berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Rabu, 25 April 2012

BERIKAN KESEMPATAN KEPADA PEREMPUAN APLIM-APOM UNTUK BERSTUDI

Jika dipandang sumber daya manusia pegunungan bintang pada umumnya masih sangat minim terutama perempuan.

Oleh Kaka Yumunip Hipyan

Sprit belajar

Pada umumnya wanita Aplim Apom memiliki keinginan yang tinggi untuk memperoleh pendidikan yang tinggi, baik mulai penddikan dasar sembilan tahun sampai tingkat universitas. Setiap peribadi mereka memiliki sejumlah harapan untuk memperoleh pretasi yang baik. Kalau diperhatikan beberapa yang sudah menempuh ke tingkat pendidikan tinggi. Mereka memiliki kemampuan analisa yang lebih baik dari pada mahasiswa. Selain itu mereka memiliki sikap kritis dalam hal belajar maupun permasalahan-permasalahan yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Hal ini ,menjadi sumber atau modal dasar untuk dikembangkan. Mereka harus didampingi dan diarahkan untuk berkembang lebih baik supaya memperbaiki serta memenuhi kekurangan dalam sumber daya manusia.
pendampingan secara khusus perlu dilakukan terhadap setiap mahasiswi dan siswi Aplim Apom. Pendampingan yang dimaksud, dilakukan mulai dari keluarga, lembaga pendidikan formal, pemerintah dan secara individu. Dari beberapa alternatif media tersebut yang paling rawan adalah pendampingan secara individu. Pendampingan individu yang dimaksud ialah pendampinan yang dilakukan oleh setiap orang khususnya pihak laki-laki, baik itu para pendidik, para pejabat maupun Kekasihnya. Apabila di perhatikan lima tahun belakangan ini. Kebanyakan mahasiswi dan siswi mengalami kegagalan dalam hal pendidikan karena alasan hamil. Selain itu, ketika mereka mengalami hal demikian selanjutnya akan berdampak pada aspek psiklolginya. Mulai muncul kecemasan, semangat belajar yang telah dibangun muali pudar dalam sekejap sehingga keputusan akhir adalah mengundurkan diri dari proses belajar karena takut terhdap teman-teman studinya maupun orang-orang disekitarnya.

Fakta berbicara bahwa beberapa mahasiswi mengakui bahwa yang melakukan pelecehan seksual terhadap mereka adalah para pejabat local dan para pendidik yang notbene berasal dari daerah Kabupaten Pegunungan Bintang. Kondisis ini sangat memperihatinkan bila tidak bisa diatasi mualai dari sekarang. Yang perlu ditanyakan disini adalah letakan dimanakah profesimu sebagai seorang pejabat publik?, apa peran mu sebagai seoarang pendidik?. Seharusnya mereka inilah menjadi teladan bagi publik, ternyata dibalik itu memiliki niat yang kurang baik terhadap pihak yang meneladaninya. siswi sering dijadikan korban pelecahan seksual sampai berakhir pada kehamilan. Kondisi ini sangat memperihatinkan. Saharusnya orang terpandang seperti ini menjadi panutan dan sebagai pendorong untuk mendampingi tetapi malah merusak harapan dari pada para peserta didik itu sendiri. Bukan saja merugikan dalam hal pendidikan tetapi hal yang paling meyakitkan adalah kerentanan terhadap penyebaran penyakit menular seksual.
Dampaknya selanjutnya bagi pihak yang dirugikan bukan hanya dalam hal pendidikan dan kesehatan reproduksi tetapi juga akan berpengaruh sampai pada dunia kerja. Diskriminasi gender tetap terjadi dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah tingkat pendidikan masih rendah.

Diskriminasi gender
Persiapan sumber daya manusi khususnya perempuan di Kabupaten pegunungan Bintang saat ini masih jauh dari harapan. Sangat minim. Apabila pemberdayaan pendidikan terhadap perempuan tidak dilakukan dari sekarang diskriminasi gender tetap terjadi di daerah ini. Hal ini sangaat mungkin terjadi karena seluruh masyrakat di daerah tersebut masih menganut sistem patriarki. Laki-laki masih dianggap pemegang kendali utama. Untuk menghindari diksriminasi tersebut salah satu alternatif adalah pemberdayaan pendidikan secara berkelanjutan terhadap perempuan.proses pemberdayaan bisa dilakukan melalui jalur pendidikan formal maupun informal. Pertama pemberdayaan melaui pendidikan formal, proses pendidikan terus menerus dilakukan terhadap mahasiswi maupun siswi karena mereka ini masih dianggap kurang dalam hal kualitas maupun kuantitas. Untuk itu, perlu diperhatikan secara bersama adalah melindungi dari segala kemungkinan buruk yang terjadi pada mereka yang berada disuatu lembaga pendidikan tertentu, terutama pelecehan seksual. masa yang paling rawan adalah mulai dari tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat sekolah menengah atas. Selama pendidikan dasar Sembilan tahun inilah terjadi banyak pelecehan seksual. lebih menyakitkan lagi pelakunya adalah pendidik di dalam lembaga pendidikan formal itu sendiri. Seharusnya perlu dilakukan refleksi secara pribadi tentang perannya sebagai pendidik atau apapun profesinya.
Kedua, pemberdayaan pendidikan melaui jalur informal. Selain memperhatikan pendidikan formal, yang perlu diperhatikan secara bersama adalah kemampuan dalam mengembangkan skill atau keterampilan dalam hal tertentu yang membantu mereka lebih berpikir kreatif. Sebenarnya banyak alternatif yang bisa dipilih untuk mengembangkan hal tersebut. Namun lembaga yang berhak untuk mengambil kebijkan kurang memilki informasi tentang itu. Sebenarnya Banyak yang menganggur entah itu karena keluarga kurang mampu atau karena mengalami kejadian yang kurang menguntungkan ketika masih dalam proses pendidikan. Ada beberapa diantara mereka sudah diajak nikah ketika masih dalam proses pendidikan. Beberapa kejadian yang bisa diperhatikan bersama bahwa ketika mereka sudah hampir menghadapi ujian akhir sekolah. Namun, terpaksa mengambil langkah untuk berhenti sekolah karena hamil. Setelah kejadian itu, perlu adanya tindak lanjut. Mereka masih dianggap produktif dalam belajar sehingga, perlu diarahkan untuk menyelesaikan pendidikan atau mendorong mereka untuk mengikuti pelatihan dan pengembagan skill melaui media-media yang relevan dan berbobot.
Apabila langkah-langkah konkrit seperti ini tidak dilakukan. Pemberdayaan bagi perempuan di pegunungan Bintang akan sangat lamban dalam hal mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang unggul untuk bersaing dengan wilayah papua lain bahkan secara nasional.
Hasil akhir yang bisa diharapkan apa bila pemberdayaan bagi perempuan dilakukan secara berkelanjutan dari seluruh aspek yang ada secara berangsur-angsur atau secara tidak langsung diskriminasi Gender akan tereliminasi.




Kontribusi putri-putri aplim apom
Mereka sebagai asset daerah yang berharga sehingga bila didampingi secara baik, maka mereka akan memberikan sumbangsi atau kontribusi sangat besar terhadap proses pembangunan di Di daerah ini . sebaliknya, Jika tidak di perhatiakn secara serius kemungkinan memiliki tidak mendaptakan kesempatan dan ruang yang tidak cukup untuk berbuat banyak hal terhapad pembangunan Daerah kecuali sebagi seorang ibu rumah tangga. Apakah kondisi ini perlu terjadi di daerah ini?. Tentu tidak. Supaya hal tersebut tidak terjadi yang perlu dicermati bersama adalah mulai memunculkan penyadran diri dari setiap individu untuk mau ,mengubah dan mempersiapkan diri untuk belajar menghargai sesama sebagai makhluk Tuhan. Kesadaran dari setiap mahasiswi dan siswi juga diperlukan karena selama ini hal ini kurang diperhatikan sehingga berbagai tawaran yang menghampirinya mengambil keputusan tanpa memikirkan secara matang. Keputusan yang diambil tersebut memberikan dampak pada dirinya. Hemat saya bahwa sebagian mahasiswa atau siswa dari daerah tersebut belum memiliki sikap tegas dan dewasa mengambil keputusan dalam hal-hal tertentu. mudah tergoda dengan rayuan-rayuan akan hal-hal duniawi. Konritnya, dalam masa studinya mereka ditawarkan berupa materi (uang) untuk menjalin hubungan dekat atau saling mengenal. Jika sudah terjadi demikian mereka menyerahkan seluruh harga dirinya tanpa memperimbangkan efek negatifnya. Dalam kondisi seperti ini kekecewaan muncul ketika segalanya terjadi. Situasi ini menggambarkan bahwa belum ada kesadaraan dan ketegasan untuk mengatakan tidak untuk yang sebenarnya. Kalau muncul kesadaraan untuk memperoleh pendidikan yang baik perlu digaris bawahi sikap penyadaran , ketegasan serta pengendalian diri dari setiap individu.
Persediaan sumber daya manusia pada umunya dan khusunya perempuan masih mengalami kendala sampai saat ini di Kabupaten Pegunungan Bintang. Demi memenuhi kekurangan tersebut perlu memberikan Kesempatan dan ruang yang luas bagi mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak. Hal ini harus menjadi keprihatinan dan tanggungjawab seluruh lapisan masyrakat yang ada terutama adalah invidu-invidu yang terlibat dalam lembaga-lembaga pendidikan formal dan invisu-individu yang telah melewati proses pendidikan yang baik dan memiliki posisi tertentu di daerah.
Purtri-putri Aplim Apom berjuanglah terus mengembangkan diri dengan menggunakan segala kemampuan yang anda miliki. Percayalah pada bisikan suara Hati mu sebab suara hati itulah paling benar dari pada bisikan-bisikan yang lain. Hal kecil apa pun yang anda lakukan dengan berlandaskan ketulusan hati akan memberikan hasil yang sangat luar biasa bagi anda sendiri, orang-orang yang dicintai dan untuk pembangunan Pegunungan Bintang.

Penulis adalah mahasiswi Bahasa Inggiris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2011/2012

Tidak ada komentar: