berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Rabu, 25 April 2012

100 % KATOLIK 100 % PAPUA


MENGUPAS RAHASIA TARIAN OKSANG SEBAGAI INDUSTRI MASA DEPAN

Oleh Melkior Nikolar Ngalumsine Sitokdana

Apakah orang Ngalum sudah mengenal Industri?

Atangki (Allah) menciptakan manusia di Aplim Apom dan memberikan karuniaNya untuk hidup sesuai dengan harapanNya, yaitu hidup berdampingan/bersosial dalam menjaga, mengelolah seluruh ciptaanNya. Salah satu karunia Atangki yang kita rasakan adalah tarian Oksang. Tarian Oksang mengandung arti yang sangat mendalam dan tidak diperkenankan untuk mempublikasikan arti dan makna sesungguhya karena mengandung arti/makna suci dan kudus. Namun untuk memperjelas tarian ini, (menurut penulis) Oksang adalah tarian khas suku Ngalum yang dimainkan oleh sekumpulan orang bertujuan untuk memupuk cinta persaudaraan, perdamaian, dan kesejahteraan. Tarian Oksang dapat dibagi menjadi dua yaitu; Oksang aip (dalam bangunan) Oksang Mangol (diluar bangunan). Tarian Oksang mempunyai makna politik, ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan yang tentunya bermanfaat bagi kehidupan manusia Ngalum. Sebelum masuk di pembahasan tentang tarian Oksang, penulis mencoba menguraikan domain kognitif orang Aplim Apom tentang Oksang.
1. Pengetahuan (Knowledge). Orang Ngalum yg berada di level ini bisa menguraikan definisi dari Oksang, dan karakteristik Oksang. Level ini orang Ngalum belum bisa memaknai dan menari tarian oksang.
2. Pemahaman (Comprehension). Orang yang berada di di level ini bisa memahami dan memaknai tetapi belum bisa menari tarian Oksang.
3. Aplikasi (Application). Ditingkat ini seseorang mampu merangkum mengaplikasikan/ menari tarian Oksang.
4. Analisis (Analysis). Di level ini seseorang akan mampu memilah-milah tarian atau bangunan tarian Oksang yang baik dan buruk, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab kegagalan ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
5. Sintesis (Synthesis). Di tingkat ini seseorang mampu memberikan solusi permasalahan yang terjadi di tarian Oksang berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas tarian Oksang.
6. Evaluasi (Evaluation). Di tingkat ini seorang mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb.
Setelah mengetahui domain kognitif, kira-kira rekan-rekan pembaca masuk level mana?. Domain kognitif diatas hanya menguraikan kognitif rekan-rekan pembaca tentang tarian Oksang. Banyak yang sudah berada dilevel kognitif yang paling tinggi dari penulis, tetapi tidak mengurangi rasa optimisme penulis sebagai putra daerah Aplim Apom untuk mencoba menggali suatu rahasia dibalik tarian Oksang. Tarian Oksang adalah industri profit yang berkembang sejak penciptaanNya. Mengapa dikatakan profit?, karena bangunan Oksang dipakai untuk mencari keuntungan, walaupun tidak terlihat secara jelas karena lebih menonjol pada jasanya. Misalnya, Tamu undangan penari Oksang selalu membawa imbalan/ benda-benda berharga untuk memberikan kepada pemilik Oksang aip dan sebaliknya pemilik menyiapkan barang-barang berharga untuk tamunya, jadi terjadilah barter.

Mengapa tarian Oksang disebut industri?.
Tarian Oksang tidak dipandang sebelah mata karena perlu persiapan yang matang dan manajemen yang sistematis. Sebelum mendirikan bangunan terlihat karunia Atangki yang luar biasa yaitu; terlihat fungsi manajemen dan pembagian fungsi tugas yang sekarang dipakai disemua industri seluruh dunia yaitu : Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Sejak turun-temurun orang Ngalum mendirikan bangunan tarian Oksang diawali dengan perencanan, pembagian tugas (Pengorganisasian), pembangunan infrastruktur dan implementasi (Actuating), dan perawatan (Controling). Perencanaan hingga perawatan yang paling penting adalah selalu memperhatikan kualitas sumber daya manusia yang ada, sehingga menjadi sajian produk yang bermanfaat. Pengorganisasian yang dimaksud terdiri dari: Direktur (Oksang Ngolki), manager keuangan, manager ekonomi, manager humas, Manager kesehatan, Manager Teknisi, dan Manager Kerohanian. Setelah membentuk badan penggurus, selanjutnya membagi tugas dari setiap manager. Direktur (Oksang Ngolki) bertugas untuk mengkoordinir dan mengawasi setiap manager. Manager Teknisi bertugas mengakomodir anggotanya untuk mempersiapkan perlengkapan bangunan (Tali, kulit kayu, daun, dsb), membangun, dan Troubleshooting/ merujuk kepada sebuah bentuk penyelesaian sebuah masalah. Manager Ekonomi bertugas mengakomodir anggotanya menyiapkan makanan dan minuman sejak perencanaan, implementasi hingga Evalusi selama kegiatan berlangsung. Manager kerohanian bertugas mengakomodir anggotanya untuk melakukan upacara pemberkatan, pertobatan, penyembuhan, penguatan, dsb. Orang yang bertugas di kerohanian yang pastinya menguasai masob(Mantra). Manager kesehatan bertugas mengokomodir anggotanya untuk menggurus orang yang sakit. Namun semua fungsi tugas tidak dijalankan masing-masing manager karena saling keterkaitan antara semua bidang, Misalnya mengenai kesehatan, tentu berhubungan dengan kerohanian dan ekonomi. Manager Humas bertugas menjalin kerja sama dengan masyarakat sekitar dan masyarakat luar. Masyarakat luar yang dimaksud adalah mereka yang diluar dari wilayah pembangunan tarian Oksang tetapi mereka terlibat dalam menyumbangkan/ mendukung berupa moril dan materil. Dan juga humus menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh/ anggota di seluruh wilayah suku Ngalum untuk turut berpatisipasi dalam memainkan tarian Oksang. Manager keuangan tidak mengandung arti sempit yaitu uang, tetapi lebih pada mengumpulkan dan mengelolah sumber daya yang menjadi aset bersama. Hal-hal yang berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran dikoordinir langsung oleh manager keuangan.
Manajemen tarian Oksang sebenarnya sudah tersusun secara sistematis sejak penciptaanNya tetapi karena keegoisan seseorang dalam mencari popularitas membuat manajemennya terkesan tidak terlihat. Mari kita memaknai dan terus menggali rahasia dibalik tarian Oksang dan mengambil hikmanya dalam kehidupan kita sehari-hari. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari rekan- rekan pembaca demi penyempurnaan dan pengembangan tulisan ini.

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jawa Tengah

“Cinta terlarang”

PUISI


Cara dan sikapmu membuatku terlarut dalam asmaramu
Kau yakinkan aq dengan kata-kata manismu
Seiring berjalanya waktu,ku makin mencintaimu
Meski cinta ini terlarang
ku terlanjur mencintaimu
hari-hari yang indah kita lalui bersama,
di saat perasaan ku galau kau datang dengan sejuta canda
ku ingin serius walau hanya sebentar
Kini cinta bertepuk sebelah tangan
Henta kenapa kau harus menjauhkandku??????
walau akhirnya kau memberi alasan yang pasti
namun hati ini tag sanggup menerima kenyataan
rinduku masih ada untukmu
Ku ingin canda tawa bersamamu
kini sulit ku hapuskan rasa cintaku padamu
Maafkan aku bila pernah melukai hatimu
makasih karna kamu memberiku kesempatan untuk mengenalimu
kejarlah cinta sejatimu,jangan kamu hiraukan aq disini
walau aq terluka karnamu
satu hal yang kamu perluh tau
aq bahagia karna pernah mengenalimu.

OLEH
Yudefa Uropkulin
manejemen Sanata Dharma
2010

BERIKAN KESEMPATAN KEPADA PEREMPUAN APLIM-APOM UNTUK BERSTUDI

Jika dipandang sumber daya manusia pegunungan bintang pada umumnya masih sangat minim terutama perempuan.

Oleh Kaka Yumunip Hipyan

Sprit belajar

Pada umumnya wanita Aplim Apom memiliki keinginan yang tinggi untuk memperoleh pendidikan yang tinggi, baik mulai penddikan dasar sembilan tahun sampai tingkat universitas. Setiap peribadi mereka memiliki sejumlah harapan untuk memperoleh pretasi yang baik. Kalau diperhatikan beberapa yang sudah menempuh ke tingkat pendidikan tinggi. Mereka memiliki kemampuan analisa yang lebih baik dari pada mahasiswa. Selain itu mereka memiliki sikap kritis dalam hal belajar maupun permasalahan-permasalahan yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Hal ini ,menjadi sumber atau modal dasar untuk dikembangkan. Mereka harus didampingi dan diarahkan untuk berkembang lebih baik supaya memperbaiki serta memenuhi kekurangan dalam sumber daya manusia.
pendampingan secara khusus perlu dilakukan terhadap setiap mahasiswi dan siswi Aplim Apom. Pendampingan yang dimaksud, dilakukan mulai dari keluarga, lembaga pendidikan formal, pemerintah dan secara individu. Dari beberapa alternatif media tersebut yang paling rawan adalah pendampingan secara individu. Pendampingan individu yang dimaksud ialah pendampinan yang dilakukan oleh setiap orang khususnya pihak laki-laki, baik itu para pendidik, para pejabat maupun Kekasihnya. Apabila di perhatikan lima tahun belakangan ini. Kebanyakan mahasiswi dan siswi mengalami kegagalan dalam hal pendidikan karena alasan hamil. Selain itu, ketika mereka mengalami hal demikian selanjutnya akan berdampak pada aspek psiklolginya. Mulai muncul kecemasan, semangat belajar yang telah dibangun muali pudar dalam sekejap sehingga keputusan akhir adalah mengundurkan diri dari proses belajar karena takut terhdap teman-teman studinya maupun orang-orang disekitarnya.

RAPUHNYA SEBUAH ORGANISASI MAHASISWA Oleh Yudefa Uropkulin Bila Organisasi kita sudah tidak lagi nyaman atau tidak berjalan sesuai dengan KDRT yang telah disepakati bersama , haruskah mencari organisasi baru dan menempatkan diri di suatu organisasi tersebut ???........ yang mungkin kita mengenali melalui pergaulan bersama teman atau kerabat kita. Kalau aku boleh berkomentar aku lebih menghargai organisasi yang telah di bangun dan sudah lama di jalani bersama(bersama pada pilihan untuk mengepakan sayap pada dunia lain). Senyaman kita bergabung dengan organisasi lain, lebih nyaman organisasi sendiri, meski organisasi kita berjalan takaruan(galau) seiring berkembangnya waktu dan perubahan iklim dalam organisasi. Contoh spesifiknya karena pergantian badan kepengurusan atau berbagai tugas yang menuntut kita untuk mengesampinmgkan organisasi yang telah lama di bangun. Sebab di dalam organisasi tersebut tercantum tujuan organisasi,visi-misi, serta menggambarkan jati diri sebuah organisasi. Organisasi yang dididrikan tidak hanya di pandang sebelah mata, namun dibangun untuk memfasilitasi anggota organisasi dalam menuangkan ide-ide, mengasah keterampilan(skill),serta melakukan dalam tindakan nyata secara kritis,kreatif dan inofatif. Organisasipun dituntut untuk mampu menyikapi dan mengkritisi persoalan yang kerap terjadi di dalam organisasi eksternal maupun internal. Kenapa kita tidak berpegang tangan erat dan menyatukan pikiran yang terbelenggu oleh kebutuhan, mencoba saling merasakan, saling memahami, dan mengesampingkan ego.......hanya sesaat......untuk menggali, menemukan, dan membangun kembali sebuah organisasi utuh bedasarkan komitmen yang telah di sepakati bersama. Kalau ego berperan tidak di barengi dengan kebijaksanaan, maka sulit bagi kita untuk bisa bergandengan tangan dalam menjalani sebuah komitmen atau tujuan. Mengapa kita tidak mencoba memandang konflik yang kerap di hadapi oleh organisasi dengan kepala dingin(secara logis). Hilangkan perbedaan diantara kita tidak ada kata,aku ,kami tapi kita. Andai ada kemauan masih banyak cara mengatasi permasalahan dengan sudut pandang secara universa.seperti kata pepatah”banyak jalan menuju roma” walau jalan itu harus dijalan dengan pengorbanan, namun bila akan menyelesaikan masalah dan mengembalikan”sessuatu yang hilang itu” mengapa tidak kita coba. Tidak ada masalah yang tidak selesai, kecuali tidak diselesaikan. Apa yang ada sekarang bukan masalah aku dan dia atau bukan kepentinganku dan kepentinganya, tetapi masalah dan kepentingan kita bersama. Kita semua mempunyai tujuan yang sama dengan kepentingan yang berbeda, yaitu untuk merubah daerah kita dengan belajar dan mengejar ketertinggalan melalui organisasi yang ada. Kalau bukan kita siapa lagi. Bercermin dari latar belakang kehidupan ekonomi, politik, sosial,budaya,dan pendidikan . jika kita tidak bercermin dari latar belakang kehidupan kita dan masyarakat kita di daerah maka,apalah artinya mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan mengasa keterampilan dan menuangkan ide-ide yang kreatif. Kalau masih berharap ku ingin Komapo tetap aksis dan dapat mengaktualisasikan organisasi dimanapun dan kapanpun demi mengharumkan nama Komapo secara khusus dan Manusia pegunungan Bintang pada umumnya. Penulis adalah Mahasiswi program studi manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh Yudefa Uropkulin

Bila Organisasi kita sudah tidak lagi nyaman atau tidak berjalan sesuai dengan KDRT yang telah disepakati bersama , haruskah mencari organisasi baru dan menempatkan diri di suatu organisasi tersebut ???........ yang mungkin kita mengenali melalui pergaulan bersama teman atau kerabat kita. Kalau aku boleh berkomentar aku lebih menghargai organisasi yang telah di bangun dan sudah lama di jalani bersama(bersama pada pilihan untuk mengepakan sayap pada dunia lain). Senyaman kita bergabung dengan organisasi lain, lebih nyaman organisasi sendiri, meski organisasi kita berjalan takaruan(galau) seiring berkembangnya waktu dan perubahan iklim dalam organisasi. Contoh spesifiknya karena pergantian badan kepengurusan atau berbagai tugas yang menuntut kita untuk mengesampinmgkan organisasi yang telah lama di bangun. Sebab di dalam organisasi tersebut tercantum tujuan organisasi,visi-misi, serta menggambarkan jati diri sebuah organisasi.
Organisasi yang dididrikan tidak hanya di pandang sebelah mata, namun dibangun untuk memfasilitasi anggota organisasi dalam menuangkan ide-ide, mengasah keterampilan(skill),serta melakukan dalam tindakan nyata secara kritis,kreatif dan inofatif. Organisasipun dituntut untuk mampu menyikapi dan mengkritisi persoalan yang kerap terjadi di dalam organisasi eksternal maupun internal. Kenapa kita tidak berpegang tangan erat dan menyatukan pikiran yang terbelenggu oleh kebutuhan, mencoba saling merasakan, saling memahami, dan mengesampingkan ego.......hanya sesaat......untuk menggali, menemukan, dan membangun kembali sebuah organisasi utuh bedasarkan komitmen yang telah di sepakati bersama.

MAHASISWA DALAM ORGANISASI DAN PENDIDIKAN

OLeh : Agus Uropka


Mahasiswa Pada saat ini merupakan harapan terbesar bagi masyarakat daerah maupun Negara sebagai penyambung lidah rakyat terutama sebagai perubahan di masyarakat (Agen social of cahange). Sebagai salah satu potensi, mahasiswa sebagai bagian dari kaum muda dalam tatanan masyarakat yang mau tidak mau pasti terlibat langsung dalam tiap fenomena sosial, harus mampu mengimplementasikan kemampuan keilmuannya dalam akselerasi perubahan ke arah yang berkeadaban. Keterlibatan mahasiswa dalam setiap perubahan tatanan kenegaraan selama ini sudah menjadi jargon dan pilar utama terjaminnya sebuah tatanan kenegaraan yang demokratis. Romantisme politis antara mahasiswa dengan rakyat terlihat sebagai fungsinya sebagai social control termasuk terhadap kebijakan menindas. Kebiasahan Mahasiswa, dalam hal ini sudah menunjukkan diri sebagai salah satu potensi yang dapat diandalkan dalam upaya menuju tatanan masyarakat yang berkeadilan. Dan distribusinya baik secara kualitas maupun kuantitas dalam segala aspek kehidupan sosial sudah semestinya diperhitungkan. Bentuk keberhasilan dalam mewujudkan sebuah tatanan masyarakat berkeadaban di daerah adalah dengan semakin kecilnya angka kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, peningkatan taraf ekonomi dan pendidikan, dan lain sebagainya. Namun, itu semua hanya akan menjadi mimpi belakang manakala semua konsep-konsep yang dibangun dan berbasis kerakyatan tersebut tidak dibarengi dengan strategi yang matang dan jatu ke arah tujuan tersebut. Dan maksimalisasi fungsi mahasiswa dan kaum muda dalam tiap laju demokratisasi merupakan salah satu pilar utama yang perlu diperhatikan. Sekali lagi, peran mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat sosial ditunggu. Diharapkan mahasiswa mampu memainkan peran yang strategis. Kesatuan visi, tekad, dan perjuangan untuk kepentingan masyarakat secara luas, menjadi pondasi utama peran tersebut saat ini atau nanti. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, sekali lagi, perlu pemetaan, perumusan, dan penelaahan metode penerapan fungsi mahasiswa dalam kancah epistemologi keumatan tersebut.

PEMBENAHAN PASAR TRADISIONAL, MENYELAMATKAN PEDAGANG LOKAL MASYARAKAT PAPUA

Oleh Kristianus Hiktaop


Pasar pada esensinya adalah tempat terjadinya transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli dengan menggunakan mata uang dengan nilai tertentu sebagai alat transaksi. Kini pasar sangat akrab dengan kehidupan massyrakat, baik di perkotaan maupun pedesaan. Dipasar, bagi konsumen bisa berbelanja bermcam-macam kebutuhan terutama, beranekargam sayur-sayuran,daging, sembako,bumbu dapur, buah-buahan,umbi-umbian, pakaiaan dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Bila diperhatikan beberapa tahun belakangan ini pasar tradisional diprovinsi Papua berkembang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan menyediakan atau merenovasi beberapa pasar tradisisional yang sebelumnya sempit dan menampung sedikit pedagang namun kini diperluas dan disertai dengan penambahan pedagang yang baru sama sekali. Langkah ini patut dibenarkan dan didukung dan dianggap sebagai lahan untuk menampung tenaga kerja sehingga memberikan kontribusi pada menurunkan angka kemiskinan.

PEMERINTAH GAGAL MELINGDUNGI ANAK

Pemerintah Papua Membiarkan Anak Asli Papua Menjadi Buru Di Negeri Sendiri.

Oleh Tuan Yentaip Almung

Anak-anak papua yang juga merupakan generasi penerus bangasa papua dan Indonesia pada umumnya. Anak-anak papua juga memiliki hak belajar yang sama dengan anak-anak lain di Indonesia bahkan dunia. Orang tua maupun Pemerintah setempat membiarkan anak-anak asli papua begitu saja bekerja keras atau menjadi buru padahal mereka punya hak untuk sekolah. Kebanyakan anak-anak papua menjadi pekerja buru.pada hal pemerintah sudah membuat peraturan perlindungan pekerja anak ,dalam undang –undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,dan undang-undang nomor 1 tahun 2002 tentang pengesahan International labour organization (ILO) nomor 182 mengenai pelanggaran dan tindakan segera penghapusan bentuk pekerja buruk untuk anak (Selamatkan anak papua oleh Ramida HF Siringoring).
Setelah kami membaca artikel yang di muat oleh Sirinogoringo, kami sangat setuju dengan pendapat beliau karena apa, di lihat dari realitas anak-anak papua saat ini bahwa pemerintah papua tidak memperhatikan pendidikan anak dengan baik sehingga itu menyebabkan banyak anak-anak asli papua yang seharusnya bersekolah menjadi penganggur dan menjadi buru di negeri sendiri. Oleh karena itu, bagaimana pemerintah papua menyikapi masalah tersebut supaya pengangguran anak-anak asli papua berkurang dan meningkatkan mutu pendidikan anak-anak asli papua yang berkualitas

Selasa, 24 April 2012

DIKUSI MAHASISWA KOMAPO:

MENENGOK HARI ULTA KABUPATEN YANG KE -8

Oleh FX Kasipmabin*

YOGYAKARTA,KONEWS- Akhir-akhir ini Masyakat Indonesia sangat prustasi dengan kinerja anggota dewan republik Indonesia yang terhormat. Wujud ketidakpuasan masyarakat, Nampak dalam menyuarakan dari berbagai media local, Nasional, maupun tidak kalah menariknya menyuarakan melalui media Internasional, baik melalui media elektonik maupun non elektronik (Koran, tabloid, edukasi,dll). Berbagai organisasi masyakat selalu mendesak dan mengkritisi kinerja anggota dewan periode 2009-2015, mereka mengambil keputusan semena-mena atas oknum-oknum tertentu yang notabene dengan kepentingan partai politik internal. Imbas dari kesewenag-wenangan anggota dewan, masyakat menjadi bingung, tidak percaya, dan tidak yakin akan pamor dewan.
Anggota dewan sebagai wakil rakyat, semestinya pro rakyat, tetapi pro veodalisme dan pro individualisme. Keegoisan yang tidak benar memicu pada kinerja anggota dewan terpuruk, malah anggota dewan menuntut untuk fasilitasnya mewah, dan mereka belum menjalankan tiga fungsinya dianntranya funsi legislasi, fungsi anggran, dan fungsi kontrol. Salah satu contoh kongkirit yang selama ini tidak digubris oleh anggota dewan, dan nekat untuk melukannya adalah penggunaan dana untuk membangun gedung baru DPR RI. Fungsi anggaran bagi anggota dewan tidak berfungsi. Untuk membangun gedung baru, ketua DPR Marzuki Allie, turut serta dan menunt untuk segera dibagun gedung baru mewah dan megah dengan desain uruf U, bertingkat 26 lantai dipastiakan akan mengeluarkan dana sebesar 1,8 triliun, begitu protes anggaran diturunkan menjadi 1,6 triliun, lalu sampai Rp 1,138 triliun.
Sikap Marsuki Allie ketua DPR RI atas mencuatnya isu pembangunan gedung baru yang diambil (dikutip) dari KOMPAS, edisi Saptu, 14 mei 2011 adalah sebagai berikut pada tanggal 30 Agustus 2010 menyampaikan kepastian gedung baru DPR dalam sosialisasi di gedung Nusantara III, Senaya, Jakarta. Pada tanggal 7 September 2010 mengakui, anggota Dewan Perwakilan Rakyat membutuhkan ruang kerja yang luas,terdiri dari ruang staf ahli, ruang rapat dan ruang tamu. Menilai wajar apabila setiap anggota DPR memiliki ruang kerja berukuran sekitar 120 meter persegi di gedung baru. Telah memintah agar tender ditunda dan biaya pembangunan diefisienkan dari 1,6 triliun menjadi 1,1 triliun. Pada tanggal 25 Maret 2010 Marsuki Allie, mengumkan DPR akan melanjutkan pembangunan gedung baru, awal januwari 2011 lalu. Menjelaskan bahwa semua praksi sudah sepakat untuk melanjutkan proyek gedung berlantai 36. Pada tanggal 7 April 2011 meluruskan masalah desain gedung yang tidak pernah disayembarakan. Tanggal 9 April 2011 menegaskan rencana renacana pembangunan gedung baru DPR masih sesuai pidato Presiden Yudoyono. “Presiden tidak mengintervensi DPR dan yang dilakukan DPR dalam pembanunan gedung adalah untuk meningkatkan fungsi checks and Balances”. Pada tanggal 9 Mei 2011, menuturkan, kajian kementrian PU mengenai rencana pembangunan gedung baru DPR baru akan disampaikan dalam waktu dekat. Belum diperoleh gambaran pasti ukuran dan biaya pembangunan gedung baru DPR. Tanggal 10 Mei menyampaikan biaya anggaran pembangunan sebesar 777 miliar,jumlah lantai menjadi 26 lantai setiap ruangan anggota maksimum 6 meter pesegi.
Daratan papua sudah terbela-belah, memisahkan dari daerah lain menjadi daerah baru atau pemekaran merajalela. Dari situlah Pegunungan Bintang terlahir untuk menjadi sebuah kabupaten baru. Atas kerja keras dari seluruh komponen masyarakat Pegunungan Bintang, bisa diberikan kebebasan dari kabupaten induk yaitu kabupaten Jayawijaya untuk mengatur pemerintahaanya sendiri atau diberikan kabupaten pemekaran. Umur Kabupaten Pegunungan Bintang yang ke -8 telah masyarakat merayakan dengan gembira, sukaria dengan mengorbankan tenaga, keringat, bahkan mengorbankan harta kekayaannya, demi merayakan hari ulangtahun kabupaten yang ke 8 ini yang jatuh pada tanggal 5 mei setiap tahun. Memaknai kehadiran kabupaten disetiap kalangan pasti sudah direfleksi, lebih pada setiap dinas-dinas terkait atas keberhasilan dan kekurang yang telah dilalui.
Mahasiswa KOMAPO juga merefleksi kehadiran kabupaten, dan memaknai hari ulang tahun kabupaten yang ke-8 ini. Diskusi tersebut diselenggarakan pada tanggal 14 mei 2011 di ruang kuliah K/20 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lantai 2 pukul 09.00. Diskusi tersebut hadirpula Bapak Markus Ningmabin dan Bapak Gerald Bidana dan sekaligus menyampaikan materi diskusi atau membuka wacana diskusi. Bapak Markus Ningmabin selaku senioritas dan sudah lama di Oksibil ketika pemekaran kabupaten Pegunungan Bintang diberikan oleh pemerintah Provinsi Papua. Sehingga semua proses perkembangan pembangunan, kelancaran administarsi pemerintahan, kinerja pemerintah, serta tanggapan masyarakat terhadap kinerja pemerintahaan Welington L. Wenda selama 8 tahun yang sudah lewat ini. Para mahasiswa KOMAPO yang hadir di ruangan tersebut sekitar 20-an orang. Merekan tampak wajah dengan penuh gembira, kesedihan, rasa kemarahan, bahkan kekecewaanpun terjadi pada pagi hari itu, ketika Bapak markus menyampaikan seputar perkembangan pembangunan Kabupaten Pegunungan Bintang.
Dalam penyampaiannya Bapak Markus menyampaikan atau menceritakan tentang sejumlah pandangan mengenai perkembangan kabupaten pegunungan Bintang. Disana banyak perubahaan yang terjadi begitupula banyak kekurangan, kekuranganpun tumbuh subur diantara proses pembangunan fisik. Bapak Markus mengatakan “ proses pembangunan telah berjalan, dan cukup banyak terjadi perubahan terutama perubahan fisik. Baik itu perumahan masyarkat, para pegawai, serta perumahaan anggota dewan dll. Selain itu kelebihan lain pemerintaah wellington periode pertama adalah langka menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu terobosan yang diambil oleh pemerintah adalah mengirim anak-anak ke luar Papua untuk belajar dan sekaligus dibiayai dari pemerintah kabupaten. Program-progaram pemerintah lebih khusus di bidang pendidikan diantaranya adalah program matrikulasi (penyesuaian), yang dilakukan oleh pemerintah dengan USD. Dalam kesepakatan yang diambil oleh pihak USD dengan pemerintah (MOU) selama lima kali anggkatan (periode)”
Lebih lanjut Ia menjelaskan “ membuka jalan untuk dapat akses ke luar (luar Pegunungan Bintang) untuk dikenal. Misalnya kerja sama dengan istitusi-institusi di berbagai kota study. Dan berbagai terobosan yang sedang dan sudah dibangun oleh kepemimpinan Welington Wenda. Dilain sisi kita patut menyoroti (mengoreksi) atas beberapa kelemahan selama kepemimpinan bupati Welington Wenda. Kelemahan tersebut diantaranya: kurang harmonisnya hubungan kewenangan anatara legislative (DPR) dan eksekutif (Bupati), akibatnya tidak ada patokan (perda) dalam pengambilan kebijakan daerah, akibatnya menciptakan moral masyarakat yang jelek, seperti berjudi, malas (proposal), banyak terjadi tindakan kriminalits. Selain itu, terkesan para pejabat baik politisi (legislatif) eksekekutif mencari keuntungan (banyak manipulasi, tidak ditempat menjalankan kewenagnanya khususnya pimpinan SKPD). Itulah sejumalah pionir dan perkembangan kinerja pemerintahaan Welington Wenda masa periode pertama.
Bagaimana proses pembangunan yang sedang dan akan terjadi pada periode kepemimpinan Welington Wenda tahap II (2011-2015)? Pertanyaan yang patut kita analisis dan memberikan penilaian sekaligus memberikan masukan kepada pemerintahaan Wellington Wenda dengan dasar beberapa kelemahan yang disebutkan diatas. Lagian ketika terpilih kembali lagi siap maju sebagai calon gubernur bila lolos perifikasi dan telah mendaftar. Bagaimana jika bapak Welington diangkat menjadi gubernur? Berikut cuplikan yang disampaikan oleh Bapak Markus Ningmabin “ sebagai matan Bupati beliau pasti akan memperhatikan kepada masyarakat Pegunungan Bintang, namun tidak semua kemungkinan besar orang-orang terdekat saja yang diperhatikan” katanya. Untuk mengisi kursi bupati dan merombak kabinetnya, ada undang-undang yang mengatur tentang itu. Ia menjelaskan jika nantinya bupati lolos perifikasi dan memenagi kursi Gubernur, maka wakil bupati yang akan menjadi Bupati. Lalu bagaiman dengan posisi wakil bupati, pasilah yang mengisi kekosongan tersebut adalah patai politik yang memengai pada urutan ke dua, yaitu bapak Costan Oktemka, namun disini menjadi tanda Tanya adalah apakah Costan Oktemka dari Partai politik atau dari indevenden. Jika dari indevenden, maka lebih jauh lagi dipertanyakan bahwa apakah partai indivenden itu sudah terdaftar di kementrian Hukum dan Ham RI? Jika partai yang berada pada posisi kedua tidak memenuhi aturan maka yang menjadi wakil bupati adalah partai yang memenangi urutan ke tiga”ucapnya.
Menegkok ke KOMAPO Bapak Markus mengatakan “ sebagai pribadi yang diperhitungkan “diri sendiri” dan pemerintah pastilah memposisikan diri dan tekun belajar untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Sebagai bagian dari anggota KOMAPO sebagai wadah belajar untuk berkiprah di lapangan nanti. Pastilah semua sudah direncanakan saya sebagai warga KOMAPO apa yang saya harus lakukan, dan apa yang saya harus dipersiapkan. Jika ada persoalan dengan anggota KOMAPO dan KOMAPO, sebaiknya diselesaikan dengan mekanisme organisasi karena ada dalam wadah KOMAPO sebagai organisasi terpelajar yang sedang belajar” ucap bapak Markus Ningmabin. Dalam rapat tersebut hadir pula Bapak Gerald Bidana, ia menyoroti kepada badan pengurus KOMAPO, agar mereka betul-betul bekerja, jangan Anda santai-santai kos-kosan. Sudah dipercayakan dari anggota KOMAPO untuk memimpin dan mereka. Dengan demikian sebagai sekjen dan wakil sekjen segera difungsikan agar organisasi ini bisa berjalan dengan baik” tuturnya.
Akhir kata “bertanyalah kepada diri sendiri SIAPA SAYA’’? merupakan pertanyaan yang tidak mudah dijawab, namun penting ada upaya untuk menjawab,karena dengan mengetahui sebagian diri kita, dapat mengetahui hak dan kewajiban kita….disitulah pintu menuju cita-cita hidup” bapak Markus dalam catatan tertulisnya. (Frans/Admin).

Bermukim di Pinggir Kota

DI PEGUNUNGAN BINTANG : GURU SD ALDOM MENINGGALKAN TUGAS SELAMA EMPAT TAHUN

FX Kasipmabin*

Seorang guru yang professional perluh mengenal dan menerapkan pendekatan-pendekatan yang baik sesui dengan ketentuan yang disepakati bersama baik pihak pengelola sekolah, para pendidik, dan para pembelajar. Dalam pendekatan yang diterapkan di kelas perluh dilihat dengan baik, pendekatan seperti apa yang menangani kasus-kasus yang kerapkali terjadi di kelas. Dengan mengetahui pendekatan yang sesuai, otomatis akan meredupkan pokok masalah yang dianggap berat.
Persoalan kelas sangat penting untuk dibicarakan oleh para pendidik. Kelas seringkali terjadi beban berat bagi para guru, sehingga terjadi frustasi,mengeluh, akibat tidak kondusifnya situasi kelas. Trategi atau manajemen kelas perluh diterapkan dan ditegakan ketika situasi tersebut terjadi. Ketika seorang guru dengan senang mengajar, interaksi siswa dengan guru lancar adalah modal utama kesuksesan bagi suatu kelas. Setiap mata pelajaran diberikan oleh guru mata pelajaran akan mengalir dengan sendirinya, itu semua didukung oleh kedua bela pihak yaitu pembelajar dengan pendidik. Dengan demikian harapan semua kalangan baik orang tua, pengelola sekolah,guru mata pelajaran, murid dan juga praktisi sekolah dapat tercapai. Perluh diketahui oleh semua kalangan pendidik baik pendidik dalam pendidikan formal maupun non formal, beberapa pendekatan yang perluh dipegang antara lain pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan buku masak dan pendekatan intruksional. Berikut penjelasan singkat menyangkut pendekatan-pendekatan tersebut.

PENDEKATAN BELAJAR KELAS TIDAK OPTIMAL

FX Kasipmabin*

Seorang guru yang professional perluh mengenal dan menerapkan pendekatan-pendekatan yang baik sesui dengan ketentuan yang disepakati bersama baik pihak pengelola sekolah, para pendidik, dan para pembelajar. Dalam pendekatan yang diterapkan di kelas perluh dilihat dengan baik, pendekatan seperti apa yang menangani kasus-kasus yang kerapkali terjadi di kelas. Dengan mengetahui pendekatan yang sesuai, otomatis akan meredupkan pokok masalah yang dianggap berat.
Persoalan kelas sangat penting untuk dibicarakan oleh para pendidik. Kelas seringkali terjadi beban berat bagi para guru, sehingga terjadi frustasi,mengeluh, akibat tidak kondusifnya situasi kelas. Trategi atau manajemen kelas perluh diterapkan dan ditegakan ketika situasi tersebut terjadi. Ketika seorang guru dengan senang mengajar, interaksi siswa dengan guru lancar adalah modal utama kesuksesan bagi suatu kelas. Setiap mata pelajaran diberikan oleh guru mata pelajaran akan mengalir dengan sendirinya, itu semua didukung oleh kedua bela pihak yaitu pembelajar dengan pendidik. Dengan demikian harapan semua kalangan baik orang tua, pengelola sekolah,guru mata pelajaran, murid dan juga praktisi sekolah dapat tercapai. Perluh diketahui oleh semua kalangan pendidik baik pendidik dalam pendidikan formal maupun non formal, beberapa pendekatan yang perluh dipegang antara lain pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan buku masak dan pendekatan intruksional. Berikut penjelasan singkat menyangkut pendekatan-pendekatan tersebut.

