berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Rabu, 11 April 2012

NASIB RAKYAT DIABAIKAN OLEH WAKIL RAKRAT

Judul film: Wakil Rakyat
Oleh: Tim KOMAPO NEWS
Yogyakarta, KOMNEWS- Pada hari itu (23-09/2011) menyelang malam skitar pukul 17.00 sebuah kos putra yang berukuran 2x5 meter yang ditempati oleh beberapa anak kos (ANKOS) di belakang kampus satu Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dipenuhi oleh orang. Mereka adalah terpanggil untuk menyelamatkan masyarakat dari penindasan, ketidakadilan, penyalagunaan kekuasaan, penyalagunaan wewenang dan masih banyak lagi yang harus dilaksanakan atau diberantaskan oleh regenerasi muda sekarang ini terutama korupsi yang tidak henti-hentinya berkembang subur bahkan sampai Negara Indonesia mendapatkan rangking ke empat tingkat Asia Tenggara, kemungkinan akan menjadi juara pertama atau ke dua nantinya. Sangat ironis jika Indonesia mendapatkan rangking ke-empat dalam hal korupsi. Hal ini patut di soroti oleh masyrakat sebagai kaum awam dan mahasiswa sebagai kaum intelektual kepada pemerintahaan Peresiden SBY. Disanalah satu sisi lemahnya tingkat kepercayaan masyrakat terhadap kepemimpinan SBY. Penanganan kasus korupsi sangat lemah sehingga terjadi banyak kasus di tanah air tercinta Indonesia.
Hari semakin sore, mata hari pelan-pelan tenggelam di ufuk barat kota Yogyakarta. Bunyi motor semakin menjadi-jadi hingga tenggelam dalam keheningan, aktifitas kuliah berakhir keramaian kampus pun pulih kembali di antara gedung-gedung kampus megah. Sekelompok orang berdatangan di kos putra di belakang kampus tersebut. Kini mereka menantikan pemilik kos untuk ijin kepada ketua RT setempat dalam rangka nonton bersama seluruh Anggota KOMAPONEWS. Nonton dan diskusi bersama tentang film yang berjudul “Wakil Rakyat” tersebut merupakan program rutinitas mingguan yang diprogramkan oleh BPH KOMAPO NEWS periode 2011/2013. Lampu kos matikan bunyi musik dan cahaya pantulan slaeit video di dinding telah menerangi ruangan tersebut. Sekitar 15-an orang di dalam ruangan tersebut hanyut dalam keheningan, dibawa sorak sorai para wakil rakyat. Tawa, sedih, rasa tidak enak, bercampur keganasan menyelimuti di antara peserta yang mengadakan nonton bersama. Suara-suara menyelma menjadi suara kenabihan atau surah roh yang adalah untuk membebaskan masyarakat dari kebohongan para wakil rakyat baik itu legislative, eksekutif, maupun pemimpin-pemimpin LSM yang notabene dengan penindasan hak-hak dasar warga masyarakat sebagai makluk sosial yang bebas untuk menyuarakan, bergerak bebas, mengemukakan pendapat, menuntut hak hakiki mereka. Sebuah film yang mengisahkan betapa hebatnya wakil rakyat di negeri ini yang tidak mempunyai hati yang mendalam untuk bangsa. Dengan demikian beberapa pertanyaan yang menjadi pedoman atau peta untuk mengupas isi film yaitu bagaimana nasip rakyat? Yang ke dua adalah apa yang dilakukan wakil rakyat? Pertanyaan mendasar ini menjadi pijakan diskusi anggota KOMAPO NEWS. Berikut hasil diskusi anggota KOMAPO NEWS yang kami liput.
Film ini menggambarkan bagaimana nasip rakyat di bawah kepemimpinan para wakil rakyat baik dari pusat sampai dengan daerah-daerah di seluruh Indonesia. Pada saat kampanye, dengan percaya diri mereka menyampaikan semu hal yang akan dilakukan di hadapan masyarakat. Bahkan berjanji akan melakukan perubahan di depan masyarakatnya. Tidak hanya itu, mereka pun memberikan berbagai sokongan seperti uang dan berbagai jenis makanan. Dengan tujuan mencari perhatian masyarakat supaya pada saat pemilihan nantinya masyarkat dapat memilihnya menjadi anggota dewan.
Jika kita mempelajari orang Amerika, mereka akan menjadi pemimpin dengan syarat dia harus kaya dahulu baru mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Tetapi bagi kita di Negara ini tidak demikian. para wakil rakyat di negara kita ini mencalonkan diri karena dia ingin kaya. Hal ini menandakan bahwa tidak ada motivasi untuk membagun tetapi hanya mau memanfaatkan keadaan untuk menjadi kaya. Tujuan setiap orang tentu saja ingin membangun, ingin daerahnya maju sama seperti di daerah- daerah atau Negara lain. Namun kenyataannya tidak demikian hanya 20% saja yang bisa dikatakan sudah terlaksana atau dirasakan oleh masyarakat, tetapi 80% belum terlaksana.
Tidak semua wakil rakyat bekerja dengan sepenuh hati. Banyak wakil rakyat menyampaikan rencana berapi-api mereka pada saat kampanye namun kenyataannya tidak. Secara kasar kinerja para wakikl rakyat kita hanya berfoya-foya tidak pernah memikirkan rakyatnya. Di Indonesia baik dari pusat maupun daerah- daerah berlombah- lombah menjadi wakil rakyat pada akhirnya menjadi musuh padahal sebelumnya adalah teman. Kenyataanya sebagian besar orang hanya memikirkan diri sendiri tanpa mengingat janji mereka saat melakukan kampanye. Strategi yang digunakan untuk menarik perhatian orang adalah dengan menyokong masyarakat dengan memberikan uang atau makanan supaya masyarakat memberikan suara kepadanya. Menjadi pemimpin tidak mudah, namun sebagian besar orang di negara ini tidak memiliki modal kepemimpinan namun karena sesuatu hal membuat dia untuk menjadi pemimpin. Seorang pemimpin memerlukan kepercayaan diri, motivasi untuk bekerja jujur, pengetahuan, pengalaman, mampu berkomunikasi. Para pemimpin bekerja tidak dengan hati namun hanya memamnfaatkan masyarakat dan bukan untuk membangun masyarakat.
Bagaimana situasi politik di negara kita ini? Di dalam dunia politik tentu saja tidak berjalan sehat. Di mana- mana di seluruh Indonesia tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban politik. Setiap orang yang mencalonkan diri menjadi presiden, gubernur, bupati, dan anggota dewan tentu mempunyai pendukungnya masing-masing. Ini tentu akan membentuk kelompok –kelompok masing-masing dan akan menjadi musuh pada akhirnya masyarkakat akan saling bentrok bahkan saling mebunuh. Tidak hanya masyarkat tetapi para calon pemimpin pun akan menjadi musuh padahal sebelumnya adalah teman. Bahkan suami istri pun menjadi lawan politik pada akhirnya akan bercerai. Sangat lucu para wakil rakyat di negeri ini, seperti film yang berjudul “Lucunya di Negeri ini”
Untuk menjadi wakil rakyat tidak segampang yang dipikirkan oleh sebagian orang menjadi wakil tentu mengorbankan segalanya yang ia miliki. Uang bisa membuat orang buta akan segala-galanya bahkan bisa kehilangan atau membunuh karakter sesorang. Wakil rakyat hanya memiliki budaya konsumeristis (ingin memilki sesuatu yang dimiliki oleh orang lain/gengsi). Proses untuk menjadi pemimpin sangat penting. Politikus mempunyai visi dan misi yang jelas dan terarah dan pada aplikasinya tepat pada sasaran jika tidak demikian maka impiannya pun tak akan terwujud. Pemimpin mempunyai mimpi untuk mewujudkan sesuatu yang diimpikan.
Menjadi seorang anggota dewan terbuka buat siapa saja. Namun demikian kita mesti mengetahui salah satu kata atau istilah ekonomi yang mengatakan bahwa jika seseorang ingin memiliki atau membeli sesuatu namun tidak mampu atau tidak punya uang maka sia-sialah keinginannya itu. Ini menandakan bahwa kita berkeinginan menjadi anggota dewan kita harus mengukur sejauh mana kemampuan saya terlebih dahulu sebelum mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Jika tidak demikian maka selama menjadi anggota dewan tidak akan pernah menanggapi aspirasi masyarakat bahkan kinerjanya tidak akan berjalan lancar. Seorang yang berhasil dalam pembangunan adalah orang yang memiliki mimpi atau program kerja yang jelas, tanpa impian semuanya tak ada artinya atau membohongi diri sendiri.
Semoga menjadi catatan penting buat para pembaca. Diliput oleh: (Akkis dan Fra

NASIB RAKYAT DIABAIKAN OLEH WAKIL RAKRAT

Judul film: Wakil Rakyat
Oleh: Tim KOMAPO NEWS
Yogyakarta, KOMNEWS- Pada hari itu (23-09/2011) menyelang malam skitar pukul 17.00 sebuah kos putra yang berukuran 2x5 meter yang ditempati oleh beberapa anak kos (ANKOS) di belakang kampus satu Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dipenuhi oleh orang. Mereka adalah terpanggil untuk menyelamatkan masyarakat dari penindasan, ketidakadilan, penyalagunaan kekuasaan, penyalagunaan wewenang dan masih banyak lagi yang harus dilaksanakan atau diberantaskan oleh regenerasi muda sekarang ini terutama korupsi yang tidak henti-hentinya berkembang subur bahkan sampai Negara Indonesia mendapatkan rangking ke empat tingkat Asia Tenggara, kemungkinan akan menjadi juara pertama atau ke dua nantinya. Sangat ironis jika Indonesia mendapatkan rangking ke-empat dalam hal korupsi. Hal ini patut di soroti oleh masyrakat sebagai kaum awam dan mahasiswa sebagai kaum intelektual kepada pemerintahaan Peresiden SBY. Disanalah satu sisi lemahnya tingkat kepercayaan masyrakat terhadap kepemimpinan SBY. Penanganan kasus korupsi sangat lemah sehingga terjadi banyak kasus di tanah air tercinta Indonesia.
Hari semakin sore, mata hari pelan-pelan tenggelam di ufuk barat kota Yogyakarta. Bunyi motor semakin menjadi-jadi hingga tenggelam dalam keheningan, aktifitas kuliah berakhir keramaian kampus pun pulih kembali di antara gedung-gedung kampus megah. Sekelompok orang berdatangan di kos putra di belakang kampus tersebut. Kini mereka menantikan pemilik kos untuk ijin kepada ketua RT setempat dalam rangka nonton bersama seluruh Anggota KOMAPONEWS. Nonton dan diskusi bersama tentang film yang berjudul “Wakil Rakyat” tersebut merupakan program rutinitas mingguan yang diprogramkan oleh BPH KOMAPO NEWS periode 2011/2013. Lampu kos matikan bunyi musik dan cahaya pantulan slaeit video di dinding telah menerangi ruangan tersebut. Sekitar 15-an orang di dalam ruangan tersebut hanyut dalam keheningan, dibawa sorak sorai para wakil rakyat. Tawa, sedih, rasa tidak enak, bercampur keganasan menyelimuti di antara peserta yang mengadakan nonton bersama. Suara-suara menyelma menjadi suara kenabihan atau surah roh yang adalah untuk membebaskan masyarakat dari kebohongan para wakil rakyat baik itu legislative, eksekutif, maupun pemimpin-pemimpin LSM yang notabene dengan penindasan hak-hak dasar warga masyarakat sebagai makluk sosial yang bebas untuk menyuarakan, bergerak bebas, mengemukakan pendapat, menuntut hak hakiki mereka. Sebuah film yang mengisahkan betapa hebatnya wakil rakyat di negeri ini yang tidak mempunyai hati yang mendalam untuk bangsa. Dengan demikian beberapa pertanyaan yang menjadi pedoman atau peta untuk mengupas isi film yaitu bagaimana nasip rakyat? Yang ke dua adalah apa yang dilakukan wakil rakyat? Pertanyaan mendasar ini menjadi pijakan diskusi anggota KOMAPO NEWS. Berikut hasil diskusi anggota KOMAPO NEWS yang kami liput.
Film ini menggambarkan bagaimana nasip rakyat di bawah kepemimpinan para wakil rakyat baik dari pusat sampai dengan daerah-daerah di seluruh Indonesia. Pada saat kampanye, dengan percaya diri mereka menyampaikan semu hal yang akan dilakukan di hadapan masyarakat. Bahkan berjanji akan melakukan perubahan di depan masyarakatnya. Tidak hanya itu, mereka pun memberikan berbagai sokongan seperti uang dan berbagai jenis makanan. Dengan tujuan mencari perhatian masyarakat supaya pada saat pemilihan nantinya masyarkat dapat memilihnya menjadi anggota dewan.
Jika kita mempelajari orang Amerika, mereka akan menjadi pemimpin dengan syarat dia harus kaya dahulu baru mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Tetapi bagi kita di Negara ini tidak demikian. para wakil rakyat di negara kita ini mencalonkan diri karena dia ingin kaya. Hal ini menandakan bahwa tidak ada motivasi untuk membagun tetapi hanya mau memanfaatkan keadaan untuk menjadi kaya. Tujuan setiap orang tentu saja ingin membangun, ingin daerahnya maju sama seperti di daerah- daerah atau Negara lain. Namun kenyataannya tidak demikian hanya 20% saja yang bisa dikatakan sudah terlaksana atau dirasakan oleh masyarakat, tetapi 80% belum terlaksana.
Tidak semua wakil rakyat bekerja dengan sepenuh hati. Banyak wakil rakyat menyampaikan rencana berapi-api mereka pada saat kampanye namun kenyataannya tidak. Secara kasar kinerja para wakikl rakyat kita hanya berfoya-foya tidak pernah memikirkan rakyatnya. Di Indonesia baik dari pusat maupun daerah- daerah berlombah- lombah menjadi wakil rakyat pada akhirnya menjadi musuh padahal sebelumnya adalah teman. Kenyataanya sebagian besar orang hanya memikirkan diri sendiri tanpa mengingat janji mereka saat melakukan kampanye. Strategi yang digunakan untuk menarik perhatian orang adalah dengan menyokong masyarakat dengan memberikan uang atau makanan supaya masyarakat memberikan suara kepadanya. Menjadi pemimpin tidak mudah, namun sebagian besar orang di negara ini tidak memiliki modal kepemimpinan namun karena sesuatu hal membuat dia untuk menjadi pemimpin. Seorang pemimpin memerlukan kepercayaan diri, motivasi untuk bekerja jujur, pengetahuan, pengalaman, mampu berkomunikasi. Para pemimpin bekerja tidak dengan hati namun hanya memamnfaatkan masyarakat dan bukan untuk membangun masyarakat.
Bagaimana situasi politik di negara kita ini? Di dalam dunia politik tentu saja tidak berjalan sehat. Di mana- mana di seluruh Indonesia tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban politik. Setiap orang yang mencalonkan diri menjadi presiden, gubernur, bupati, dan anggota dewan tentu mempunyai pendukungnya masing-masing. Ini tentu akan membentuk kelompok –kelompok masing-masing dan akan menjadi musuh pada akhirnya masyarkakat akan saling bentrok bahkan saling mebunuh. Tidak hanya masyarkat tetapi para calon pemimpin pun akan menjadi musuh padahal sebelumnya adalah teman. Bahkan suami istri pun menjadi lawan politik pada akhirnya akan bercerai. Sangat lucu para wakil rakyat di negeri ini, seperti film yang berjudul “Lucunya di Negeri ini”
Untuk menjadi wakil rakyat tidak segampang yang dipikirkan oleh sebagian orang menjadi wakil tentu mengorbankan segalanya yang ia miliki. Uang bisa membuat orang buta akan segala-galanya bahkan bisa kehilangan atau membunuh karakter sesorang. Wakil rakyat hanya memiliki budaya konsumeristis (ingin memilki sesuatu yang dimiliki oleh orang lain/gengsi). Proses untuk menjadi pemimpin sangat penting. Politikus mempunyai visi dan misi yang jelas dan terarah dan pada aplikasinya tepat pada sasaran jika tidak demikian maka impiannya pun tak akan terwujud. Pemimpin mempunyai mimpi untuk mewujudkan sesuatu yang diimpikan.
Menjadi seorang anggota dewan terbuka buat siapa saja. Namun demikian kita mesti mengetahui salah satu kata atau istilah ekonomi yang mengatakan bahwa jika seseorang ingin memiliki atau membeli sesuatu namun tidak mampu atau tidak punya uang maka sia-sialah keinginannya itu. Ini menandakan bahwa kita berkeinginan menjadi anggota dewan kita harus mengukur sejauh mana kemampuan saya terlebih dahulu sebelum mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Jika tidak demikian maka selama menjadi anggota dewan tidak akan pernah menanggapi aspirasi masyarakat bahkan kinerjanya tidak akan berjalan lancar. Seorang yang berhasil dalam pembangunan adalah orang yang memiliki mimpi atau program kerja yang jelas, tanpa impian semuanya tak ada artinya atau membohongi diri sendiri.
Semoga menjadi catatan penting buat para pembaca. Diliput oleh: (Akkis dan Fra

BERJURNALIS SANG PEMBEBAS AKAR KETIDAKJUJURAN

JUDUL FILM: VERONIC GUERIN
Oleh Fransiskus Kasipmabin
Diskusi tentang jurnalis memang tidak habis-habisnya, ketika team KOMAPO NEWS menonton dan mendiskusikan tentang sebuah film kisah seorang perempuan wartawan Koran Independet Negara irlandia yang berjuang untuk membongkar akar selubungnya narkoba oleh pengusaha dan segaligus sebagai salah satu perdagangan yang notabene dengan politik. Mengapa dikatakan politik? Karena UU tentang narkoba, narkotika tidak ada di irlandia, yang mengedarkan nakoba para politikus, para penguasa, sehingga tidak Veronica Gurein, dididik untuk menjadi akuntan, namun dia melihat situasi di irlandia sangat tidak menentu karena dilanda narkoba, anak-anak di bawah umur memakai narkoba banyak orang menjadi korban. Situasi ini membuat veronica Gurein terjun kedalam jurnalis untuk meliput berita-berita narkoba. Kisa veronica selama wartawanmenjadi indpirasi bagi para wartawan dunia, bahkan seorang perempuan ini mengorbankan dirinya, ditembak oleh para geng narkoba, sehingga dia meninggal dunia meninggalkan anak dan suami selamanya.
Bukan lelucon atau cerita fiktip belaka tetapi, ini mengingatkan kemabli kepada para wartawan di dunia untuk berjunalis karena profesinya tetapi karena keterpanggilan menjadi seorang pembebas ketidakjujuran, ketidakadilan, membebaskan peraktek-peraktek yang tidak sesuai dengan mata public, kebijakan pemerintah yang tidak mengarah pada kepentingan umum, dan lainnya. Menengok kembali kepada para wartawan Indonesia bahwa banyak sekali peraktek-peraktek yang dilakukan oleh para wartawan lembaga-lembaga pers di Indonesia dengan mementingkan perusahaannya sedangkan apa yang seharusnya disampaikan mengesampingkan. Selain itu para wartawan Indonesia menerima ampelop. Berita yang ditulis tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Korporasi-korporasi pers di Indonesia keluar dari fungsinya, lembaga pers di Indonesia di kuasai oleh para politikus, sehingga arah gerak tidak jelas. Untuk menjadi seorang jurnalis memang sulit bagi semua orang, memang semua orang adalah wartawan, tetapi yang terpanggil menjadi seorang wartawan sejati tidak semua orang . Terpuruknya wartwan, menjadi kendala dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Nilai keprofesionalisme harus dihargai dengan penuh dan dapat dikerjakan sesuai dengan profesi yang dimilikinya.
Mengingatkan saya bahwa sebuah kisah atau pengalaman seorang wartawan Tabloit Jubi yang pernah dimuat di blok tabloid JUBI Papua alias jujur bicara orang papua bahwa pernah menerima ampelop dari seseorang pejabat papua. Bagaimana mungkin mau jujur bicara jika pada prinsipnya melakkan hal demikian? Aneh jika para wartawan Indonesia melakukan demikian? mungkin ini terjadi dari era diktator, reformasi sampai sekarang era demokrasi. Dengan demikian banyak persoalan yang belum tertuntaskan baik itu korupsi yang notabene dengan budaya Indonesia, pelanggaran HAM, penindasan minoritas dari kelompok mayoritas, penindasan pendidikan, kesehatan, bahkan sampai kekerasan dalam kelas-kelas sosial yang belum diangkat dan di publikasikan oleh seorang wartawan dan media yang ada di indoensia.
Industry media yang ada di Indonesia melihat dan menginformasikan masalah-masalah yang terjadi di Papua belum pernah dengan jujur, nyata, sesuai dengan fakta, menginformasikan kepada public melaui cenel-cenel atau televise Indonesia. Media local, media nasional, dan maupun internasional juga melakukan pembohongan public. Tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Aneh dan konyol jika media-media yang ada di Indonesia melakukan hal demikian? dikemanakan fungsi media itu? Kita tau bersama bahwa kejadian-kejadian yang terjadi di papua baik itu masalah kelas-kelas sosial, masalah kesukuan, korupsi, penindasasan dari politik,ekonomi, sosial, budaya tidak semuannya diinformasikan. Yang sudah disampaikan pun tidak sesuai dengan kenyataan. Penindasan dari media oleh kaum borjulis (penjajah) pemerintah Indonesia seketika bangsa Papua masuk ke NKRI. Hal ini menjadi tekanan psikologi bagi warga yang menjadi korban karena berita yang disampaikan tidak sesuai dengan yang dialaminya. Di daerah lain di Indonesia terutama Jawa dan Bali dengan sejujurnya menyampaikan informasi baik itu kejadian apa puan, sedangkan provinsi di luar jawa dan bali jarang menginformasikan. Masyarakat papua membutuhkan transpransi media dalam menginformasikan masalah-masalah sesuai dengan yang sebenarnya. Media merupakan salah satu alat komunikasi yang menginformasikan informasi yang menghubungkan dari orang, masyarakat tertentu kepada orang lain sehingga orang atau kelompok lain bisa diketahui. Dengan demikian bencana apapuan bisa diatasi oleh seluruh pihak yang terpanggil untuk membantu. Banyak terjadi penyeludupan manusia illegal ke luar negeri atau alias TKI yang adalah perut pemerintah Indonesia. Kektuatan pemerintah ada pada TKI dengan preefort Indonesia. Jika kedua lumbung pemerintah ini tidak berjalan normal maka, pemerintah indoesia ibarat hidup diatas tanpa bayang-bayang.
Ketidakseriusan industry media dalam meliput persolan bangsa akan menjadi sorotan mata public. Pemerintah mengintidasi industry media. Pemerintah melarang meliput aktifitas pemerintah yang notabene dengan kegiatan internal. Namun semua ini pemerintah melarang atau industry media yang tidak ingin meliput?