berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Rabu, 11 April 2012

BERJURNALIS SANG PEMBEBAS AKAR KETIDAKJUJURAN

JUDUL FILM: VERONIC GUERIN
Oleh Fransiskus Kasipmabin
Diskusi tentang jurnalis memang tidak habis-habisnya, ketika team KOMAPO NEWS menonton dan mendiskusikan tentang sebuah film kisah seorang perempuan wartawan Koran Independet Negara irlandia yang berjuang untuk membongkar akar selubungnya narkoba oleh pengusaha dan segaligus sebagai salah satu perdagangan yang notabene dengan politik. Mengapa dikatakan politik? Karena UU tentang narkoba, narkotika tidak ada di irlandia, yang mengedarkan nakoba para politikus, para penguasa, sehingga tidak Veronica Gurein, dididik untuk menjadi akuntan, namun dia melihat situasi di irlandia sangat tidak menentu karena dilanda narkoba, anak-anak di bawah umur memakai narkoba banyak orang menjadi korban. Situasi ini membuat veronica Gurein terjun kedalam jurnalis untuk meliput berita-berita narkoba. Kisa veronica selama wartawanmenjadi indpirasi bagi para wartawan dunia, bahkan seorang perempuan ini mengorbankan dirinya, ditembak oleh para geng narkoba, sehingga dia meninggal dunia meninggalkan anak dan suami selamanya.
Bukan lelucon atau cerita fiktip belaka tetapi, ini mengingatkan kemabli kepada para wartawan di dunia untuk berjunalis karena profesinya tetapi karena keterpanggilan menjadi seorang pembebas ketidakjujuran, ketidakadilan, membebaskan peraktek-peraktek yang tidak sesuai dengan mata public, kebijakan pemerintah yang tidak mengarah pada kepentingan umum, dan lainnya. Menengok kembali kepada para wartawan Indonesia bahwa banyak sekali peraktek-peraktek yang dilakukan oleh para wartawan lembaga-lembaga pers di Indonesia dengan mementingkan perusahaannya sedangkan apa yang seharusnya disampaikan mengesampingkan. Selain itu para wartawan Indonesia menerima ampelop. Berita yang ditulis tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Korporasi-korporasi pers di Indonesia keluar dari fungsinya, lembaga pers di Indonesia di kuasai oleh para politikus, sehingga arah gerak tidak jelas. Untuk menjadi seorang jurnalis memang sulit bagi semua orang, memang semua orang adalah wartawan, tetapi yang terpanggil menjadi seorang wartawan sejati tidak semua orang . Terpuruknya wartwan, menjadi kendala dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Nilai keprofesionalisme harus dihargai dengan penuh dan dapat dikerjakan sesuai dengan profesi yang dimilikinya.
Mengingatkan saya bahwa sebuah kisah atau pengalaman seorang wartawan Tabloit Jubi yang pernah dimuat di blok tabloid JUBI Papua alias jujur bicara orang papua bahwa pernah menerima ampelop dari seseorang pejabat papua. Bagaimana mungkin mau jujur bicara jika pada prinsipnya melakkan hal demikian? Aneh jika para wartawan Indonesia melakukan demikian? mungkin ini terjadi dari era diktator, reformasi sampai sekarang era demokrasi. Dengan demikian banyak persoalan yang belum tertuntaskan baik itu korupsi yang notabene dengan budaya Indonesia, pelanggaran HAM, penindasan minoritas dari kelompok mayoritas, penindasan pendidikan, kesehatan, bahkan sampai kekerasan dalam kelas-kelas sosial yang belum diangkat dan di publikasikan oleh seorang wartawan dan media yang ada di indoensia.
Industry media yang ada di Indonesia melihat dan menginformasikan masalah-masalah yang terjadi di Papua belum pernah dengan jujur, nyata, sesuai dengan fakta, menginformasikan kepada public melaui cenel-cenel atau televise Indonesia. Media local, media nasional, dan maupun internasional juga melakukan pembohongan public. Tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Aneh dan konyol jika media-media yang ada di Indonesia melakukan hal demikian? dikemanakan fungsi media itu? Kita tau bersama bahwa kejadian-kejadian yang terjadi di papua baik itu masalah kelas-kelas sosial, masalah kesukuan, korupsi, penindasasan dari politik,ekonomi, sosial, budaya tidak semuannya diinformasikan. Yang sudah disampaikan pun tidak sesuai dengan kenyataan. Penindasan dari media oleh kaum borjulis (penjajah) pemerintah Indonesia seketika bangsa Papua masuk ke NKRI. Hal ini menjadi tekanan psikologi bagi warga yang menjadi korban karena berita yang disampaikan tidak sesuai dengan yang dialaminya. Di daerah lain di Indonesia terutama Jawa dan Bali dengan sejujurnya menyampaikan informasi baik itu kejadian apa puan, sedangkan provinsi di luar jawa dan bali jarang menginformasikan. Masyarakat papua membutuhkan transpransi media dalam menginformasikan masalah-masalah sesuai dengan yang sebenarnya. Media merupakan salah satu alat komunikasi yang menginformasikan informasi yang menghubungkan dari orang, masyarakat tertentu kepada orang lain sehingga orang atau kelompok lain bisa diketahui. Dengan demikian bencana apapuan bisa diatasi oleh seluruh pihak yang terpanggil untuk membantu. Banyak terjadi penyeludupan manusia illegal ke luar negeri atau alias TKI yang adalah perut pemerintah Indonesia. Kektuatan pemerintah ada pada TKI dengan preefort Indonesia. Jika kedua lumbung pemerintah ini tidak berjalan normal maka, pemerintah indoesia ibarat hidup diatas tanpa bayang-bayang.
Ketidakseriusan industry media dalam meliput persolan bangsa akan menjadi sorotan mata public. Pemerintah mengintidasi industry media. Pemerintah melarang meliput aktifitas pemerintah yang notabene dengan kegiatan internal. Namun semua ini pemerintah melarang atau industry media yang tidak ingin meliput?

Tidak ada komentar: