berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Rabu, 09 Januari 2013

SARASEHAN KEBANGSAAN ORMAS-ORMAS KATOLIK DIY

“Sudahkah Indonesia 100% Merdeka Untuk Kesejahteraan Bersama?” Yogya-Komapo,Sarasehan kebangsaan menyikapi setelah paskah kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah (Belanda, Jepang) pada tahun 1945, umur 67 tahun kemudian Indonesia berada pada tataran Negara miskin di muka bumi ini. contoh kasus saat ini adalah korupsi indonesia juara satu tingkat asia tenggara . Berbagai pergulatan dan pergerakan dari masyarakat Indonesia berhasil ditumbangkan resim kediktatoran Presiden Suharto pada bulan mei 1998 adalah sebuah sejarah revolusi bangsa Indonesia. Selama 67 tahun Indonesia dua kali merdeka. Indonesia merdeka pada tahun 1945 dan merdeka tahun 1998. Menyikapi hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 67, ormas-ormas katolik mengadakan sarasehan kebangsaan “Sudahkah Indonesia 100% Merdeka Untuk Kesejateraan Bersama?”. Ormas-ormas katolik yang mendukung kegiatan sarasehan kebangsaan antara lain Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Yogyakarta, Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Yogyakarta, Perhimpunana Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Thomas Aquinas Yogyakarta, dan Pemuda Katolik Yogyakarta. Kegitan tersebut diselenggarakan hari minggu 26
Agustus 2012, di PERC Kanisius Yogyakarta. Seminar sarasehan tersebut dihari oleh tokoh-tokoh katolik termasuk Drs. S. Totok Sudarwoto, ketua PK3K-DIY. Peserta sarasehan berjumlah 150 orang yang berasal dari berbagai organisasi masyarakat katolik di Yogyakarta. Sarahsehan kebangsaan ormas-ormas katolik Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut dimulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 13.00 dengan pembawa materi Lg. Mardyantiwi, SH,M.Si selaku ketua WKRI-DIY dengan materi yang disampaikan Peran Wanita Katolik Republik Indonesia dan Penguatan Pemberdayaan Perempuan, Drs.Lg. Suryadi, M.Pd ketua ISKA dengan materi Pendidikan Karakter Bangsa Yang Memerdekakan, Mario Wiran Ketua Presidium PMKRI Santo Thomas Aquinas DIY, dengan materi Organisasi mahasiswa dan Manfaatnya, dan Lgn. Ganjar Tri H Ketua Pemuda katolik DIY dengan materi yang disampaikan Pemuda dan Gerakan Pemuda: Prakmatisme dan Individualisme Memenjara Nilai-Nilai Kehidupan. Dalam penyampaiannya ketua WKARI mengemukakan beberapa konsep menjadi sebuah pengutan pemberdayaan perempuan yang akan dilakukan, setelah melihat situasi dan kondisi riil bangsa indoesia saat ini, antara lain; meningkatkan peran perempuan dalam bidang politik dan pengambilan keputusan, meningkatakan taraf pendidikan dan kesehatan untuk mempertinggi kualitas hidup dan sumber daya kaum perempuan, meningkatkan gerakan anti kekerasan terhadap perempuan, menyempurnakan perangkat hukum yang lebih lengkap dalam melindungi setiap individu dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, memperkuat kelembagaan, koordinasi dan jaringan pengarusutamaan gender, dalm perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dari berbagai kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di segala bidang termasuk pemenuhan komitmen-komitmen internasional, penyediaan data dan statistic gender, serta peningkatan partisipasi masyrakat. Upaya membangun kehidupan yang lebih baik dan sejahtera bagi kaum perempuan tidak dapat dilakukan sekmented belaka, mengingkat bahwa ideology patriarki berurat akar dalam stuktur social dan politik. Penguatan pemberdayaan perempuan akan berhasil jika ada koordinasi dan kerja sama antara actor-aktor strategis dan organisasi perempuan. Actor strtegis tersebut di antaranya adalah kaum perempuan dari berbagai komponen, lembaga-lembaga social kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang concern dengan isu perjuangan penegakan hak-hak perempuan di tingkat internasional. Ketua pemuda katolik Daerah Istimewa Yogyakarta dalam paparan makalahnya mengatakan “ salah satu tawaran konsep dan format pengkaderan dimungkinkan untuk dilakukan dengan pola Live in. pola tersebut menghindarkan kita dari kejenuhan orang muda dalam forum diskusi yang terkesan serius dan formal yang selama ini cenderung dan rujukan yang biasa dilakukan dalam proses pengkaderan dalam bentuk pelatihan dan seminar yang berlangsung berhari-hari. Konsep Live In merupakan format yang lebih ringan disbanding forum diskusi atau pelatihan atau pelatihan yang berlangsung dalam satu waktu dan ruang kelas. Konsep Live In, tentu tetap memperhatikan situasi yang fun and enjoy dan juga tanpa melupakan tujuan dari proses pengkaderan, yakni internalisai nilai-nilai keorganisasian dan nilai perjuangan hidup yang ada di masyarakat sekitar hingga menanamkan kemampuan calon-calon kader untuk membentuk prdikmanya sendiri sesuai dengan situasi terkini dan pembacaan situasi yang akan datang” kata Hantoro. Mario Wiran, ketua presidium PMKRI Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa “ organisasi mahasiswa berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia kerja yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena bangku perkuliahan tidak mengajari kemampuankemampuan yang tergolong Soft Skills seperti ini. Saat berada di dalam kelas, kita sebatas mendapat pengetahuan teknis akan suatu disiplin ilmu. Di buku-buku teks yang banyak dijual di pasaran sebenanrnya banyak mencantumkan teori-teori dan tisp-tips prktis mengenai soft skilsini. Namun jika tidak diperaktekan ke dalam bentuk perbuatan nyta atau benar-benar melakukannya ya sama saja nihil. Sehingga mahasiswa perluh belajar organisasi dan secara langsung memperaktekan di lingkungan masyarakat kita berada” kata Mario. Tidak ketinggalan menarik, Bapak Drs Ignas Suryadi ketua ISKA –DIY dalam paparan materinya mengatakan “ esensi dari kemerdekaan bagi masyarakat demi kesejahteraan masyarakat adalah bebas dari segala bentuk penindasan ekonomi, politik, social, pendidikan dan lainnya. Pendidkan karakter bangsa yang memerdekakan tentu memperbaiki kehidupan rumah tangga terutama pendidikan bagi anak-anak sesuai dengan baik dan benar” singkatnya. Sudahkah Indonesia 100% Merdeka Untuk Kesejahteraan Bersama? Dimana Peran Ormas Katolik? Itulah pertanyaan-pertanyaan mendasar yang termuat dalam judul makalah Bapak DR. Lukas Ispandriarno mengakhiri diskusi panel tersebut. Ia mengatakan “ pembangunan habitus baru mesti diawali dari ormas terlebih dahulu, menata dan membangun organisasi agar anggotanya militant, disiplin, modern tetapi tatp menjaga kearifan local dan berintegritas. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan menyelenggarakan kaderisasi secara rutin. Ormas katolik sebagai motor kaum awam mendorong umat dalam pemberdayan kelompok kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel sebagai upaya melestarikan keutuhan ciptaan Tuhan. Ormas bisa secara mandiri atau bergabung dengan kalangan civil society mendampingi dan memberdayakan kelompok-kelompok tersebut, diawali dengan kelompok terdekat lalu menyebar secara nasional. Ikut mengisi keistimewaan DIY menuju kesejahteraan bangsa Indonesia” kata Bapak Lukas dan juga Dekan Fakultas Ilmu Soaial dan Ilmu Politik Universitas AdmaJaya Yogyakarta. Moderator yang dipimpin langsung oleh Drs. S. Totok Sudarwanto, membuka sesi diskusi. Dalam diskusio tersebut menyepakati dan menetapkan untuk membuat sekertariat bersama (SEKBER) diantara ormas-ormas katolik Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari Yogyakarta mendukung keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia adalah dasar negara pancasila. Dalam keputusan keuskupan agung semarang yang termuat dalam anggaran dasar dan anggran Rumah tangga organisasi keuskupan agung semarang (ARDAS) bahwa rumusan tentang ‘Sakramen Politik” yang ditulis oleh romo Eddy Kristiyanto OFM (2008) “ Dalam hubungan dengan kekuasaan, gereja tidak melibatkan diri dalam persaingan merebut kekuasaan, tetapi harus terlibat aktif dalm mengawasi tangungjawab dalam pengunaan kekuasaan, karena kekuasaan politik selalu menyangkut nasip, kepentngan dan keselamatan orang banyak” (Kristiyanto, 2008: xiii). Ardas ini berlaku sampai dengan tahun 2015, dengan demikian kita bekerja keras untuk mendorong kepada kader-kader katolik untuk menduduki kursi persiden tahun 2015, mungkin saja!. Selesai diskusi dilanjutkan dengan kegitan pentup diantaranya doa penup sekaligus doa makan. (FX . Mabin)

Tidak ada komentar: