berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Rabu, 02 Mei 2012

PERAN AGAMA KATOLIK DI TANAH PAPUA PEGUNUNGAN BINTANG DIABANG DEKRADASI

Penyebaran ajaran agama katolik di dunia pada abad ke 7 dari eropa menelusuri dunia. Penyebaran ajaran agama memang memerlukan proses panjang dan memerlukan waktu, tenaga, material, mengorbankan nyawanya untuk misi mereka dapat terwujud. Sejarah peradaban penyebaran ajaran Kristiani dari barat atau penyebaran budaya barat ke dunia termasuk Indonesia masa klonialisme. Sejarah masuknya ajaran katolik (budaya barat) di Indonesia pada abad ke tujuh (7) di sumatera utara (edy mahyudin). Perkembagan ajaran katolik di Indonesia memang cukup lama. Papua adalah salah satu bangsa yang dijajah oleh kolonialisme. Dengan demikian penyebaran agama di tanah papua masuk melalui pintu selatan. Setiap komunitas baik
itu komunitas keagamaan, komunitas pembelajaran (kelompok belajar), mempunyai komitmen untuk memperluas basis-basis komunitas, merekrut dan memperbayak anggota komunitas. Setiap anggota mempunyai tugas berat untuk menjalankan tugas misisnya samapi terwujud. Misi kristenisasi di Indonesia mulai namapak ketika bangsa portugis masuk di Maluku abad 16 dan menyebarkan ajaran katolik dengan memaksa warga untuk masuk ajaran katolik. Pelayanan agama katolik di papua mengalami suatu dekradasi. Orang asli papua pada akhir-akhir ini mengalami krisis kepercayaan ajaran agama katolik. Pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2004 misalkan saja di pegunungan bintang merayakan misa di gereja sangat luar biasa, namun kini harapan itu berakhir dengan singkat. Dekradasai karena pelayanan para iman, suster, bruder, frater yang bertugas di papua, mereka bukan melayani umat melainkan dilayani masyarakat. Tugas pelayanan greja di tanah papua (pegunungan bintang) dengan misi keuskupan jayapura “ Greja Mandiri dan Visioner” adalah sebuah wacana (kampanye) gereja yang perluh ditinjau ulang, karena belakangan ini sering terjadi lahan atau alat untuk mencapai kepentingan oknum-oknum tertentu. Gereja mandiri dan visioner menurut hemat saya adalah sebuah pandangan dimana digagas oleh beberapa orang katolik keuskupan jayapura, namun esensi dari misi tersebut, secara umum masyarakat keuskupan jayapura (pedaalman pegunungan bintang) belum mengenal dengan sesungguhnya. Implementasi dalam wujud nyata terkait dengan misi tersebut sampai sekarang ini belum direalisasikan baik itu hirarki greja maupun dalam lingkungan sosialnya. Pandangan misi gereja terhadapa hirarki gereja di keuskupan jayapura khususnya beberapa greja di pegunungan bintang memang belum namapak dalam hirarki gereja fersi tradisional, karena berbicara misi gereja keuskupan jayapura bahwa greja mandiri merupakan tidak salah adalah bahwa greja itu dibangun dan berkembang kearah yang lebih baik sesuai harapan bersma jika gereja itu dibangun sesuai dengan tradisi baik dari desain gedung, model, sampai peryaannya menggunakan tradisional dan bahasapun mengunakan bahasa daerah. Gereja mandiri yang digagas oleh beberapa keuskupan di papua memang hanyalah wacana politik greja, sebagai alat untuk menjembatani para penguasa gereja untuk menjadi bidang politik ekonomi, budaya, social dan lainnya. Dengan demikian berikut akan digarap peran greja di papua pegunungan bintang dari sudut pandang tersebut. Politik Diberikannya UU nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi provinsi papua menjadi wacana public diberbagai segi kehidupan. Termasuk didalmnya berbicara tentang Agama memberikan kebebasan untuk membangun, melaksanakan misi gereja sesuai dengan keyakinan orang papua (meyakini Allah Orang papua). Orang papua meyakini ALLAH Orang Papua itu ada ketika orang papua diciptkan ditempatkan di bumi cenderawasih. Keyakinan orang papua terhadap ALLAH Orang Papua di berbagai daerah memang berbeda-beda sesuai dengan tradisi yang yang di turunkan oleh nenek moyang penciptaan. Secara umum peta politik di papua menjadi perbincangan serius oleh seluruh elemen masyarakat, baik itu LSM, Agama, lembaga adat, pemerintah. Greja katolik dan Kristen tidak menutup kemungkinan peran mereka dalam perpolitikan papua adalah semakin nyata. Baik itu politik praktis maupun politik non prkatis. Para pemimpin geraja baik Kristen maupun katolik masuk barisan partai politik dan berkampanye melalui greja sebagai basis berkumpulnya masyarakat. Hadirnya otonomi khusus bagi provinsi papua, membawa suatu perubahaan baik sisi keagamaan maupun sisi kehidupan manusia orang papua. Sisi keagamaan pembagunana greja di seluruh kampong memiliki gereja atau kapela yang dibangun oleh pihak gereja. Pembangunan gereja tersebut tidak dikelola oleh masyarakat setempat, masyarakat tidak beribadah dan tidak melakukan aktifitas keagamaan sehingga terkesan peran gereja mengalami kegagalan dalam misi pelajayanan. Para imam maupun kaum awam yang terpanggil untuk melayani umat manusia belum Nampak, pembinaan mentalitas dan moralitas baik melalui spritualitas dan pendampingan iman bagi kaum muda belum dilakukan, dengan demikian krisis kader kaum awam dan timbul dekradasi agama katolik di tanah papua (Pegunungan Bintang). Perkembangan politik di pegununagn bintang ketika kabupaten pegunungan bintang baru dimekarkan dari kabupaten induk Jayawijaya pada tahun 2003, peradaban hidup baru suda mulai berubah. Grejapun berubah, gerja saat ini liturgis, dituntut untuk menuruti aturan yang ditetapkan oleh hirarki gereja. Gereja tidak pekah terhadap masalah social, baik itu pendidikan, kesejahteraan ekonomi rakyat, seperti yesus sendiri memberikan teladan dan mengajarkan kepada masyarakat sekitarnya. Peran gereja dalam memainkan politik local tidak sesuai dengan kebenaran karena terbukti beberapa gereja (Kristen dan maupun katolik) di pegununagn bintang mencari uang. 

Tinggal di sudut kota yogyakarta

Tidak ada komentar: