Perkembangan ekonomi dunia semakin hari semain kian membumi sampai pelosok. indonesia bagian dari komunitas dunia perluh membenah diri. Pada 2015 mendatang, kesepakatan Masyakarat Ekonomi ASEAN atau pasar bebas ASEAN mulai berlaku. Jika ingin tetap bisa bersaing, Indonesia harus berbenah. Sebab, daya saing beberapa sektor industri utama kita masih kalah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Simak topik # Pasar Bebas ASEAN (MEA) untuk menyimak berita-berita seputar ini
berita
Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG
Rabu, 02 Mei 2012
PERAN AGAMA KATOLIK DI TANAH PAPUA PEGUNUNGAN BINTANG DIABANG DEKRADASI
Penyebaran ajaran agama katolik di dunia pada abad ke 7 dari eropa menelusuri dunia. Penyebaran ajaran agama memang memerlukan proses panjang dan memerlukan waktu, tenaga, material, mengorbankan nyawanya untuk misi mereka dapat terwujud. Sejarah peradaban penyebaran ajaran Kristiani dari barat atau penyebaran budaya barat ke dunia termasuk Indonesia masa klonialisme. Sejarah masuknya ajaran katolik (budaya barat) di Indonesia pada abad ke tujuh (7) di sumatera utara (edy mahyudin). Perkembagan ajaran katolik di Indonesia memang cukup lama. Papua adalah salah satu bangsa yang dijajah oleh kolonialisme. Dengan demikian penyebaran agama di tanah papua masuk melalui pintu selatan. Setiap komunitas baik
PEGUNUNGAN BINTANG DALAM KEBIMBANGAN
Oleh Fransiskus Kasipmabin*
“
Didalam masyarakat, mahasiswa berdiam maka banyak persoalan yang akan tumbuh subur”
Arnold Up
Aplim Apom Dibawa Kemana?
Puluhan tahun yang lalu masyarakat Pegunungan Bintang merindukan suatu harapan akan suatu perubahan, harapan akan mengenal dunia luar, harapan akan mengenal pembangunan, harapan akan mengenal kesejahteraan ekonomi, kesehatan, harapan akan mengenal pendidikan bagi dirinya dan anaknya dan sejuta harapan yang dinantikan oleh masyarakat Ngalum, Kupel, Morop, Kambom, Kimki/Lepki. Harapan sejuta harapan itu mulai Nampak seketika diberikannya otonomi khusus bagi provinsi papua. Pada masa itu tidak banyak anak-anak asli pegunungan bintang (oksibil, Kiwirok, Apmisibil, Kupel) yang sekolah bahkan kuliah sekalipun. Beberapa anak daerah yang selesai sarjana dan bekerja di wamena ibukota jayawijaya adalah harapan mereka (masyarakat) untuk memberikan yang terbaik di tanahnya sendiri atau merekala yang menjadi tuan di atas tanahnya sendiri. Impian tersebut kini telah terwujud. Para intelektual pegununungan bintang (Oksibil, Apmisibil, Kiwirok) berupaya untuk mendorong agar dilakukannya pemekaran kabupaten baru berdasarkan UU tahun 2001 otonomi khusus bagi provinsi papua. Mereka mencetuskan sebuah nama kabupaten yang bernama “kabupaten pegunungan bintang” yang berasal dari bahasa daerah adalah Aplim Apom”. Mengapa mereka memberikan nama Pegunungan Bintang? Apa alasan yang mendasari sehingga memberikan Pg.Bintang. Kenapa tidak memberikan nama menggunakan bahasa daerah? Apa esensi dari sebuah nama kabupaten? Hal ini menjadi pembicaraan serius bagi generasi
Langganan:
Postingan (Atom)