berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Selasa, 24 April 2012

DIKUSI MAHASISWA KOMAPO:

MENENGOK HARI ULTA KABUPATEN YANG KE -8

Oleh FX Kasipmabin*

YOGYAKARTA,KONEWS- Akhir-akhir ini Masyakat Indonesia sangat prustasi dengan kinerja anggota dewan republik Indonesia yang terhormat. Wujud ketidakpuasan masyarakat, Nampak dalam menyuarakan dari berbagai media local, Nasional, maupun tidak kalah menariknya menyuarakan melalui media Internasional, baik melalui media elektonik maupun non elektronik (Koran, tabloid, edukasi,dll). Berbagai organisasi masyakat selalu mendesak dan mengkritisi kinerja anggota dewan periode 2009-2015, mereka mengambil keputusan semena-mena atas oknum-oknum tertentu yang notabene dengan kepentingan partai politik internal. Imbas dari kesewenag-wenangan anggota dewan, masyakat menjadi bingung, tidak percaya, dan tidak yakin akan pamor dewan.
Anggota dewan sebagai wakil rakyat, semestinya pro rakyat, tetapi pro veodalisme dan pro individualisme. Keegoisan yang tidak benar memicu pada kinerja anggota dewan terpuruk, malah anggota dewan menuntut untuk fasilitasnya mewah, dan mereka belum menjalankan tiga fungsinya dianntranya funsi legislasi, fungsi anggran, dan fungsi kontrol. Salah satu contoh kongkirit yang selama ini tidak digubris oleh anggota dewan, dan nekat untuk melukannya adalah penggunaan dana untuk membangun gedung baru DPR RI. Fungsi anggaran bagi anggota dewan tidak berfungsi. Untuk membangun gedung baru, ketua DPR Marzuki Allie, turut serta dan menunt untuk segera dibagun gedung baru mewah dan megah dengan desain uruf U, bertingkat 26 lantai dipastiakan akan mengeluarkan dana sebesar 1,8 triliun, begitu protes anggaran diturunkan menjadi 1,6 triliun, lalu sampai Rp 1,138 triliun.
Sikap Marsuki Allie ketua DPR RI atas mencuatnya isu pembangunan gedung baru yang diambil (dikutip) dari KOMPAS, edisi Saptu, 14 mei 2011 adalah sebagai berikut pada tanggal 30 Agustus 2010 menyampaikan kepastian gedung baru DPR dalam sosialisasi di gedung Nusantara III, Senaya, Jakarta. Pada tanggal 7 September 2010 mengakui, anggota Dewan Perwakilan Rakyat membutuhkan ruang kerja yang luas,terdiri dari ruang staf ahli, ruang rapat dan ruang tamu. Menilai wajar apabila setiap anggota DPR memiliki ruang kerja berukuran sekitar 120 meter persegi di gedung baru. Telah memintah agar tender ditunda dan biaya pembangunan diefisienkan dari 1,6 triliun menjadi 1,1 triliun. Pada tanggal 25 Maret 2010 Marsuki Allie, mengumkan DPR akan melanjutkan pembangunan gedung baru, awal januwari 2011 lalu. Menjelaskan bahwa semua praksi sudah sepakat untuk melanjutkan proyek gedung berlantai 36. Pada tanggal 7 April 2011 meluruskan masalah desain gedung yang tidak pernah disayembarakan. Tanggal 9 April 2011 menegaskan rencana renacana pembangunan gedung baru DPR masih sesuai pidato Presiden Yudoyono. “Presiden tidak mengintervensi DPR dan yang dilakukan DPR dalam pembanunan gedung adalah untuk meningkatkan fungsi checks and Balances”. Pada tanggal 9 Mei 2011, menuturkan, kajian kementrian PU mengenai rencana pembangunan gedung baru DPR baru akan disampaikan dalam waktu dekat. Belum diperoleh gambaran pasti ukuran dan biaya pembangunan gedung baru DPR. Tanggal 10 Mei menyampaikan biaya anggaran pembangunan sebesar 777 miliar,jumlah lantai menjadi 26 lantai setiap ruangan anggota maksimum 6 meter pesegi.
Daratan papua sudah terbela-belah, memisahkan dari daerah lain menjadi daerah baru atau pemekaran merajalela. Dari situlah Pegunungan Bintang terlahir untuk menjadi sebuah kabupaten baru. Atas kerja keras dari seluruh komponen masyarakat Pegunungan Bintang, bisa diberikan kebebasan dari kabupaten induk yaitu kabupaten Jayawijaya untuk mengatur pemerintahaanya sendiri atau diberikan kabupaten pemekaran. Umur Kabupaten Pegunungan Bintang yang ke -8 telah masyarakat merayakan dengan gembira, sukaria dengan mengorbankan tenaga, keringat, bahkan mengorbankan harta kekayaannya, demi merayakan hari ulangtahun kabupaten yang ke 8 ini yang jatuh pada tanggal 5 mei setiap tahun. Memaknai kehadiran kabupaten disetiap kalangan pasti sudah direfleksi, lebih pada setiap dinas-dinas terkait atas keberhasilan dan kekurang yang telah dilalui.
Mahasiswa KOMAPO juga merefleksi kehadiran kabupaten, dan memaknai hari ulang tahun kabupaten yang ke-8 ini. Diskusi tersebut diselenggarakan pada tanggal 14 mei 2011 di ruang kuliah K/20 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lantai 2 pukul 09.00. Diskusi tersebut hadirpula Bapak Markus Ningmabin dan Bapak Gerald Bidana dan sekaligus menyampaikan materi diskusi atau membuka wacana diskusi. Bapak Markus Ningmabin selaku senioritas dan sudah lama di Oksibil ketika pemekaran kabupaten Pegunungan Bintang diberikan oleh pemerintah Provinsi Papua. Sehingga semua proses perkembangan pembangunan, kelancaran administarsi pemerintahan, kinerja pemerintah, serta tanggapan masyarakat terhadap kinerja pemerintahaan Welington L. Wenda selama 8 tahun yang sudah lewat ini. Para mahasiswa KOMAPO yang hadir di ruangan tersebut sekitar 20-an orang. Merekan tampak wajah dengan penuh gembira, kesedihan, rasa kemarahan, bahkan kekecewaanpun terjadi pada pagi hari itu, ketika Bapak markus menyampaikan seputar perkembangan pembangunan Kabupaten Pegunungan Bintang.
Dalam penyampaiannya Bapak Markus menyampaikan atau menceritakan tentang sejumlah pandangan mengenai perkembangan kabupaten pegunungan Bintang. Disana banyak perubahaan yang terjadi begitupula banyak kekurangan, kekuranganpun tumbuh subur diantara proses pembangunan fisik. Bapak Markus mengatakan “ proses pembangunan telah berjalan, dan cukup banyak terjadi perubahan terutama perubahan fisik. Baik itu perumahan masyarkat, para pegawai, serta perumahaan anggota dewan dll. Selain itu kelebihan lain pemerintaah wellington periode pertama adalah langka menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu terobosan yang diambil oleh pemerintah adalah mengirim anak-anak ke luar Papua untuk belajar dan sekaligus dibiayai dari pemerintah kabupaten. Program-progaram pemerintah lebih khusus di bidang pendidikan diantaranya adalah program matrikulasi (penyesuaian), yang dilakukan oleh pemerintah dengan USD. Dalam kesepakatan yang diambil oleh pihak USD dengan pemerintah (MOU) selama lima kali anggkatan (periode)”
Lebih lanjut Ia menjelaskan “ membuka jalan untuk dapat akses ke luar (luar Pegunungan Bintang) untuk dikenal. Misalnya kerja sama dengan istitusi-institusi di berbagai kota study. Dan berbagai terobosan yang sedang dan sudah dibangun oleh kepemimpinan Welington Wenda. Dilain sisi kita patut menyoroti (mengoreksi) atas beberapa kelemahan selama kepemimpinan bupati Welington Wenda. Kelemahan tersebut diantaranya: kurang harmonisnya hubungan kewenangan anatara legislative (DPR) dan eksekutif (Bupati), akibatnya tidak ada patokan (perda) dalam pengambilan kebijakan daerah, akibatnya menciptakan moral masyarakat yang jelek, seperti berjudi, malas (proposal), banyak terjadi tindakan kriminalits. Selain itu, terkesan para pejabat baik politisi (legislatif) eksekekutif mencari keuntungan (banyak manipulasi, tidak ditempat menjalankan kewenagnanya khususnya pimpinan SKPD). Itulah sejumalah pionir dan perkembangan kinerja pemerintahaan Welington Wenda masa periode pertama.
Bagaimana proses pembangunan yang sedang dan akan terjadi pada periode kepemimpinan Welington Wenda tahap II (2011-2015)? Pertanyaan yang patut kita analisis dan memberikan penilaian sekaligus memberikan masukan kepada pemerintahaan Wellington Wenda dengan dasar beberapa kelemahan yang disebutkan diatas. Lagian ketika terpilih kembali lagi siap maju sebagai calon gubernur bila lolos perifikasi dan telah mendaftar. Bagaimana jika bapak Welington diangkat menjadi gubernur? Berikut cuplikan yang disampaikan oleh Bapak Markus Ningmabin “ sebagai matan Bupati beliau pasti akan memperhatikan kepada masyarakat Pegunungan Bintang, namun tidak semua kemungkinan besar orang-orang terdekat saja yang diperhatikan” katanya. Untuk mengisi kursi bupati dan merombak kabinetnya, ada undang-undang yang mengatur tentang itu. Ia menjelaskan jika nantinya bupati lolos perifikasi dan memenagi kursi Gubernur, maka wakil bupati yang akan menjadi Bupati. Lalu bagaiman dengan posisi wakil bupati, pasilah yang mengisi kekosongan tersebut adalah patai politik yang memengai pada urutan ke dua, yaitu bapak Costan Oktemka, namun disini menjadi tanda Tanya adalah apakah Costan Oktemka dari Partai politik atau dari indevenden. Jika dari indevenden, maka lebih jauh lagi dipertanyakan bahwa apakah partai indivenden itu sudah terdaftar di kementrian Hukum dan Ham RI? Jika partai yang berada pada posisi kedua tidak memenuhi aturan maka yang menjadi wakil bupati adalah partai yang memenangi urutan ke tiga”ucapnya.
Menegkok ke KOMAPO Bapak Markus mengatakan “ sebagai pribadi yang diperhitungkan “diri sendiri” dan pemerintah pastilah memposisikan diri dan tekun belajar untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Sebagai bagian dari anggota KOMAPO sebagai wadah belajar untuk berkiprah di lapangan nanti. Pastilah semua sudah direncanakan saya sebagai warga KOMAPO apa yang saya harus lakukan, dan apa yang saya harus dipersiapkan. Jika ada persoalan dengan anggota KOMAPO dan KOMAPO, sebaiknya diselesaikan dengan mekanisme organisasi karena ada dalam wadah KOMAPO sebagai organisasi terpelajar yang sedang belajar” ucap bapak Markus Ningmabin. Dalam rapat tersebut hadir pula Bapak Gerald Bidana, ia menyoroti kepada badan pengurus KOMAPO, agar mereka betul-betul bekerja, jangan Anda santai-santai kos-kosan. Sudah dipercayakan dari anggota KOMAPO untuk memimpin dan mereka. Dengan demikian sebagai sekjen dan wakil sekjen segera difungsikan agar organisasi ini bisa berjalan dengan baik” tuturnya.
Akhir kata “bertanyalah kepada diri sendiri SIAPA SAYA’’? merupakan pertanyaan yang tidak mudah dijawab, namun penting ada upaya untuk menjawab,karena dengan mengetahui sebagian diri kita, dapat mengetahui hak dan kewajiban kita….disitulah pintu menuju cita-cita hidup” bapak Markus dalam catatan tertulisnya. (Frans/Admin).

Bermukim di Pinggir Kota

DI PEGUNUNGAN BINTANG : GURU SD ALDOM MENINGGALKAN TUGAS SELAMA EMPAT TAHUN

FX Kasipmabin*

Seorang guru yang professional perluh mengenal dan menerapkan pendekatan-pendekatan yang baik sesui dengan ketentuan yang disepakati bersama baik pihak pengelola sekolah, para pendidik, dan para pembelajar. Dalam pendekatan yang diterapkan di kelas perluh dilihat dengan baik, pendekatan seperti apa yang menangani kasus-kasus yang kerapkali terjadi di kelas. Dengan mengetahui pendekatan yang sesuai, otomatis akan meredupkan pokok masalah yang dianggap berat.
Persoalan kelas sangat penting untuk dibicarakan oleh para pendidik. Kelas seringkali terjadi beban berat bagi para guru, sehingga terjadi frustasi,mengeluh, akibat tidak kondusifnya situasi kelas. Trategi atau manajemen kelas perluh diterapkan dan ditegakan ketika situasi tersebut terjadi. Ketika seorang guru dengan senang mengajar, interaksi siswa dengan guru lancar adalah modal utama kesuksesan bagi suatu kelas. Setiap mata pelajaran diberikan oleh guru mata pelajaran akan mengalir dengan sendirinya, itu semua didukung oleh kedua bela pihak yaitu pembelajar dengan pendidik. Dengan demikian harapan semua kalangan baik orang tua, pengelola sekolah,guru mata pelajaran, murid dan juga praktisi sekolah dapat tercapai. Perluh diketahui oleh semua kalangan pendidik baik pendidik dalam pendidikan formal maupun non formal, beberapa pendekatan yang perluh dipegang antara lain pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan buku masak dan pendekatan intruksional. Berikut penjelasan singkat menyangkut pendekatan-pendekatan tersebut.

PENDEKATAN BELAJAR KELAS TIDAK OPTIMAL

FX Kasipmabin*

Seorang guru yang professional perluh mengenal dan menerapkan pendekatan-pendekatan yang baik sesui dengan ketentuan yang disepakati bersama baik pihak pengelola sekolah, para pendidik, dan para pembelajar. Dalam pendekatan yang diterapkan di kelas perluh dilihat dengan baik, pendekatan seperti apa yang menangani kasus-kasus yang kerapkali terjadi di kelas. Dengan mengetahui pendekatan yang sesuai, otomatis akan meredupkan pokok masalah yang dianggap berat.
Persoalan kelas sangat penting untuk dibicarakan oleh para pendidik. Kelas seringkali terjadi beban berat bagi para guru, sehingga terjadi frustasi,mengeluh, akibat tidak kondusifnya situasi kelas. Trategi atau manajemen kelas perluh diterapkan dan ditegakan ketika situasi tersebut terjadi. Ketika seorang guru dengan senang mengajar, interaksi siswa dengan guru lancar adalah modal utama kesuksesan bagi suatu kelas. Setiap mata pelajaran diberikan oleh guru mata pelajaran akan mengalir dengan sendirinya, itu semua didukung oleh kedua bela pihak yaitu pembelajar dengan pendidik. Dengan demikian harapan semua kalangan baik orang tua, pengelola sekolah,guru mata pelajaran, murid dan juga praktisi sekolah dapat tercapai. Perluh diketahui oleh semua kalangan pendidik baik pendidik dalam pendidikan formal maupun non formal, beberapa pendekatan yang perluh dipegang antara lain pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan buku masak dan pendekatan intruksional. Berikut penjelasan singkat menyangkut pendekatan-pendekatan tersebut.

MENEMUI SORANG RAJA DI HUTAN BELANTARA

Oleh FX Kasipmabin*



Memasuki liburan panjang pada bulan juni-juli dan agustus,ketika itu teman-teman bangku kuliah saya hendak berlibur ke daerah masing-masing. Teman-teman yang datang dari luar pulau jawa selama ini kuliah di tanah jawa khususnya Yogyakarta berkemas-kemas untuk meninggalkan kota Yogyakarta dalam beberapa bulan saja. Selama dua tahun saya pulang balik diantara kos dengan kampus yang menguras otak dan dompet kantong yang isinya berupa koin karat yang ditipkan oleh pemerintah Pegunungan Bintang. Memasuki liburan panjang tepatnya pada hari esok,teman-teman angkatan saya pergi ke papua tanpa ada informasi yang menitipkan lewat HP dan atau lewat teman.
Satu minggu kemudian sayapun meninggalkan kota Yogyakarta dengan pesawat Laion Air yang menerbangkan saya ke tempat dimana dua tahun lalu saya telah meninggalkannya. Tidak terasa saya tiba di gubuk yang dulu saya bangun dan tinggal bersama teman-teman SMA saya. Dua hari telah lewat bersama gubuk tua yang saya bangun tiga tahun yang lalu. Saya pun bergemas untuk meninggalkan kota untuk pergi ke kampong halaman bersama beberapa bapa-bapa yang hendak berangkat ke kampong ketika itu mereka libur ke kota. Pada pukul dua siang saya tiba di kampong menemui kedua orang tua ku. Sayapun menceritakan pengalaman saya ketika study di kota selama mengenjam pendidikan.

Ada apa di balik WENGDING??

FX Kasipmabin Wengding adaalah suatu rangkaian kalimat yang memuat dua suku kata yang memiliki arti tersendiri. Kata weng ding berasal dari bahasa Ngalum (bahasa Ngalum adalah salah satu bahasa yang digunakan oleh penduduk suku Ngalum di wilayah pedalaman Aplim Apom Kabupaten Pegunungan Bintang), terdiri atas Weng: Informasih, Ding: diatas,bagian atas . Jadi, Wengding artinya Informasih yang sangat penting. Dari sudut pandang proses penyampaian informasih Wengding diartikan sebagai suatu teknik penyampaian informasih terhangat dan penting sesuai kebutuhan di kampung.

COOPERATIVE LEARNING & MUTU SEKOLAH

Oleh FX Kasipmabin

Perkembangan teknologi berpengaruh pada perkembangan pendidikan suatu bangsa. Dengan adanya teknologi, memacu setiap sekolah dan perguruan tinggi di berbagai belahan dunia telah berupaya untuk memahami secara ilmiah dan melakukan yang terbaik bagi Negara dan bagsanya untuk mencapai suatu alternative yang efektif sebagaimana mestinya yang diharapkan oleh seluruh lapisan masyarakat dunia. Dengan demikian setiap Negara berlomba-lomba menerapkan suatu metode pembelajaran yang baik, penemuan baru sesuai dengan kebutuhan pasar global. Tuntutan pasar global yang harus dipenuhi, maka sekarang ini cooperative learning dapat atau telah diperaktekan diberbagai macam sekolah di seluruh dunia, yang meliputi semua jenjang pendidikan baik TK,SD, SMP, SMA, perguruan tinggi. Dan juga, telah terbukti efektif dan mennyenangkan untuk mencapai perestasi didik dalam pendidikan non formal peserta kursus, diskusi, lokakarya, seminar, dan berbagai kegiatan lainnya. Metode-metode yang baik sesiuai dengan kebutuhan sisiwa/wi ini telah digunakan untuk semua mata pelajaran atau bidang studi.

MENGUTAMAKAN PROBLEM BASED LEARNING

Dalam kehidupan kita dipengaruhi oleh sejumlah masalah. Masalah yang kerapkali timbul dalam didalam diri, kelompok, masyarakat, suku bangsa, dan tidak lain adalah Negara pun dihadapkan dengan berbagai macaam masalah. Dalam kehidupan sehari-hari masalah merupakan yang paling momok bagi kehidupan personal. Sering mengeluh karena dilanda permasalahan, baik permasalahan keluarga, masalah cinta, masalah jabatan, masalah pengetahuan, masalah dalam belajar akademik, maupun belajar mandiri sesuai dengan. Permasalahan pendidikan dalam hal pembelajaran sangat penting dibicarakan di berbagai akademisi di dunia. Masalah di dalam proses belajar dan mengajar di tanah papua pada umumnya dan pegunungan

PEGUNUNGAN BINTANG DALAM KEBIMBANGAN

Oleh Fransiskus Kasipmabin*

“Didalam masyarakat, mahasiswa berdiam maka banyak persoalan yang akan tumbuh subur”
Arnold Up 

Aplim Apom Dibawa Kemana?

Puluhan tahun yang lalu masyarakat Pegunungan Bintang merindukan suatu harapan akan suatu perubahan, harapan akan mengenal dunia luar, harapan akan mengenal pembangunan, harapan akan mengenal kesejahteraan ekonomi, kesehatan, harapan akan mengenal pendidikan bagi dirinya dan anaknya dan sejuta harapan yang dinantikan oleh masyarakat Ngalum, Kupel, Morop, Kambom, Kimki/Lepki. Harapan sejuta harapan itu mulai Nampak seketika diberikannya otonomi khusus bagi provinsi papua. Pada masa itu tidak banyak anak-anak asli pegunungan bintang (oksibil, Kiwirok, Apmisibil, Kupel) yang sekolah bahkan kuliah sekalipun. Beberapa anak daerah yang selesai sarjana dan bekerja di wamena ibukota jayawijaya adalah harapan mereka (masyarakat) untuk memberikan yang terbaik di tanahnya sendiri atau merekala yang menjadi tuan di atas tanahnya sendiri. Impian tersebut kini telah terwujud. Para intelektual pegununungan bintang (Oksibil, Apmisibil, Kiwirok) berupaya untuk mendorong agar dilakukannya pemekaran kabupaten baru berdasarkan UU tahun 2001 otonomi khusus bagi provinsi papua. Mereka mencetuskan sebuah nama kabupaten yang bernama “kabupaten pegunungan bintang” yang berasal dari bahasa daerah adalah Aplim Apom”. Mengapa mereka memberikan nama Pegunungan Bintang? Apa alasan yang mendasari sehingga memberikan Pg.Bintang. Kenapa tidak memberikan nama menggunakan bahasa daerah? Apa esensi dari sebuah nama kabupaten? Hal ini menjadi pembicaraan serius bagi generasi muda sekarang ini. Sejarah pemberian nama kabupaten belum didokumentasikan baik itu dalam tulisan atau foto dan lainnya, sehingga sulit untuk diangkat dan dibuplikasikan. Memang pelaku sejarah belum diwawancarai, sehingga tulisan ini penulis memberikan apa adanya. Nama kabupaten ini diicetuskan di wamewa pada tahun 2002 yang diketuai oleh Theo Opki (mantan ketua DPR) Pegunungan Bintang.