berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Rabu, 02 Oktober 2013

Target Amerika Membidik Papua, Mulai Nyata!





"Pada sekitar tahun 1961, Presiden Soekarno gencar merevisi kontrak pengelolaan minyak  dan tambang-tambang asing di Indonesia. Minimal sebanyak 60 persen dari keuntungan perusahaan minyak asing harus menjadi jatah rakyat Indonesia. Namun kebanyakan dari mereka, gerah dengan peraturan itu. Akibatnya, skenario jahat para elite dunia akhirnya mulai direncanakan terhadap negeri tercinta, Indonesia" (Anonim)
 
Setelah melewati beberapa tahap, bangsa Indonesia belum sepenuhnya menemukan, dan mempersatukan seluruh rakyat (rakyat indonesia dari sabang sampai merauke). Rakyat Indonesia memiliki berbagai suku, bahasa, latar belakang kehidupan social yang sangat berbeda pula, menjadi kekuatan untuk mempertahankan kedaulatan rakyat, dari penguasa. Bangsa Indonesia ,melewati tiga fase (tiga masa: masa orde lama, orde baru, masa demokrasi).
Melewati tiga tahap, yang tentunya memperbaiki nasib bangsa, mencerdaskan dan memakmurkan rakyat, namun nasip bangsa ini mengalami kemunduruan.  Indonesia saat ini dituntut untuk menjadi bagian dari pelaku pembanguan ekonomi dunia, menjadi donor dan siap untuk  menjadi pelaku pasar bebas, kapitalis-imperalis Amerika dan sekutunya.

TERPAKSA KELUAR DARI SEKOLAH KUMU ITU


Pak guru jangan pergi…,jangan pergi..,mau ke mana pak guru…,bantu kami sekolah, kami ingin sekolah!!

Itulah suara yang terdengar dengan kata-kata penuh harapan. Nadanya sesak, tidak mau berkata-kata. Hanyalah air mata yang keluar dari mata putih itu, mengalir dan membasahi pipi dan mengalir ke tanah yang diinjakinya.  Boca-boca ingusan berbaris di pinggir halaman, saling berpelukan, saling berpegang tangan. Mereka menghucapkan kata-kata dengan polos yang dikeluarkan oleh mulut anak-anak itu. Anak-anak tersebut bersama sebuah gedung menjadi teman penghibur dalam menghidupi kehidupan mereka. Gedung itu menjadi teman sepermainan. Bersama gedung itu, mereka menjadi senang, semangat, menghidupkan tanda-tawa. Setiap sore sekitar pukul 15.00 mereka berkumpul bersama, saling menceritakan pengalaman mereka sewaktu pergi bersama ayah-ibunya. Entah kemana mereka! Mereka menceritakan. Lupakanlah anak -anak ingusan tersebut! Cerita  diatas adalah hasil pertengahaan cerita pendek ini, ketika  12 tahun kemudian.

Mereka berdiri di salah satu Daerah kumuh di pedalaman. Daerah yang konon ceritanya berada dibalik gunung, disebelah jurang, dibatasi dengan sungai dan bukit-bukit terjal menjulang di sana, jauh dari kota keramaian, berdiam di sana. Daerah tersebut berdiam tanpa kata-kata. Daerah terpencil yang belum mengenal dunia luar. Sebaliknya Dari luar belum mengenal daerah itu.

Adalah Nongme. Nongme wilayah kumuh, berlokasi dibalik gunung. Wilayah itu, saat ini dikenal dengan distrik nongme. Distrik baru pemberian kado Ulang tahun sekitar tahun 2011 silam. Distrik hasil pemberian pemerintah Indonesia melalui kaki tangan pemerintah daerah. Pemerintah daerah itu adalah Kabupaten Pegunungan Bintang yang beribukota oksibil. Genaplah menjadi 42 distrik di kabupaten itu. Kabupaten pegunungan bintang yang baru dimekarkan dari kabupaten induk, kabupaten jayawijaya pada tahun 2003 tersebut kini berkembang menjadi 42 distrik. Lupakan  kado pemekaran ulang tahun. 

Distrik Nongme Daerah pemekaran dari distrik Bime tersebut dihuni sejumlah kepala keluarga. Jumlah kepala keluarga tidak lebih dari 60 KK.  Sekitar  49 tahun lamanya, hidup dalam kegelapan. Hanya mendengar suara burung, suara binatang, suara tumbu-tumbuhan, suara rumput dan dilengkapi dengan suara manusia mengakhiri tidur malam.