berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Rabu, 05 Maret 2014

Jokowi Bicara Pasar Bebas ASEAN 2015


Rabu, 18 September 2013 | 13:33 WIB 
 
Suasana Meeting of the Governoor and Majors of the Capitals of ASEAN di Dua Mutiara II Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan Meeting of the Governors/Majors of the Capitals of ASEAN digelar untuk menyambut perdagangan bebas ASEAN di tahun 2015 mendatang. Kerja sama di bidang infrastruktur dan lainnya menjadi langkah yang wajib dilaksanakan antara 10 negara ASEAN tersebut.

"Satu visi, satu ide, satu masyarakat merupakan moto ASEAN. Pertemuan ini adalah langkah besar menuju Pasar Bebas 2015," ujar Jokowi dalam pidato sambutannya pada Rabu (18/9/2013).

Berdasarkan beberapa survei terhadap 2.200 responden yang tinggal di sejumlah negara ASEAN, sebanyak 76 persen kurang memahami tentang ASEAN sekaligus perannya. Adapun jumlah yang mengetahui ASEAN lebih tinggi adalah Indonesia.

Pasar bebas Asean 2015, ujian ketangguhan pengusaha muda RI



 


Pasar bebas Asean 2015, ujian ketangguhan pengusaha muda RI
Ilustrasi pengusaha. ©Shutterstock.com/Minerva Studio
 



Merdeka.com - Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 bakal menjadi ujian ketangguhan pengusaha muda Indonesia. Jika tak mampu bersaing di pasar bebas tersebut, bisa dipastikan pengusaha muda Indonesia hanya bisa menjadi penonton di negeri sendiri.
"Seluruh kuenya akan dinikmati oleh pengusaha regional, baik dari Thailand, Malaysia, Fillipina, maupun Singapura," ucap Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Raja Okto Saptahari, di Jakarta, Senin (17/2).
Menurutnya, MEA memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi menjanjikan peluang, di sisi lain menyimpan ancaman.
"Menjadi peluang, ketika kita dapat melihat MEA 2015 sebagai pintu untuk melakukan ekspansi usaha kita. Namun akan menjadi ancaman jika kita tidak mampu memanfaatkannya," tegasnya.
Dia menambahkan, kunci untuk menghadapi MEA 2015 adalah meningkatkan daya saing, strategi, dan kemampuan berbisnis. Campur tangan pemerintah juga dibutuhkan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan politik

Selasa, 04 Maret 2014

Hadapi komunitas ASEAN 2015, RI dituntut naikkan daya saing



1
6

Hadapi komunitas ASEAN 2015, RI dituntut naikkan daya saing
ASEAN SUMMIT 2013. ©AFP PHOTO
 


Merdeka.com - Jelang Komunitas ASEAN 2015, Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia bakal meningkatkan kinerjanya di tingkat internasional. Untuk itu, perhimpunan ini segera melakukan sertifikasi kompetisi.

Ketua Umum Perhumas, Prita Kemal Gani menyatakan, tes sertifikasi itu nantinya berupa tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Pihaknya juga terlah memperoleh izin untuk melakukan hal tersebut.

"Izin penyelengaraan dari Badan Sertifikasi Profesi (BNSP) sudah kami peroleh. Kini tinggal menyelesaikan persiapan teknis dan administrasi oleh kami, Perhumas dan asosiasi lain," kata Prita saat acara Konvensi Nasional Humas di Hotel Four Sesion, Jakarta, Senin (24/2).

Terkait pasar bebas, pihaknya pun sudah memperingatkan para praktisi di bidang kehumasan untuk bisa bersaing.

Transportasi laut Indonesia sulit lepas dari cengkeraman asing




Merdeka.com - Pelaku asing disebut masih mendominasi kegiatan logistik di jalur perairan. Maka dari itu, neraca jasa Indonesia dikhawatirkan kian tertekan menjelang ASEAN Economic Community (AEC) 2015.

Kalahnya pelaku usaha domestik disebabkan tidak tersedianya armada dagang nasional yang kuat. Padahal, Kementerian Perhubungan mengaku telah mengeluarkan regulasi untuk mendorong pertumbuhan pelaku logistik perairan.

"Undang-undang kita mengatakan kapal yang didaftar 7GT ke atas, dimiliki Indonesia, berbendera Indonesia. Kalau dia patungan atau joint venture, harus mayoritas Indonesia," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Bobby R Mamahit di Kantor Kementerian Perhubungan, Selasa (25/2).

Jelang pasar bebas Asean 2015, Indonesia dinilai kalah start




Jelang pasar bebas Asean 2015, Indonesia dinilai kalah start


Merdeka.com - Indonesia dinilai kalah start ketimbang negara lain jelang pemberlakuan masyarakat ekonomi Asean pada 2015. Ini bisa menjadikan Indonesia hanya sebagai pasar produk impor.
Pengamat ekonomi Hendri Saparani mengatakan negara lain seperti Thailand dan China sudah menyiapkan diri untuk bisa segera mengambil keuntungan dari pasar bebas Asean tersebut. Saat ini, Thailand fokus untuk mengembangkan pasar produk pertaniannya hingga luar negeri.