aplim Apom”. Mengapa mereka memberikan nama Pegunungan Bintang? Apa alasan yang mendasari sehingga memberikan Pg.Bintang. Kenapa tidak memberikan nama menggunakan bahasa daerah? Apa esensi dari sebuah nama kabupaten? Hal ini menjadi pembicaraan serius bagi generasi

Rabu, 25 April 2012

100 % KATOLIK 100 % PAPUA


MENGUPAS RAHASIA TARIAN OKSANG SEBAGAI INDUSTRI MASA DEPAN

Oleh Melkior Nikolar Ngalumsine Sitokdana

Apakah orang Ngalum sudah mengenal Industri?

Atangki (Allah) menciptakan manusia di Aplim Apom dan memberikan karuniaNya untuk hidup sesuai dengan harapanNya, yaitu hidup berdampingan/bersosial dalam menjaga, mengelolah seluruh ciptaanNya. Salah satu karunia Atangki yang kita rasakan adalah tarian Oksang. Tarian Oksang mengandung arti yang sangat mendalam dan tidak diperkenankan untuk mempublikasikan arti dan makna sesungguhya karena mengandung arti/makna suci dan kudus. Namun untuk memperjelas tarian ini, (menurut penulis) Oksang adalah tarian khas suku Ngalum yang dimainkan oleh sekumpulan orang bertujuan untuk memupuk cinta persaudaraan, perdamaian, dan kesejahteraan. Tarian Oksang dapat dibagi menjadi dua yaitu; Oksang aip (dalam bangunan) Oksang Mangol (diluar bangunan). Tarian Oksang mempunyai makna politik, ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan yang tentunya bermanfaat bagi kehidupan manusia Ngalum. Sebelum masuk di pembahasan tentang tarian Oksang, penulis mencoba menguraikan domain kognitif orang Aplim Apom tentang Oksang.
1. Pengetahuan (Knowledge). Orang Ngalum yg berada di level ini bisa menguraikan definisi dari Oksang, dan karakteristik Oksang. Level ini orang Ngalum belum bisa memaknai dan menari tarian oksang.
2. Pemahaman (Comprehension). Orang yang berada di di level ini bisa memahami dan memaknai tetapi belum bisa menari tarian Oksang.
3. Aplikasi (Application). Ditingkat ini seseorang mampu merangkum mengaplikasikan/ menari tarian Oksang.
4. Analisis (Analysis). Di level ini seseorang akan mampu memilah-milah tarian atau bangunan tarian Oksang yang baik dan buruk, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab kegagalan ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
5. Sintesis (Synthesis). Di tingkat ini seseorang mampu memberikan solusi permasalahan yang terjadi di tarian Oksang berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas tarian Oksang.
6. Evaluasi (Evaluation). Di tingkat ini seorang mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb.
Setelah mengetahui domain kognitif, kira-kira rekan-rekan pembaca masuk level mana?. Domain kognitif diatas hanya menguraikan kognitif rekan-rekan pembaca tentang tarian Oksang. Banyak yang sudah berada dilevel kognitif yang paling tinggi dari penulis, tetapi tidak mengurangi rasa optimisme penulis sebagai putra daerah Aplim Apom untuk mencoba menggali suatu rahasia dibalik tarian Oksang. Tarian Oksang adalah industri profit yang berkembang sejak penciptaanNya. Mengapa dikatakan profit?, karena bangunan Oksang dipakai untuk mencari keuntungan, walaupun tidak terlihat secara jelas karena lebih menonjol pada jasanya. Misalnya, Tamu undangan penari Oksang selalu membawa imbalan/ benda-benda berharga untuk memberikan kepada pemilik Oksang aip dan sebaliknya pemilik menyiapkan barang-barang berharga untuk tamunya, jadi terjadilah barter.

Mengapa tarian Oksang disebut industri?.
Tarian Oksang tidak dipandang sebelah mata karena perlu persiapan yang matang dan manajemen yang sistematis. Sebelum mendirikan bangunan terlihat karunia Atangki yang luar biasa yaitu; terlihat fungsi manajemen dan pembagian fungsi tugas yang sekarang dipakai disemua industri seluruh dunia yaitu : Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Sejak turun-temurun orang Ngalum mendirikan bangunan tarian Oksang diawali dengan perencanan, pembagian tugas (Pengorganisasian), pembangunan infrastruktur dan implementasi (Actuating), dan perawatan (Controling). Perencanaan hingga perawatan yang paling penting adalah selalu memperhatikan kualitas sumber daya manusia yang ada, sehingga menjadi sajian produk yang bermanfaat. Pengorganisasian yang dimaksud terdiri dari: Direktur (Oksang Ngolki), manager keuangan, manager ekonomi, manager humas, Manager kesehatan, Manager Teknisi, dan Manager Kerohanian. Setelah membentuk badan penggurus, selanjutnya membagi tugas dari setiap manager. Direktur (Oksang Ngolki) bertugas untuk mengkoordinir dan mengawasi setiap manager. Manager Teknisi bertugas mengakomodir anggotanya untuk mempersiapkan perlengkapan bangunan (Tali, kulit kayu, daun, dsb), membangun, dan Troubleshooting/ merujuk kepada sebuah bentuk penyelesaian sebuah masalah. Manager Ekonomi bertugas mengakomodir anggotanya menyiapkan makanan dan minuman sejak perencanaan, implementasi hingga Evalusi selama kegiatan berlangsung. Manager kerohanian bertugas mengakomodir anggotanya untuk melakukan upacara pemberkatan, pertobatan, penyembuhan, penguatan, dsb. Orang yang bertugas di kerohanian yang pastinya menguasai masob(Mantra). Manager kesehatan bertugas mengokomodir anggotanya untuk menggurus orang yang sakit. Namun semua fungsi tugas tidak dijalankan masing-masing manager karena saling keterkaitan antara semua bidang, Misalnya mengenai kesehatan, tentu berhubungan dengan kerohanian dan ekonomi. Manager Humas bertugas menjalin kerja sama dengan masyarakat sekitar dan masyarakat luar. Masyarakat luar yang dimaksud adalah mereka yang diluar dari wilayah pembangunan tarian Oksang tetapi mereka terlibat dalam menyumbangkan/ mendukung berupa moril dan materil. Dan juga humus menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh/ anggota di seluruh wilayah suku Ngalum untuk turut berpatisipasi dalam memainkan tarian Oksang. Manager keuangan tidak mengandung arti sempit yaitu uang, tetapi lebih pada mengumpulkan dan mengelolah sumber daya yang menjadi aset bersama. Hal-hal yang berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran dikoordinir langsung oleh manager keuangan.
Manajemen tarian Oksang sebenarnya sudah tersusun secara sistematis sejak penciptaanNya tetapi karena keegoisan seseorang dalam mencari popularitas membuat manajemennya terkesan tidak terlihat. Mari kita memaknai dan terus menggali rahasia dibalik tarian Oksang dan mengambil hikmanya dalam kehidupan kita sehari-hari. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari rekan- rekan pembaca demi penyempurnaan dan pengembangan tulisan ini.

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jawa Tengah

“Cinta terlarang”

PUISI


Cara dan sikapmu membuatku terlarut dalam asmaramu
Kau yakinkan aq dengan kata-kata manismu
Seiring berjalanya waktu,ku makin mencintaimu
Meski cinta ini terlarang
ku terlanjur mencintaimu
hari-hari yang indah kita lalui bersama,
di saat perasaan ku galau kau datang dengan sejuta canda
ku ingin serius walau hanya sebentar
Kini cinta bertepuk sebelah tangan
Henta kenapa kau harus menjauhkandku??????
walau akhirnya kau memberi alasan yang pasti
namun hati ini tag sanggup menerima kenyataan
rinduku masih ada untukmu
Ku ingin canda tawa bersamamu
kini sulit ku hapuskan rasa cintaku padamu
Maafkan aku bila pernah melukai hatimu
makasih karna kamu memberiku kesempatan untuk mengenalimu
kejarlah cinta sejatimu,jangan kamu hiraukan aq disini
walau aq terluka karnamu
satu hal yang kamu perluh tau
aq bahagia karna pernah mengenalimu.

OLEH
Yudefa Uropkulin
manejemen Sanata Dharma
2010

BERIKAN KESEMPATAN KEPADA PEREMPUAN APLIM-APOM UNTUK BERSTUDI

Jika dipandang sumber daya manusia pegunungan bintang pada umumnya masih sangat minim terutama perempuan.

Oleh Kaka Yumunip Hipyan

Sprit belajar

Pada umumnya wanita Aplim Apom memiliki keinginan yang tinggi untuk memperoleh pendidikan yang tinggi, baik mulai penddikan dasar sembilan tahun sampai tingkat universitas. Setiap peribadi mereka memiliki sejumlah harapan untuk memperoleh pretasi yang baik. Kalau diperhatikan beberapa yang sudah menempuh ke tingkat pendidikan tinggi. Mereka memiliki kemampuan analisa yang lebih baik dari pada mahasiswa. Selain itu mereka memiliki sikap kritis dalam hal belajar maupun permasalahan-permasalahan yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Hal ini ,menjadi sumber atau modal dasar untuk dikembangkan. Mereka harus didampingi dan diarahkan untuk berkembang lebih baik supaya memperbaiki serta memenuhi kekurangan dalam sumber daya manusia.
pendampingan secara khusus perlu dilakukan terhadap setiap mahasiswi dan siswi Aplim Apom. Pendampingan yang dimaksud, dilakukan mulai dari keluarga, lembaga pendidikan formal, pemerintah dan secara individu. Dari beberapa alternatif media tersebut yang paling rawan adalah pendampingan secara individu. Pendampingan individu yang dimaksud ialah pendampinan yang dilakukan oleh setiap orang khususnya pihak laki-laki, baik itu para pendidik, para pejabat maupun Kekasihnya. Apabila di perhatikan lima tahun belakangan ini. Kebanyakan mahasiswi dan siswi mengalami kegagalan dalam hal pendidikan karena alasan hamil. Selain itu, ketika mereka mengalami hal demikian selanjutnya akan berdampak pada aspek psiklolginya. Mulai muncul kecemasan, semangat belajar yang telah dibangun muali pudar dalam sekejap sehingga keputusan akhir adalah mengundurkan diri dari proses belajar karena takut terhdap teman-teman studinya maupun orang-orang disekitarnya.

RAPUHNYA SEBUAH ORGANISASI MAHASISWA Oleh Yudefa Uropkulin Bila Organisasi kita sudah tidak lagi nyaman atau tidak berjalan sesuai dengan KDRT yang telah disepakati bersama , haruskah mencari organisasi baru dan menempatkan diri di suatu organisasi tersebut ???........ yang mungkin kita mengenali melalui pergaulan bersama teman atau kerabat kita. Kalau aku boleh berkomentar aku lebih menghargai organisasi yang telah di bangun dan sudah lama di jalani bersama(bersama pada pilihan untuk mengepakan sayap pada dunia lain). Senyaman kita bergabung dengan organisasi lain, lebih nyaman organisasi sendiri, meski organisasi kita berjalan takaruan(galau) seiring berkembangnya waktu dan perubahan iklim dalam organisasi. Contoh spesifiknya karena pergantian badan kepengurusan atau berbagai tugas yang menuntut kita untuk mengesampinmgkan organisasi yang telah lama di bangun. Sebab di dalam organisasi tersebut tercantum tujuan organisasi,visi-misi, serta menggambarkan jati diri sebuah organisasi. Organisasi yang dididrikan tidak hanya di pandang sebelah mata, namun dibangun untuk memfasilitasi anggota organisasi dalam menuangkan ide-ide, mengasah keterampilan(skill),serta melakukan dalam tindakan nyata secara kritis,kreatif dan inofatif. Organisasipun dituntut untuk mampu menyikapi dan mengkritisi persoalan yang kerap terjadi di dalam organisasi eksternal maupun internal. Kenapa kita tidak berpegang tangan erat dan menyatukan pikiran yang terbelenggu oleh kebutuhan, mencoba saling merasakan, saling memahami, dan mengesampingkan ego.......hanya sesaat......untuk menggali, menemukan, dan membangun kembali sebuah organisasi utuh bedasarkan komitmen yang telah di sepakati bersama. Kalau ego berperan tidak di barengi dengan kebijaksanaan, maka sulit bagi kita untuk bisa bergandengan tangan dalam menjalani sebuah komitmen atau tujuan. Mengapa kita tidak mencoba memandang konflik yang kerap di hadapi oleh organisasi dengan kepala dingin(secara logis). Hilangkan perbedaan diantara kita tidak ada kata,aku ,kami tapi kita. Andai ada kemauan masih banyak cara mengatasi permasalahan dengan sudut pandang secara universa.seperti kata pepatah”banyak jalan menuju roma” walau jalan itu harus dijalan dengan pengorbanan, namun bila akan menyelesaikan masalah dan mengembalikan”sessuatu yang hilang itu” mengapa tidak kita coba. Tidak ada masalah yang tidak selesai, kecuali tidak diselesaikan. Apa yang ada sekarang bukan masalah aku dan dia atau bukan kepentinganku dan kepentinganya, tetapi masalah dan kepentingan kita bersama. Kita semua mempunyai tujuan yang sama dengan kepentingan yang berbeda, yaitu untuk merubah daerah kita dengan belajar dan mengejar ketertinggalan melalui organisasi yang ada. Kalau bukan kita siapa lagi. Bercermin dari latar belakang kehidupan ekonomi, politik, sosial,budaya,dan pendidikan . jika kita tidak bercermin dari latar belakang kehidupan kita dan masyarakat kita di daerah maka,apalah artinya mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan mengasa keterampilan dan menuangkan ide-ide yang kreatif. Kalau masih berharap ku ingin Komapo tetap aksis dan dapat mengaktualisasikan organisasi dimanapun dan kapanpun demi mengharumkan nama Komapo secara khusus dan Manusia pegunungan Bintang pada umumnya. Penulis adalah Mahasiswi program studi manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh Yudefa Uropkulin

Bila Organisasi kita sudah tidak lagi nyaman atau tidak berjalan sesuai dengan KDRT yang telah disepakati bersama , haruskah mencari organisasi baru dan menempatkan diri di suatu organisasi tersebut ???........ yang mungkin kita mengenali melalui pergaulan bersama teman atau kerabat kita. Kalau aku boleh berkomentar aku lebih menghargai organisasi yang telah di bangun dan sudah lama di jalani bersama(bersama pada pilihan untuk mengepakan sayap pada dunia lain). Senyaman kita bergabung dengan organisasi lain, lebih nyaman organisasi sendiri, meski organisasi kita berjalan takaruan(galau) seiring berkembangnya waktu dan perubahan iklim dalam organisasi. Contoh spesifiknya karena pergantian badan kepengurusan atau berbagai tugas yang menuntut kita untuk mengesampinmgkan organisasi yang telah lama di bangun. Sebab di dalam organisasi tersebut tercantum tujuan organisasi,visi-misi, serta menggambarkan jati diri sebuah organisasi.
Organisasi yang dididrikan tidak hanya di pandang sebelah mata, namun dibangun untuk memfasilitasi anggota organisasi dalam menuangkan ide-ide, mengasah keterampilan(skill),serta melakukan dalam tindakan nyata secara kritis,kreatif dan inofatif. Organisasipun dituntut untuk mampu menyikapi dan mengkritisi persoalan yang kerap terjadi di dalam organisasi eksternal maupun internal. Kenapa kita tidak berpegang tangan erat dan menyatukan pikiran yang terbelenggu oleh kebutuhan, mencoba saling merasakan, saling memahami, dan mengesampingkan ego.......hanya sesaat......untuk menggali, menemukan, dan membangun kembali sebuah organisasi utuh bedasarkan komitmen yang telah di sepakati bersama.

MAHASISWA DALAM ORGANISASI DAN PENDIDIKAN

OLeh : Agus Uropka


Mahasiswa Pada saat ini merupakan harapan terbesar bagi masyarakat daerah maupun Negara sebagai penyambung lidah rakyat terutama sebagai perubahan di masyarakat (Agen social of cahange). Sebagai salah satu potensi, mahasiswa sebagai bagian dari kaum muda dalam tatanan masyarakat yang mau tidak mau pasti terlibat langsung dalam tiap fenomena sosial, harus mampu mengimplementasikan kemampuan keilmuannya dalam akselerasi perubahan ke arah yang berkeadaban. Keterlibatan mahasiswa dalam setiap perubahan tatanan kenegaraan selama ini sudah menjadi jargon dan pilar utama terjaminnya sebuah tatanan kenegaraan yang demokratis. Romantisme politis antara mahasiswa dengan rakyat terlihat sebagai fungsinya sebagai social control termasuk terhadap kebijakan menindas. Kebiasahan Mahasiswa, dalam hal ini sudah menunjukkan diri sebagai salah satu potensi yang dapat diandalkan dalam upaya menuju tatanan masyarakat yang berkeadilan. Dan distribusinya baik secara kualitas maupun kuantitas dalam segala aspek kehidupan sosial sudah semestinya diperhitungkan. Bentuk keberhasilan dalam mewujudkan sebuah tatanan masyarakat berkeadaban di daerah adalah dengan semakin kecilnya angka kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, peningkatan taraf ekonomi dan pendidikan, dan lain sebagainya. Namun, itu semua hanya akan menjadi mimpi belakang manakala semua konsep-konsep yang dibangun dan berbasis kerakyatan tersebut tidak dibarengi dengan strategi yang matang dan jatu ke arah tujuan tersebut. Dan maksimalisasi fungsi mahasiswa dan kaum muda dalam tiap laju demokratisasi merupakan salah satu pilar utama yang perlu diperhatikan. Sekali lagi, peran mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat sosial ditunggu. Diharapkan mahasiswa mampu memainkan peran yang strategis. Kesatuan visi, tekad, dan perjuangan untuk kepentingan masyarakat secara luas, menjadi pondasi utama peran tersebut saat ini atau nanti. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, sekali lagi, perlu pemetaan, perumusan, dan penelaahan metode penerapan fungsi mahasiswa dalam kancah epistemologi keumatan tersebut.

PEMBENAHAN PASAR TRADISIONAL, MENYELAMATKAN PEDAGANG LOKAL MASYARAKAT PAPUA

Oleh Kristianus Hiktaop


Pasar pada esensinya adalah tempat terjadinya transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli dengan menggunakan mata uang dengan nilai tertentu sebagai alat transaksi. Kini pasar sangat akrab dengan kehidupan massyrakat, baik di perkotaan maupun pedesaan. Dipasar, bagi konsumen bisa berbelanja bermcam-macam kebutuhan terutama, beranekargam sayur-sayuran,daging, sembako,bumbu dapur, buah-buahan,umbi-umbian, pakaiaan dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Bila diperhatikan beberapa tahun belakangan ini pasar tradisional diprovinsi Papua berkembang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan menyediakan atau merenovasi beberapa pasar tradisisional yang sebelumnya sempit dan menampung sedikit pedagang namun kini diperluas dan disertai dengan penambahan pedagang yang baru sama sekali. Langkah ini patut dibenarkan dan didukung dan dianggap sebagai lahan untuk menampung tenaga kerja sehingga memberikan kontribusi pada menurunkan angka kemiskinan.

PEMERINTAH GAGAL MELINGDUNGI ANAK

Pemerintah Papua Membiarkan Anak Asli Papua Menjadi Buru Di Negeri Sendiri.

Oleh Tuan Yentaip Almung

Anak-anak papua yang juga merupakan generasi penerus bangasa papua dan Indonesia pada umumnya. Anak-anak papua juga memiliki hak belajar yang sama dengan anak-anak lain di Indonesia bahkan dunia. Orang tua maupun Pemerintah setempat membiarkan anak-anak asli papua begitu saja bekerja keras atau menjadi buru padahal mereka punya hak untuk sekolah. Kebanyakan anak-anak papua menjadi pekerja buru.pada hal pemerintah sudah membuat peraturan perlindungan pekerja anak ,dalam undang –undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,dan undang-undang nomor 1 tahun 2002 tentang pengesahan International labour organization (ILO) nomor 182 mengenai pelanggaran dan tindakan segera penghapusan bentuk pekerja buruk untuk anak (Selamatkan anak papua oleh Ramida HF Siringoring).
Setelah kami membaca artikel yang di muat oleh Sirinogoringo, kami sangat setuju dengan pendapat beliau karena apa, di lihat dari realitas anak-anak papua saat ini bahwa pemerintah papua tidak memperhatikan pendidikan anak dengan baik sehingga itu menyebabkan banyak anak-anak asli papua yang seharusnya bersekolah menjadi penganggur dan menjadi buru di negeri sendiri. Oleh karena itu, bagaimana pemerintah papua menyikapi masalah tersebut supaya pengangguran anak-anak asli papua berkurang dan meningkatkan mutu pendidikan anak-anak asli papua yang berkualitas

Selasa, 24 April 2012

DIKUSI MAHASISWA KOMAPO:

MENENGOK HARI ULTA KABUPATEN YANG KE -8

Oleh FX Kasipmabin*

YOGYAKARTA,KONEWS- Akhir-akhir ini Masyakat Indonesia sangat prustasi dengan kinerja anggota dewan republik Indonesia yang terhormat. Wujud ketidakpuasan masyarakat, Nampak dalam menyuarakan dari berbagai media local, Nasional, maupun tidak kalah menariknya menyuarakan melalui media Internasional, baik melalui media elektonik maupun non elektronik (Koran, tabloid, edukasi,dll). Berbagai organisasi masyakat selalu mendesak dan mengkritisi kinerja anggota dewan periode 2009-2015, mereka mengambil keputusan semena-mena atas oknum-oknum tertentu yang notabene dengan kepentingan partai politik internal. Imbas dari kesewenag-wenangan anggota dewan, masyakat menjadi bingung, tidak percaya, dan tidak yakin akan pamor dewan.
Anggota dewan sebagai wakil rakyat, semestinya pro rakyat, tetapi pro veodalisme dan pro individualisme. Keegoisan yang tidak benar memicu pada kinerja anggota dewan terpuruk, malah anggota dewan menuntut untuk fasilitasnya mewah, dan mereka belum menjalankan tiga fungsinya dianntranya funsi legislasi, fungsi anggran, dan fungsi kontrol. Salah satu contoh kongkirit yang selama ini tidak digubris oleh anggota dewan, dan nekat untuk melukannya adalah penggunaan dana untuk membangun gedung baru DPR RI. Fungsi anggaran bagi anggota dewan tidak berfungsi. Untuk membangun gedung baru, ketua DPR Marzuki Allie, turut serta dan menunt untuk segera dibagun gedung baru mewah dan megah dengan desain uruf U, bertingkat 26 lantai dipastiakan akan mengeluarkan dana sebesar 1,8 triliun, begitu protes anggaran diturunkan menjadi 1,6 triliun, lalu sampai Rp 1,138 triliun.
Sikap Marsuki Allie ketua DPR RI atas mencuatnya isu pembangunan gedung baru yang diambil (dikutip) dari KOMPAS, edisi Saptu, 14 mei 2011 adalah sebagai berikut pada tanggal 30 Agustus 2010 menyampaikan kepastian gedung baru DPR dalam sosialisasi di gedung Nusantara III, Senaya, Jakarta. Pada tanggal 7 September 2010 mengakui, anggota Dewan Perwakilan Rakyat membutuhkan ruang kerja yang luas,terdiri dari ruang staf ahli, ruang rapat dan ruang tamu. Menilai wajar apabila setiap anggota DPR memiliki ruang kerja berukuran sekitar 120 meter persegi di gedung baru. Telah memintah agar tender ditunda dan biaya pembangunan diefisienkan dari 1,6 triliun menjadi 1,1 triliun. Pada tanggal 25 Maret 2010 Marsuki Allie, mengumkan DPR akan melanjutkan pembangunan gedung baru, awal januwari 2011 lalu. Menjelaskan bahwa semua praksi sudah sepakat untuk melanjutkan proyek gedung berlantai 36. Pada tanggal 7 April 2011 meluruskan masalah desain gedung yang tidak pernah disayembarakan. Tanggal 9 April 2011 menegaskan rencana renacana pembangunan gedung baru DPR masih sesuai pidato Presiden Yudoyono. “Presiden tidak mengintervensi DPR dan yang dilakukan DPR dalam pembanunan gedung adalah untuk meningkatkan fungsi checks and Balances”. Pada tanggal 9 Mei 2011, menuturkan, kajian kementrian PU mengenai rencana pembangunan gedung baru DPR baru akan disampaikan dalam waktu dekat. Belum diperoleh gambaran pasti ukuran dan biaya pembangunan gedung baru DPR. Tanggal 10 Mei menyampaikan biaya anggaran pembangunan sebesar 777 miliar,jumlah lantai menjadi 26 lantai setiap ruangan anggota maksimum 6 meter pesegi.
Daratan papua sudah terbela-belah, memisahkan dari daerah lain menjadi daerah baru atau pemekaran merajalela. Dari situlah Pegunungan Bintang terlahir untuk menjadi sebuah kabupaten baru. Atas kerja keras dari seluruh komponen masyarakat Pegunungan Bintang, bisa diberikan kebebasan dari kabupaten induk yaitu kabupaten Jayawijaya untuk mengatur pemerintahaanya sendiri atau diberikan kabupaten pemekaran. Umur Kabupaten Pegunungan Bintang yang ke -8 telah masyarakat merayakan dengan gembira, sukaria dengan mengorbankan tenaga, keringat, bahkan mengorbankan harta kekayaannya, demi merayakan hari ulangtahun kabupaten yang ke 8 ini yang jatuh pada tanggal 5 mei setiap tahun. Memaknai kehadiran kabupaten disetiap kalangan pasti sudah direfleksi, lebih pada setiap dinas-dinas terkait atas keberhasilan dan kekurang yang telah dilalui.
Mahasiswa KOMAPO juga merefleksi kehadiran kabupaten, dan memaknai hari ulang tahun kabupaten yang ke-8 ini. Diskusi tersebut diselenggarakan pada tanggal 14 mei 2011 di ruang kuliah K/20 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lantai 2 pukul 09.00. Diskusi tersebut hadirpula Bapak Markus Ningmabin dan Bapak Gerald Bidana dan sekaligus menyampaikan materi diskusi atau membuka wacana diskusi. Bapak Markus Ningmabin selaku senioritas dan sudah lama di Oksibil ketika pemekaran kabupaten Pegunungan Bintang diberikan oleh pemerintah Provinsi Papua. Sehingga semua proses perkembangan pembangunan, kelancaran administarsi pemerintahan, kinerja pemerintah, serta tanggapan masyarakat terhadap kinerja pemerintahaan Welington L. Wenda selama 8 tahun yang sudah lewat ini. Para mahasiswa KOMAPO yang hadir di ruangan tersebut sekitar 20-an orang. Merekan tampak wajah dengan penuh gembira, kesedihan, rasa kemarahan, bahkan kekecewaanpun terjadi pada pagi hari itu, ketika Bapak markus menyampaikan seputar perkembangan pembangunan Kabupaten Pegunungan Bintang.
Dalam penyampaiannya Bapak Markus menyampaikan atau menceritakan tentang sejumlah pandangan mengenai perkembangan kabupaten pegunungan Bintang. Disana banyak perubahaan yang terjadi begitupula banyak kekurangan, kekuranganpun tumbuh subur diantara proses pembangunan fisik. Bapak Markus mengatakan “ proses pembangunan telah berjalan, dan cukup banyak terjadi perubahan terutama perubahan fisik. Baik itu perumahan masyarkat, para pegawai, serta perumahaan anggota dewan dll. Selain itu kelebihan lain pemerintaah wellington periode pertama adalah langka menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu terobosan yang diambil oleh pemerintah adalah mengirim anak-anak ke luar Papua untuk belajar dan sekaligus dibiayai dari pemerintah kabupaten. Program-progaram pemerintah lebih khusus di bidang pendidikan diantaranya adalah program matrikulasi (penyesuaian), yang dilakukan oleh pemerintah dengan USD. Dalam kesepakatan yang diambil oleh pihak USD dengan pemerintah (MOU) selama lima kali anggkatan (periode)”
Lebih lanjut Ia menjelaskan “ membuka jalan untuk dapat akses ke luar (luar Pegunungan Bintang) untuk dikenal. Misalnya kerja sama dengan istitusi-institusi di berbagai kota study. Dan berbagai terobosan yang sedang dan sudah dibangun oleh kepemimpinan Welington Wenda. Dilain sisi kita patut menyoroti (mengoreksi) atas beberapa kelemahan selama kepemimpinan bupati Welington Wenda. Kelemahan tersebut diantaranya: kurang harmonisnya hubungan kewenangan anatara legislative (DPR) dan eksekutif (Bupati), akibatnya tidak ada patokan (perda) dalam pengambilan kebijakan daerah, akibatnya menciptakan moral masyarakat yang jelek, seperti berjudi, malas (proposal), banyak terjadi tindakan kriminalits. Selain itu, terkesan para pejabat baik politisi (legislatif) eksekekutif mencari keuntungan (banyak manipulasi, tidak ditempat menjalankan kewenagnanya khususnya pimpinan SKPD). Itulah sejumalah pionir dan perkembangan kinerja pemerintahaan Welington Wenda masa periode pertama.
Bagaimana proses pembangunan yang sedang dan akan terjadi pada periode kepemimpinan Welington Wenda tahap II (2011-2015)? Pertanyaan yang patut kita analisis dan memberikan penilaian sekaligus memberikan masukan kepada pemerintahaan Wellington Wenda dengan dasar beberapa kelemahan yang disebutkan diatas. Lagian ketika terpilih kembali lagi siap maju sebagai calon gubernur bila lolos perifikasi dan telah mendaftar. Bagaimana jika bapak Welington diangkat menjadi gubernur? Berikut cuplikan yang disampaikan oleh Bapak Markus Ningmabin “ sebagai matan Bupati beliau pasti akan memperhatikan kepada masyarakat Pegunungan Bintang, namun tidak semua kemungkinan besar orang-orang terdekat saja yang diperhatikan” katanya. Untuk mengisi kursi bupati dan merombak kabinetnya, ada undang-undang yang mengatur tentang itu. Ia menjelaskan jika nantinya bupati lolos perifikasi dan memenagi kursi Gubernur, maka wakil bupati yang akan menjadi Bupati. Lalu bagaiman dengan posisi wakil bupati, pasilah yang mengisi kekosongan tersebut adalah patai politik yang memengai pada urutan ke dua, yaitu bapak Costan Oktemka, namun disini menjadi tanda Tanya adalah apakah Costan Oktemka dari Partai politik atau dari indevenden. Jika dari indevenden, maka lebih jauh lagi dipertanyakan bahwa apakah partai indivenden itu sudah terdaftar di kementrian Hukum dan Ham RI? Jika partai yang berada pada posisi kedua tidak memenuhi aturan maka yang menjadi wakil bupati adalah partai yang memenangi urutan ke tiga”ucapnya.
Menegkok ke KOMAPO Bapak Markus mengatakan “ sebagai pribadi yang diperhitungkan “diri sendiri” dan pemerintah pastilah memposisikan diri dan tekun belajar untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Sebagai bagian dari anggota KOMAPO sebagai wadah belajar untuk berkiprah di lapangan nanti. Pastilah semua sudah direncanakan saya sebagai warga KOMAPO apa yang saya harus lakukan, dan apa yang saya harus dipersiapkan. Jika ada persoalan dengan anggota KOMAPO dan KOMAPO, sebaiknya diselesaikan dengan mekanisme organisasi karena ada dalam wadah KOMAPO sebagai organisasi terpelajar yang sedang belajar” ucap bapak Markus Ningmabin. Dalam rapat tersebut hadir pula Bapak Gerald Bidana, ia menyoroti kepada badan pengurus KOMAPO, agar mereka betul-betul bekerja, jangan Anda santai-santai kos-kosan. Sudah dipercayakan dari anggota KOMAPO untuk memimpin dan mereka. Dengan demikian sebagai sekjen dan wakil sekjen segera difungsikan agar organisasi ini bisa berjalan dengan baik” tuturnya.
Akhir kata “bertanyalah kepada diri sendiri SIAPA SAYA’’? merupakan pertanyaan yang tidak mudah dijawab, namun penting ada upaya untuk menjawab,karena dengan mengetahui sebagian diri kita, dapat mengetahui hak dan kewajiban kita….disitulah pintu menuju cita-cita hidup” bapak Markus dalam catatan tertulisnya. (Frans/Admin).

Bermukim di Pinggir Kota

DI PEGUNUNGAN BINTANG : GURU SD ALDOM MENINGGALKAN TUGAS SELAMA EMPAT TAHUN

FX Kasipmabin*

Seorang guru yang professional perluh mengenal dan menerapkan pendekatan-pendekatan yang baik sesui dengan ketentuan yang disepakati bersama baik pihak pengelola sekolah, para pendidik, dan para pembelajar. Dalam pendekatan yang diterapkan di kelas perluh dilihat dengan baik, pendekatan seperti apa yang menangani kasus-kasus yang kerapkali terjadi di kelas. Dengan mengetahui pendekatan yang sesuai, otomatis akan meredupkan pokok masalah yang dianggap berat.
Persoalan kelas sangat penting untuk dibicarakan oleh para pendidik. Kelas seringkali terjadi beban berat bagi para guru, sehingga terjadi frustasi,mengeluh, akibat tidak kondusifnya situasi kelas. Trategi atau manajemen kelas perluh diterapkan dan ditegakan ketika situasi tersebut terjadi. Ketika seorang guru dengan senang mengajar, interaksi siswa dengan guru lancar adalah modal utama kesuksesan bagi suatu kelas. Setiap mata pelajaran diberikan oleh guru mata pelajaran akan mengalir dengan sendirinya, itu semua didukung oleh kedua bela pihak yaitu pembelajar dengan pendidik. Dengan demikian harapan semua kalangan baik orang tua, pengelola sekolah,guru mata pelajaran, murid dan juga praktisi sekolah dapat tercapai. Perluh diketahui oleh semua kalangan pendidik baik pendidik dalam pendidikan formal maupun non formal, beberapa pendekatan yang perluh dipegang antara lain pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan buku masak dan pendekatan intruksional. Berikut penjelasan singkat menyangkut pendekatan-pendekatan tersebut.

PENDEKATAN BELAJAR KELAS TIDAK OPTIMAL

FX Kasipmabin*

Seorang guru yang professional perluh mengenal dan menerapkan pendekatan-pendekatan yang baik sesui dengan ketentuan yang disepakati bersama baik pihak pengelola sekolah, para pendidik, dan para pembelajar. Dalam pendekatan yang diterapkan di kelas perluh dilihat dengan baik, pendekatan seperti apa yang menangani kasus-kasus yang kerapkali terjadi di kelas. Dengan mengetahui pendekatan yang sesuai, otomatis akan meredupkan pokok masalah yang dianggap berat.
Persoalan kelas sangat penting untuk dibicarakan oleh para pendidik. Kelas seringkali terjadi beban berat bagi para guru, sehingga terjadi frustasi,mengeluh, akibat tidak kondusifnya situasi kelas. Trategi atau manajemen kelas perluh diterapkan dan ditegakan ketika situasi tersebut terjadi. Ketika seorang guru dengan senang mengajar, interaksi siswa dengan guru lancar adalah modal utama kesuksesan bagi suatu kelas. Setiap mata pelajaran diberikan oleh guru mata pelajaran akan mengalir dengan sendirinya, itu semua didukung oleh kedua bela pihak yaitu pembelajar dengan pendidik. Dengan demikian harapan semua kalangan baik orang tua, pengelola sekolah,guru mata pelajaran, murid dan juga praktisi sekolah dapat tercapai. Perluh diketahui oleh semua kalangan pendidik baik pendidik dalam pendidikan formal maupun non formal, beberapa pendekatan yang perluh dipegang antara lain pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan buku masak dan pendekatan intruksional. Berikut penjelasan singkat menyangkut pendekatan-pendekatan tersebut.

MENEMUI SORANG RAJA DI HUTAN BELANTARA

Oleh FX Kasipmabin*



Memasuki liburan panjang pada bulan juni-juli dan agustus,ketika itu teman-teman bangku kuliah saya hendak berlibur ke daerah masing-masing. Teman-teman yang datang dari luar pulau jawa selama ini kuliah di tanah jawa khususnya Yogyakarta berkemas-kemas untuk meninggalkan kota Yogyakarta dalam beberapa bulan saja. Selama dua tahun saya pulang balik diantara kos dengan kampus yang menguras otak dan dompet kantong yang isinya berupa koin karat yang ditipkan oleh pemerintah Pegunungan Bintang. Memasuki liburan panjang tepatnya pada hari esok,teman-teman angkatan saya pergi ke papua tanpa ada informasi yang menitipkan lewat HP dan atau lewat teman.
Satu minggu kemudian sayapun meninggalkan kota Yogyakarta dengan pesawat Laion Air yang menerbangkan saya ke tempat dimana dua tahun lalu saya telah meninggalkannya. Tidak terasa saya tiba di gubuk yang dulu saya bangun dan tinggal bersama teman-teman SMA saya. Dua hari telah lewat bersama gubuk tua yang saya bangun tiga tahun yang lalu. Saya pun bergemas untuk meninggalkan kota untuk pergi ke kampong halaman bersama beberapa bapa-bapa yang hendak berangkat ke kampong ketika itu mereka libur ke kota. Pada pukul dua siang saya tiba di kampong menemui kedua orang tua ku. Sayapun menceritakan pengalaman saya ketika study di kota selama mengenjam pendidikan.

Ada apa di balik WENGDING??

FX Kasipmabin Wengding adaalah suatu rangkaian kalimat yang memuat dua suku kata yang memiliki arti tersendiri. Kata weng ding berasal dari bahasa Ngalum (bahasa Ngalum adalah salah satu bahasa yang digunakan oleh penduduk suku Ngalum di wilayah pedalaman Aplim Apom Kabupaten Pegunungan Bintang), terdiri atas Weng: Informasih, Ding: diatas,bagian atas . Jadi, Wengding artinya Informasih yang sangat penting. Dari sudut pandang proses penyampaian informasih Wengding diartikan sebagai suatu teknik penyampaian informasih terhangat dan penting sesuai kebutuhan di kampung.

COOPERATIVE LEARNING & MUTU SEKOLAH

Oleh FX Kasipmabin

Perkembangan teknologi berpengaruh pada perkembangan pendidikan suatu bangsa. Dengan adanya teknologi, memacu setiap sekolah dan perguruan tinggi di berbagai belahan dunia telah berupaya untuk memahami secara ilmiah dan melakukan yang terbaik bagi Negara dan bagsanya untuk mencapai suatu alternative yang efektif sebagaimana mestinya yang diharapkan oleh seluruh lapisan masyarakat dunia. Dengan demikian setiap Negara berlomba-lomba menerapkan suatu metode pembelajaran yang baik, penemuan baru sesuai dengan kebutuhan pasar global. Tuntutan pasar global yang harus dipenuhi, maka sekarang ini cooperative learning dapat atau telah diperaktekan diberbagai macam sekolah di seluruh dunia, yang meliputi semua jenjang pendidikan baik TK,SD, SMP, SMA, perguruan tinggi. Dan juga, telah terbukti efektif dan mennyenangkan untuk mencapai perestasi didik dalam pendidikan non formal peserta kursus, diskusi, lokakarya, seminar, dan berbagai kegiatan lainnya. Metode-metode yang baik sesiuai dengan kebutuhan sisiwa/wi ini telah digunakan untuk semua mata pelajaran atau bidang studi.

MENGUTAMAKAN PROBLEM BASED LEARNING

Dalam kehidupan kita dipengaruhi oleh sejumlah masalah. Masalah yang kerapkali timbul dalam didalam diri, kelompok, masyarakat, suku bangsa, dan tidak lain adalah Negara pun dihadapkan dengan berbagai macaam masalah. Dalam kehidupan sehari-hari masalah merupakan yang paling momok bagi kehidupan personal. Sering mengeluh karena dilanda permasalahan, baik permasalahan keluarga, masalah cinta, masalah jabatan, masalah pengetahuan, masalah dalam belajar akademik, maupun belajar mandiri sesuai dengan. Permasalahan pendidikan dalam hal pembelajaran sangat penting dibicarakan di berbagai akademisi di dunia. Masalah di dalam proses belajar dan mengajar di tanah papua pada umumnya dan pegunungan

PEGUNUNGAN BINTANG DALAM KEBIMBANGAN

Oleh Fransiskus Kasipmabin*

“Didalam masyarakat, mahasiswa berdiam maka banyak persoalan yang akan tumbuh subur”
Arnold Up 

Aplim Apom Dibawa Kemana?

Puluhan tahun yang lalu masyarakat Pegunungan Bintang merindukan suatu harapan akan suatu perubahan, harapan akan mengenal dunia luar, harapan akan mengenal pembangunan, harapan akan mengenal kesejahteraan ekonomi, kesehatan, harapan akan mengenal pendidikan bagi dirinya dan anaknya dan sejuta harapan yang dinantikan oleh masyarakat Ngalum, Kupel, Morop, Kambom, Kimki/Lepki. Harapan sejuta harapan itu mulai Nampak seketika diberikannya otonomi khusus bagi provinsi papua. Pada masa itu tidak banyak anak-anak asli pegunungan bintang (oksibil, Kiwirok, Apmisibil, Kupel) yang sekolah bahkan kuliah sekalipun. Beberapa anak daerah yang selesai sarjana dan bekerja di wamena ibukota jayawijaya adalah harapan mereka (masyarakat) untuk memberikan yang terbaik di tanahnya sendiri atau merekala yang menjadi tuan di atas tanahnya sendiri. Impian tersebut kini telah terwujud. Para intelektual pegununungan bintang (Oksibil, Apmisibil, Kiwirok) berupaya untuk mendorong agar dilakukannya pemekaran kabupaten baru berdasarkan UU tahun 2001 otonomi khusus bagi provinsi papua. Mereka mencetuskan sebuah nama kabupaten yang bernama “kabupaten pegunungan bintang” yang berasal dari bahasa daerah adalah Aplim Apom”. Mengapa mereka memberikan nama Pegunungan Bintang? Apa alasan yang mendasari sehingga memberikan Pg.Bintang. Kenapa tidak memberikan nama menggunakan bahasa daerah? Apa esensi dari sebuah nama kabupaten? Hal ini menjadi pembicaraan serius bagi generasi muda sekarang ini. Sejarah pemberian nama kabupaten belum didokumentasikan baik itu dalam tulisan atau foto dan lainnya, sehingga sulit untuk diangkat dan dibuplikasikan. Memang pelaku sejarah belum diwawancarai, sehingga tulisan ini penulis memberikan apa adanya. Nama kabupaten ini diicetuskan di wamewa pada tahun 2002 yang diketuai oleh Theo Opki (mantan ketua DPR) Pegunungan Bintang.

Senin, 23 April 2012

Tak Ada Timbangan Pas di Dunia

“Sok ambil aja tambahannya berapa, takut kiloannya nggak pas…” kata Mang Ahen, penjual sayuran di pasar, waktu Kabayan membeli lima kilo kentang pesanan Ambu, mertuanya. Kabayan bingung, “Lah, kan sudah dikilo barusan, Mang…” kata Kabayan. Mang Ahen tersenyum, “Pan saya sudah bilang, takut kiloannya nggak pas, jadi ambil aja lebihannya, terserah Kang Kabayan…” jawabnya.

Kabayan lalu memilih lima buah kentang dan menambahkannya ke dalam tumpukan kentang yang baru dibelinya itu, tapi ia lalu bertanya lagi karena penasaran. “Kenapa nggak Mang Ahen saja yang nambahin, kalau saya ngambil tambahannya kebanyakan, apa nggak takut rugi, Mang?” tanyanya. Mang Ahen tersenyum lagi, “Justru saya takut yang beli rugi Kang, kentang itu kan nggak terlalu bersih, di kulitnya kan masih nempel tanah, batu, atau kotoran lain yang nambahin beratnya. Sementara Akang kan beli kentang, nggak beli kotorannya…” jawab Mang Ahen. “Lagian Kang, kata Ajengan (ulama, guru ngaji), mengurangi timbangan itu dosa, dan kekurangannya bisa mengurangi pahala kita di akhirat nanti. Sementara pahala saya kan belum tentu banyak, jadi gawat kalo harus dikurangi lagi gara-gara timbangan yang nggak pas…“ tambahnya.

“Lah bukannya ini timbangan yang sudah dibuat pas oleh pabriknya, terus kan biasanya pemerintah sering menguji timbangan di pasar, apa masih pas atau sudah ngaco…” kata Kabayan lagi. “Ya memang ada tera ulang timbangan,” jawab Mang Ahen, “Tapi apa mereka bisa benar-benar menjamin timbangannya ini bener-bener pas? Terus kalaupun timbangannya bener, kan barang yang ditimbangnya tidak bisa saya jamin bersih dari tambahan lain yang tidak dibeli oleh pelanggan saya, kayak tanah di kentang, daun di wortel, kutu di beras, dan macem-macem…” sambungnya. “Lagian, kalo misalnya pemerintah yang menguji timbangan saya salah, atau jualan saya masih kotor, apa dosanya buat pemerintah atau petani yang menjualnya? Kan belum tentu. Jadi daripada dosanya ditanggung saya, mendingan pelanggan yang mengambil haknya…”

Kabayan bengong, “Apa nggak takut rugi Mang?” tanyanya lagi dengan takjub. Mang Ahen tersenyum lagi, “Apalah artinya kerugian yang tidak seberapa di dunia, daripada kerugian nanti di akhirat…” jawabnya. “Tapi saya juga jadi takut Mang, takut kebanyakan ngambil lebihnya, nanti malah mengurangi pahala saya yang juga nggak banyak…” kata Kabayan lagi. Mang Ahen lagi-lagi tersenyum, “Semakin banyak yang Akang ambil, Akang kan untung, paling nggak di dunia, dan lebihnya itu halal, karena saya ikhlas. Dan semakin banyak yang Akang ambil, semakin kecil kemungkinan pahala saya di akhirat dikurangi, kan begitu. Jadinya kita sama-sama untung, Akang minimal untung di dunia, dan saya untung di akhirat…” jawab Mang Ahen.

Kabayan mengangguk-angguk, setelah membayar harga kentang yang dibelinya, ia pamitan. Di jalan ia masih merenung, kok bisa ya ada penjual seperti itu. Andai saja semua penjual itu seperti Mang Ahen, pasti tidak ada pembeli yang merasa dirugikan. Waktu naik angkutan yang akan membawanya pulang ke Cibangkonol, Kabayan menceritakan kejadian itu pada Bi Mimin, pemilik warung di Cibangkonol yang kebetulan pulang belanja. Bi Mimin tertawa mendengar cerita Kabayan, “Maneh(kamu) mah nggak tau akal-akalan penjual sih Yan. Berapapun yang kamu ambil sebagai lebihnya, tetap saja tidak akan melebihi apa yang sudah diambilnya dengan mengakali timbangan. Ibaratnya, dia mengurangi satu ons timbangannya, dan kamu mengambil lebihnya hanya setengah ons, dia tetap saja masih untung, apalagi dia sudah bilang kentangnya kan nggak mungkin bersih…” kata Bi Mimin.

Kabayan bengong, ia nggak percaya dengan omongan Bi Mimin, “Ah, nggak mungkin Bi, orangnya jujur kok, ngapain ngomong begitu kalo dia curang mah, orang curang kan biasanya diam-diam…” kata Kabayan. Bi Mimin nyengir, “Kamu tuh polos pisan, itu namanya strategi jualan, supaya orang menganggapnya jujur, terus pada beli di situ semua. Di mana-mana, mana ada penjual yang mau rugi. Tuh liat contoh di mol, ada baju diskon 30 persen, tapi sebelumnya dia sudah menaikan dulu harga barangnya 40 persen. Pembelinya senang, padahal dia malah membeli sepuluh persen lebih mahal dari harga biasanya…” kata Bi Mimin

Ujian Nasional Cukup Dengan “Pernyataan Jujur” Saja ?

Sebelum ujian nasional berlangsung semua siswa diwajibkan menandatangani selembar “pernyataan jujur ” yang disiapkan oleh setiap sekolah penyelenggara ujian nasional tingkat SMP. Selain pernyataan yang ditandatangani sebelumnya, ketika ujian berlangsung semua siswa juga membuat pengakuan dalam lembar jawab komputer yang harus ditulis ” saya mengerjakan ujian dengan jujur”.

Fakta dilapangan, dampak dari pernyataan tersebut sebenarnya tidaklah berarti, karena banyak siswa masih berusaha meminta bantuan jawaban dari teman-temannya. Hanya karena pengaturan denah kode soal yang dikerjakan oleh semua siswa baru dapat diketahui ketika ujian berlangsung membuat banyak siswa merasa frustasi. Tidak bisa minta bantuan jawaban dari teman satu ruang . Bahkan bisa juga sekolah penyelenggara merasa was-was karena situasi tersebut. Khawatir siswa-siswinya tidak bisa lulus dalam ujian nasional.

Hari Buku

By Abbel Simbolon-Kita tentu sudah tahu bagaimana menentukan sebuah negara atau kebudayaan suatu bangsa sudah memasuki masa sejarah. Peralihan dari prasejarah (nir: tidak, Leka: tulisan) ke sejarah ditandai dengan adanya tulisan. Bangsa Indonesia telah memasuki masa sejarah ketika ditemukan prasasti di sekitar sungai Mahakam, Kalimantan Timur pada saat berdirinya Kerajaan Kutai (sekitar abad ke-5). Di prasasti itu tertulis bahwa Raja Mulawarman pernah memberi sedekah kepada Pendeta Brahmana 20.000 ekor sapi (sebagian teks dari prasasti). (Lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Mulawarman). Dan masih banyak lagi kemudian, tulisan-tulisan yang mendukung bahwa Indonesia sudah mengakhiri masa prasejarah.

Nasionalisme yang (Hampir) Terkoyak

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu…….

Syair diatas adalah sepenggal dari nyanyian Indonesia Raya, yang telah diciptakan dari seoarang WR Supratman sebagai sebuah seruan,keteguhan sikap dari anak bangsa disemua pelosok untuk bersatu demi Indonesia. Sampai hari ini lagu tersebut akan tetap terdengarkan, tidak terkecuali di ajang Sepak Bola sekalipun.

Krupuk Ubi: Produk Asli Masyarakat Nuu War

Mereka menyebutnya kerupuk. Tetapi jangan membayangkan kerupuk yang biasa Anda makan. Kerupuk hasil produksi asli masyarakat suku Abun Kabupaten Sorong, Nuu Waar (Irian Jaya Barat) ini tidak terbuat dari tepung, tetapi berbahan dari ubi.

Kerupuk ubi, begitu mereka menamakan makanan ringan ini. Buat saya, kerupuk ini lebih mirip keripik pedas. Apapun namanya, makanan ini benar enak. Buat saya, jauh lebih enak keripik-keripik yang banyak dijual di jalan dengan menggunakan mobil itu. Ada rasa manis dan pedas. Terlebih lagi, kerupuk ubi suku Abun Sorong ini nggak pake level-level. Sebab, makanan ringan bukanlah multi level marketing (MLM) yang memakai sistem level, atau bukan kursus musik atau bahasa Inggris, dan bukan

Mari Kita Dukung Penghapusan Subsidi BBM!

Persoalan subsidi BBM ini sudah terlalu lama menggantung, seperti badai petir yang mengancam. Antara dikurangi sedikit atau banyak, dikhususkan untuk masyarakat miskin atau melarat, bulan ini atau bulan depan, tak ada kepastian. Beragam spekulasi membuat duduk permasalahannya menjadi tak jelas lagi, dan cenderung menimbulkan ketidakpastian dalam perekonomian.

Tak kurang banyaknya politisi petualang di negara ini, yang dengan kepiawaiannya meramu isu BBM menjadi komodititas politik. Informasi terakhir, pemerintah akan membatasi pasokan BBM ke SPBU, untuk menghemat 40 juta kilo liter, demi mengamankan neraca APBN-P. Kebijakan itu pasti akan membuat SPBU buka /tutup kehabisan stok. Situasi yang akan menyusul adalah antrian panjang kenderaan di sekitar SPBU. Siang-malam, dari pagi hingga sore, berbaris-baris. BBM murah tapi langka. Jika tak mau ikut antri, silakan membeli BBM di pasar gelap seharga Rp. 25.000.-/liternya.

Itu situasi yang sulit. Rawan kerusuhan!

Oleh karena itu marilah kita bantu pemerintah mengambil keputusan. Daripada berlama-lama dalam ketidakpastian, hapuskan saja subsidi BBM itu. Biarkan harga BBM berfluktuasi mengikuti harga minyak dunia. Perekonomian Bangsa Indonesia tidak akan bangkrut. Toh, sebenarnya harga itulah yang dibayar masyarakat lewat pajak di sisi lainnya.

Dengan dihapuskannya subsidi BBM, maka perekonomian masyarakat akan bergerak pada realitas semestinya. Tak ada lagi distorsi pasar, kontradiksi-kontradiksi tarif angkutan, harga jual produk apa pun akan memiliki nilai pasti. Adapaun permintaan masyarakat agar pemerintah lebih serius memberantas korupsi, itu biarlah urusan pemerintah. Sudah sepatutnya komoditas primer seperti BBM ini dibebaskan dari pengaruh politik. Hukuman bagi politisi yang tidak serius menjalankan tugasnya adalah pada pemilu nanti, lewati gambarnya!

Penghapusan subsidi BBM akan menjamin pasokan selalu lancar. Tak diperlukan lagi monopoli perdagangan oleh Petamina. Sebagai BUMN,Pertamina silakan jalan terus sebagaimana Bulog. Semua orang bebas mengimpor BBM dan menjualnya kepada masyarakat luas. Sehingga ada jaminan tidak terjadi kelangkaan. Kondisi seperti itu lebih menjamin kepastian dalam perekonomian.

Untuk sekarang ini harga bensin di pasaran dunia kira-kira Rp. 8.000.-/liter, dan solar lebih murah sedikit. Harga itu beda tipis dari rencana pemerintah yang dibatalkan itu, yang memicu munculnya opsi pembatasan pasokan. Lebih jauh lagi, pembatasan BBM itu akan mempengaruhi hidup-mati mesin PLTD, sehingga PLN kembali memberlakukan kebijakan pemadaman listrik bergilir.

Sungguh buruk akibat lanjutan dari pembatasan pasokan ini, hanya karena persoalan besar-kecilnya subsidi BBM, kota-kota menjadi gelap gulita, seolah-olah kembali ke peradaban lampau. Sudah waktunya Masyarakat Indonesia membangun kepercayaan diri dengan tampil sedikit gagah. Dengan harga bensin Rp. 8000.-/liter, kita tidak akan lumpuh. Malahan dengan harga itu perekonomian masyarakat akan semakin kuat, semakin realistis, semakin efisien, semakin bersaing.

Itu adalah harga yang menantang.

Mari, kita taklukkan!
Keberhasilan Alex Noerdin di Jakabaring



Alex Noerdin bisa dikatakan sebagai orang di balik keberhasil kawasan kota olahraga Jakabaring, menjadi sportcity berkelas dunia. Sebagai Gubernur Sumatera Selatan, Alex menjawab cibiran orang yang pesimistis pembangunan tidak akan mulus. Dia membuktikan, Jakabaring megah hanya dalam waktu 11 bulan.

Atas keberhasilannya itu, Alex meraih penghargaan “The Best Regional Leader Of The Year 2011″ yang dianugerahkan sebuah perusahaan marketing “Markplus Inc.” Alex dinilai berhasil menggelar pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara SEA Games 2011.

Gubernur Sumatera Selatan berandil besar pada kesuksesan penyelenggaraan pesta olehraga yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali itu.

Mengutip omongan salah seorang pendiri Markplus Inc, Hermawan Kertajaya, Alex Noerdin memiliki pemikiran yang inovatif, kreatif dan terobosan untuk mewujudkan kemajuan suatu daerah menyelenggarakan pesta olahraga tingkat internasional.

Awalnya memang ada sejumlah kalangan yang merasa pesimistis terhadap kesuksesan Sumatera Selatan menjadi tuan rumah pesta olahraga antarnegara se-Asia Tenggara tersebut, karena belum memiliki pengalaman dan minim infrastruktur. “Tapi kami punya modal tekad dan semangat untuk berhasil,” ujar Alex.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menjadikan penyelenggaraan SEA Games 2011, sebagai sarana untuk memperkenalkan Sumatera Selatan kepada dunia internasional dalam upaya meningkatkan pariwisata.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membangun fasilitas olahraga bertaraf internasional di atas lahan tanah seluas 325 hektar terdiri dari 22 tempat pertandingan olahraga.

Alex Noerdin yang juga bakal calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Nono Sampono teurs berupaya mendatangkan investor guna membangun infrastuktur rel kereta api “double track” sepanjang 170 kilometer dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tanjung Api-Api dan ruas jalan tol yang merupakan bagian dari 1980 KM Trans Sumatera Highway yang akan pararel dengan Trans Sumatera Railway. Nilai infrastruktur untuk membangun SEA Games bernilai lebih dari Rp4 Triliun, namun hanya 8 persen yang berasal dari APBD Sumsel.

Dengan pencapaian ini, investor semakin percaya untuk berinvestasi di Sumsel. Hal itu ditandai dengan dua negara yang sudah siap membiayai pembangunan jalan tol trans Sumatera sepanjang 1.980 kilometer yang akan menghubungkan koridor Jawa dan Sumatera.

Alangkah baiknya jika kesuksesan itu juga terjadi di Jakarta. Sudah selayaknya Alex melanjutkan pembangunan di Ibukota. Saat ini sarana olahraga di Jakarta kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak gelanggang olahraga yang tak terurus. Selama ini GOR seperti sudah lama terlupakan, menjadi tidak terawat, sepi, dan menyeramkan. Padahal dulu GOR merupakan tempat olahraga yang menjadi primadona bagi kaum muda di Jakarta.

Sejak didirikan pada zaman Gubernur Ali Sadikin tahun 1973, sampai sekarang sebagian besar GOR belum direhabilitasi. Fungsi GOR bukan hanya untuk peningkatan pembinaan atlet, namun jga sebagai sarana masyarakat meningkatkan bakatnya.

Jakarta memang membutuhkan figur pemimpin yang dapat mengangkat citra Ibukota lebih dihargai. Sebab Jakarta adalah wajah etalase, jendala depan dari Republik Indonesia. Pemimpin yang telah teruji berpegalaman memajukan daerahnya pantas menduduki jabatan DKI 1.

Anarkisme Gerakan Moral : Menguak Fakta Tanpa Klaim Kebenaran

“Usul ditolak tanpa ditimbang suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan dituduh subversif dan mengganggu keamanan maka hanya ada satu kata: lawan!”. …

Sepertinya sangat kontradiksi memang bila berbicara dalam perspektif gerakan moral dan anarkisme. Anarkisme yang diidentifikasikan dengan unsur ke negatifannya (atau dengan suatu pinsip yang berhubungan dengan hal-hal yang bernuansa destruktif, chaotic, dan ketidakteraturan atau disorder) membuat semua orang takut akan segala dampaknya. Bahkan anarkisme diposisikan berseberangan dengan demokrasi. Padahal kita tidak tahu secara pasti apa yang disebut dengan paham anarkisme itu. Baik dalam perspektif ideologi maupun sejarahnya.

Waspadai Agen Penyakit PAUD

The golden age, berada pada interval usia 1-4 tahun (fase pertama), 5-10 tahun (fase kedua). Kedua fase ini ter-komposit dalam PAUD KOBER. Parameter tumbuhkembang anak bermula dari sini. Ia mampu membingkai prediktor serupa apa status kesehatan dan kesakitannya 15, 20, 50 bahkan 70 tahun akan datang. Termasuk faktor risiko terhadap kematiannya.



kiatsehat.com

“Tumbuhkembangnya” PAUD menyita perhatian penulis untuk mempersoalkannya, diawali hal ringan saja bahwa PAUD telah sanggup ‘memperdayai’ perilaku anak untuk dipaksa meninggalkan perilaku alaminya yang terlekat rasa ingin bermain mulai bangun sampai tertidur. Fase anak kecil memang naturalnya bertajuk seperti ini: Bangun Tidur-Main-Tidur lagi.Artifak bentukan perilaku yang sanggup mengencangkan speed kognitif -sampai kini belum ada riset behavior perbedaan mentalitas anak PAUD dengan non PAUD- dan menstimulasi logika ringan-ringan saja dari seorang anak kecil .

Apakah PAUD berkontribusi baik atau buruk terhadap masa depan anak?. Belum ada jawaban pasti terhadap pertanyaan ini…! So, masihlah mengendapkan sebuah tanda tanya besar. Analisa penulis, seorang anak yang di-PAUD-kan suatu saat jika ia remaja, ia akan menjumput satu per satu perilaku anak-anaknya yang sempat terlewatkan.

Apapun itu, PAUD pelan tapi pasti akan menjadi sebuah peradaban pendidikan -pemerintah/swasta- di negeri ini. Ah…jika ingin safe, maka kita berkiblat kepada Teori Psikoanalisa (Nasib manusia tiada yang bisa menentukan) termasuk nasib anak Anda. Ahay, tak boleh begitu saja, sebab bisa dibenturkan dengan dahsyatnya Teori Humanistik: manusia mau baik ataukah buruk, manusia itu sendiri yang memilihnya.…. Bingung euy….!!!

Jangan remeh-temehkan agen penyakit di PAUD

Wahai ibu-ibu dan ayah-ayah di Kompasiana, seksamalah dalam memilih PAUD. Bukankah PAUD adalah ‘kolektor’ anak-anak kecil, di tempat ini terjadi interaksi anak, interaksi dengan lingkungan yang meliputi peralatan permainan, peralatan makan dan minum dan seterusnya?.

Ibu sayang kepada anak-anak, bukan?. Coba perhatikan sarana di PAUD kita, kesannya sedikit amatiran. Mendirikan PAUD untuk economic need belaka. Tak jarang kulihat sepetak rumah tempat tinggal ‘dipaksakan’ menjadi sebuah gedung PAUD.

Perlukah penulis ungkapkan bagaimana cemasnya Anda ketika mulut anak Anda hadir bercak putih?. Lidahnya pun turut ‘keputihan’ nan bau. Jangan heran jika anak tiba-tiba demam, bahkan tinggi sekali suhu tubuhnya. Apakah ibu belum menyadari bahwa ini ulah dari sang pembuat demam yang bernama rubeola?. Belum lagi dermatitis, scabies, ISPA, infeksi usus yang dimotori pluralnya jenis cemilan anak yang tak sempat terpantau oleh pengelola dan staf di PAUD.

Saya takkan berlama-lama di sini membahas kronologi biomedisnya, namun penulis hanya menyayangkan kepada pengelola PAUD dengan mudahnya mendirikan PAUD tetapi tak dilengkapi Tim Medis. (minilmal kerjasama dengan sebuah klinik, red). Buat saya, ini adalah persyaratan absolut sebuah institusi pendidikan bernama PAUD. Tanpa berkiblat ke negeri China-pun, unit pelayanan kesehatan di PAUD wajib diadakan guna monitoring berkala kesehatan setiap anak.

Buat saya lagi, PAUD bukan sebatas Kelompok Bermain (KOBER), bukan pula sekedar ‘menitipkan’ anak, juga bukan semisal ‘rumah kedua’ dari sang anak. Namun, jauh dari itu. Kesehatan anak adalah hak mereka, dan saya jadi ketakutan jika suatu saat PAUD justru tersulap menjadi miniatur rumah sakit yang memantik infeksi nosokomial, antar anak bermanifesto agen penyakit menular (generatif).



Anak-anak kita adalah makhluk latah, kitalah yang sangat wajib bertindak bijaksana agar tidak terjerembab sebuah bisnis yang melemahkan kesehatan anak. Dirikanlah sebuah PAUD yang menyediakan sarana kesehatan anak.

Orangtuapun wajib selektif dalam memilih PAUD. Tanpa sadar, sesungguhnya anak-anak Anda adalah masa depan Indonesia. Ikhlaskah bangsa Indonesia akan datang disasaki oleh generasi lemah fisik akibat seringnya terserang penyakit di masa kecil?. Jangan katakan lagi, menghadirkan anak di PAUD agar cerdas, tapi lupa bahwa anak ‘diserahkan’ ke PAUD juga untuk kesehatan mereka. Jadi jangan sembarangan. PAUDkan anak Anda untuk menyehatkannya, bukan malah dikeroyok bakteri-bakteri, dikepung virus dan diberondong mikroba-mikroba yang disebabkan minimnya atensi pengelola PAUD akan sebuah fasilitas kesehatan dan ketiadaan tim medikal…!!!^^^

Tak Ada Timbangan Pas di Dunia

“Sok ambil aja tambahannya berapa, takut kiloannya nggak pas…” kata Mang Ahen, penjual sayuran di pasar, waktu Kabayan membeli lima kilo kentang pesanan Ambu, mertuanya. Kabayan bingung, “Lah, kan sudah dikilo barusan, Mang…” kata Kabayan. Mang Ahen tersenyum, “Pan saya sudah bilang, takut kiloannya nggak pas, jadi ambil aja lebihannya, terserah Kang Kabayan…” jawabnya.

Kabayan lalu memilih lima buah kentang dan menambahkannya ke dalam tumpukan kentang yang baru dibelinya itu, tapi ia lalu bertanya lagi karena penasaran. “Kenapa nggak Mang Ahen saja yang nambahin, kalau saya ngambil tambahannya kebanyakan, apa nggak takut rugi, Mang?” tanyanya. Mang Ahen tersenyum lagi, “Justru saya takut yang beli rugi Kang, kentang itu kan nggak terlalu bersih, di kulitnya kan masih nempel tanah, batu, atau kotoran lain yang nambahin beratnya. Sementara Akang kan beli kentang, nggak beli kotorannya…” jawab Mang Ahen. “Lagian Kang, kata Ajengan (ulama, guru ngaji), mengurangi timbangan itu dosa, dan kekurangannya bisa mengurangi pahala kita di akhirat nanti. Sementara pahala saya kan belum tentu banyak, jadi gawat kalo harus dikurangi lagi gara-gara timbangan yang nggak pas…“ tambahnya.

“Lah bukannya ini timbangan yang sudah dibuat pas oleh pabriknya, terus kan biasanya pemerintah sering menguji timbangan di pasar, apa masih pas atau sudah ngaco…” kata Kabayan lagi. “Ya memang ada tera ulang timbangan,” jawab Mang Ahen, “Tapi apa mereka bisa benar-benar menjamin timbangannya ini bener-bener pas? Terus kalaupun timbangannya bener, kan barang yang ditimbangnya tidak bisa saya jamin bersih dari tambahan lain yang tidak dibeli oleh pelanggan saya, kayak tanah di kentang, daun di wortel, kutu di beras, dan macem-macem…” sambungnya. “Lagian, kalo misalnya pemerintah yang menguji timbangan saya salah, atau jualan saya masih kotor, apa dosanya buat pemerintah atau petani yang menjualnya? Kan belum tentu. Jadi daripada dosanya ditanggung saya, mendingan pelanggan yang mengambil haknya…”

Kabayan bengong, “Apa nggak takut rugi Mang?” tanyanya lagi dengan takjub. Mang Ahen tersenyum lagi, “Apalah artinya kerugian yang tidak seberapa di dunia, daripada kerugian nanti di akhirat…” jawabnya. “Tapi saya juga jadi takut Mang, takut kebanyakan ngambil lebihnya, nanti malah mengurangi pahala saya yang juga nggak banyak…” kata Kabayan lagi. Mang Ahen lagi-lagi tersenyum, “Semakin banyak yang Akang ambil, Akang kan untung, paling nggak di dunia, dan lebihnya itu halal, karena saya ikhlas. Dan semakin banyak yang Akang ambil, semakin kecil kemungkinan pahala saya di akhirat dikurangi, kan begitu. Jadinya kita sama-sama untung, Akang minimal untung di dunia, dan saya untung di akhirat…” jawab Mang Ahen.

Kabayan mengangguk-angguk, setelah membayar harga kentang yang dibelinya, ia pamitan. Di jalan ia masih merenung, kok bisa ya ada penjual seperti itu. Andai saja semua penjual itu seperti Mang Ahen, pasti tidak ada pembeli yang merasa dirugikan. Waktu naik angkutan yang akan membawanya pulang ke Cibangkonol, Kabayan menceritakan kejadian itu pada Bi Mimin, pemilik warung di Cibangkonol yang kebetulan pulang belanja. Bi Mimin tertawa mendengar cerita Kabayan, “Maneh(kamu) mah nggak tau akal-akalan penjual sih Yan. Berapapun yang kamu ambil sebagai lebihnya, tetap saja tidak akan melebihi apa yang sudah diambilnya dengan mengakali timbangan. Ibaratnya, dia mengurangi satu ons timbangannya, dan kamu mengambil lebihnya hanya setengah ons, dia tetap saja masih untung, apalagi dia sudah bilang kentangnya kan nggak mungkin bersih…” kata Bi Mimin.

Kabayan bengong, ia nggak percaya dengan omongan Bi Mimin, “Ah, nggak mungkin Bi, orangnya jujur kok, ngapain ngomong begitu kalo dia curang mah, orang curang kan biasanya diam-diam…” kata Kabayan. Bi Mimin nyengir, “Kamu tuh polos pisan, itu namanya strategi jualan, supaya orang menganggapnya jujur, terus pada beli di situ semua. Di mana-mana, mana ada penjual yang mau rugi. Tuh liat contoh di mol, ada baju diskon 30 persen, tapi sebelumnya dia sudah menaikan dulu harga barangnya 40 persen. Pembelinya senang, padahal dia malah membeli sepuluh persen lebih mahal dari harga biasanya…” kata Bi Mimin.

Kabayan mengangguk-angguk. Soal penjual seperti Mang Ahen tadi, Kabayan nggak mau buruk sangka, ia berdoa supaya Mang Ahen bener-bener jujur, apalagi dia bawa-bawa nama ajengan dan ajaran agama. Ia setuju bahwa di dunia ini nggak ada timbangan yang pas, kecuali timbangan di akhirat nanti. Yaah, kalaupun Mang Ahen –misalnya—nggak jujur, biar saja dia rugi di dunia, kan nanti di akhirat dia yang untung… eh, yang untung si Ambu ding, soalnya yang beli kentang itu si Ambu, bukan dia…. Ini yang gawat, di dunia nggak dapet apa-apa kalo timbangannya kurang, yang ada malah diomelin si Ambu, dan di akhirat juga belum tentu… haduh!

Jumat, 20 April 2012

LPM KOMAPO PEGUNUNGAN BINTANG -PAPUA

SUARA PEMBEBASAN KRITIS MASYARAKAT TERTINDAS

Sekretariat Jalan STM Pembangunan, Gg Bromo No 18 B Depok Sleman Yogyakarta

Sejarah Pers Mahasiswa di Indonesia

Sejarah pers mahasiswa di Indonesia bisa dibilang sama tuanya dengan sejarah gerakan mahasiswa itu sendiri. Pers mahasiswa didefinisikan sebagai pers yang dikelola mahasiswa. Namun rumusan ini memang kurang spesifik, karena ada berbagai macam pers mahasiswa.
Didik Supriyanto membedakan dua jenis pers mahasiswa. Pertama, pers mahasiswa yang diterbitkan oleh mahasiswa di tingkat fakultas atau jurusan. Penerbitan ini biasanya menyajikan hal-hal khusus yang berkaitan dengan bidang studinya. Kedua, pers mahasiswa yang diterbitkan di tingkat universitas. Penerbitan ini menyajikan hal-hal yang bersifat umum.

Dalam penelitian ini, pemilahan dengan mengaitkan pada tingkatan penerbitan (jurusan, fakultas, universitas) itu dianggap tidak relevan. Yang dipandang lebih pas adalah dengan melihat langsung dari materi isinya, apakah bersifat umum atau spesifik keilmuan. Dalam konteks peran pers mahasiswa dalam gerakan mahasiswa, tentu yang lebih relevan adalah pers mahasiswa yang isinya bersifat umum, tidak spesifik keilmuan.

KOMAPO FC PUTRI MENJUARAI AMK CUP

YOGYAKARTA, KOMAPO-Keseblasan KOMAPO FC Putri menjuarai turnamen futsal yang diselenggarakan oleh IKPM-AMK Yogyakarta pada tanggal 18 Februari sampai dengan tanggal 19 februari 2012. KOMAPO FC putri yang dikoordinir oleh Veronika Urpon mampu mengalahkan lawan-lawanya sampai pada masuk final turnamen ini. Pertandingan final KOMAPO FC melawan ….mampu mengalakan lawannya dengan skor…. Dalam pertandingan tersebut menurunkan pemain-pemainnya (1) Veronika Urpon (2) Oliv (3) Rafaela Setamanki (4) Beata Itul (5) Yulia Opki (6) Demeteria Sitokdana (7) Bernike Uropmabin (8) Emy Fransiska A. Tepmul. Turnamen tersebut, sekaligus memborong pemain terbaik dipegang oleh Emy Fransiska A. Tepmul. Veronica Urpon selaku Kapten Tim Futsal Purti KOMAPO

ORANG PAPUA YANG AUTENTIK

Oleh Okurbali T.H. Bidana)*

Di kolom opini, Suara Dimonim edisi XII Maret 2008 memuat tulisannya Theo Kossay yang berjudul “Pemekaran wilayah mendegradasi nilai budaya orang Papua dan identitas orang Papua”. Dengan judul ini dan kita yang membacanya terlintas pertanyaan di benak, sebenarnya apa indentitas orang Papua dan yang mendegradasi itu? Pertanyaan ini mendorong kita untuk mencari tahu dan memberitahukan apa identitas orang Papua dan yang mendegradasi itu. Dalam pemaparan, kita tidak bermaksud mendefinisikan identitas orang Papua tetapi memberikan gambaran indentitas orang Papua yang outentik demi menjaganya di dunia massa, pemekaran dan modernisasi yang mendegradasi nilai dan budaya orang Papua yang Outentik. Untuk menjawab pertanya itu, kita mempunyai beberapa pertanyaan penuntun ini. Dari manakah aku ini datang? Dimanakah aku berada sekarang? Dan kemanakah aku hendak pergi? Dari manakah aku ini datang? Pertanyaan demikian pula yang diajukan kepada Naruekul (mitos suku hubula) “dari manakah kamu berasal”? Ia tidak menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan saya dari daerah ini, keluarga ini. Saya dari Amerika, Eropa dan Afrika. Saya dari keturunan keluarga raja, ratu atau sultan ini melainkan ia hanya mengatakan aku tidak tahu dari mana aku ini datang. Dengan jawaban demikian, orang yang bertanya maupun kita yang mendengar binggung dan penasaran lalu kita masih mengajukan pertanyaan. Sebenarnya, Siapakah orang ini dan darimanakah orang ini dan dengan ini ia hendak berkata apa? Memang membigungkan. Kita binggung karena tidak mengerti maksudnya tetapi kalau kita mengerti apa yang dimaksudkanya, kita dapat mengerti yang dimaksudkannya. Dengan ini sang legenda hanya mau mengatakan tidak berasal dari mana-mana. Ia hendak mengatakan saya adalah saya dari tempat ini dan tinggal di sini seperti yang kamu lihat. Ini kelihatan primitive tetapi itulah cara ia menunjukkan identitas dirinya sebagaimana ia ada.