MENEMUI SORANG RAJA DI HUTAN BELANTARA

Oleh FX Kasipmabin*



Memasuki liburan panjang pada bulan juni-juli dan agustus,ketika itu teman-teman bangku kuliah saya hendak berlibur ke daerah masing-masing. Teman-teman yang datang dari luar pulau jawa selama ini kuliah di tanah jawa khususnya Yogyakarta berkemas-kemas untuk meninggalkan kota Yogyakarta dalam beberapa bulan saja. Selama dua tahun saya pulang balik diantara kos dengan kampus yang menguras otak dan dompet kantong yang isinya berupa koin karat yang ditipkan oleh pemerintah Pegunungan Bintang. Memasuki liburan panjang tepatnya pada hari esok,teman-teman angkatan saya pergi ke papua tanpa ada informasi yang menitipkan lewat HP dan atau lewat teman.
Satu minggu kemudian sayapun meninggalkan kota Yogyakarta dengan pesawat Laion Air yang menerbangkan saya ke tempat dimana dua tahun lalu saya telah meninggalkannya. Tidak terasa saya tiba di gubuk yang dulu saya bangun dan tinggal bersama teman-teman SMA saya. Dua hari telah lewat bersama gubuk tua yang saya bangun tiga tahun yang lalu. Saya pun bergemas untuk meninggalkan kota untuk pergi ke kampong halaman bersama beberapa bapa-bapa yang hendak berangkat ke kampong ketika itu mereka libur ke kota. Pada pukul dua siang saya tiba di kampong menemui kedua orang tua ku. Sayapun menceritakan pengalaman saya ketika study di kota selama mengenjam pendidikan.

Ada apa di balik WENGDING??

FX Kasipmabin Wengding adaalah suatu rangkaian kalimat yang memuat dua suku kata yang memiliki arti tersendiri. Kata weng ding berasal dari bahasa Ngalum (bahasa Ngalum adalah salah satu bahasa yang digunakan oleh penduduk suku Ngalum di wilayah pedalaman Aplim Apom Kabupaten Pegunungan Bintang), terdiri atas Weng: Informasih, Ding: diatas,bagian atas . Jadi, Wengding artinya Informasih yang sangat penting. Dari sudut pandang proses penyampaian informasih Wengding diartikan sebagai suatu teknik penyampaian informasih terhangat dan penting sesuai kebutuhan di kampung.

COOPERATIVE LEARNING & MUTU SEKOLAH

Oleh FX Kasipmabin

Perkembangan teknologi berpengaruh pada perkembangan pendidikan suatu bangsa. Dengan adanya teknologi, memacu setiap sekolah dan perguruan tinggi di berbagai belahan dunia telah berupaya untuk memahami secara ilmiah dan melakukan yang terbaik bagi Negara dan bagsanya untuk mencapai suatu alternative yang efektif sebagaimana mestinya yang diharapkan oleh seluruh lapisan masyarakat dunia. Dengan demikian setiap Negara berlomba-lomba menerapkan suatu metode pembelajaran yang baik, penemuan baru sesuai dengan kebutuhan pasar global. Tuntutan pasar global yang harus dipenuhi, maka sekarang ini cooperative learning dapat atau telah diperaktekan diberbagai macam sekolah di seluruh dunia, yang meliputi semua jenjang pendidikan baik TK,SD, SMP, SMA, perguruan tinggi. Dan juga, telah terbukti efektif dan mennyenangkan untuk mencapai perestasi didik dalam pendidikan non formal peserta kursus, diskusi, lokakarya, seminar, dan berbagai kegiatan lainnya. Metode-metode yang baik sesiuai dengan kebutuhan sisiwa/wi ini telah digunakan untuk semua mata pelajaran atau bidang studi.

MENGUTAMAKAN PROBLEM BASED LEARNING

Dalam kehidupan kita dipengaruhi oleh sejumlah masalah. Masalah yang kerapkali timbul dalam didalam diri, kelompok, masyarakat, suku bangsa, dan tidak lain adalah Negara pun dihadapkan dengan berbagai macaam masalah. Dalam kehidupan sehari-hari masalah merupakan yang paling momok bagi kehidupan personal. Sering mengeluh karena dilanda permasalahan, baik permasalahan keluarga, masalah cinta, masalah jabatan, masalah pengetahuan, masalah dalam belajar akademik, maupun belajar mandiri sesuai dengan. Permasalahan pendidikan dalam hal pembelajaran sangat penting dibicarakan di berbagai akademisi di dunia. Masalah di dalam proses belajar dan mengajar di tanah papua pada umumnya dan pegunungan

PEGUNUNGAN BINTANG DALAM KEBIMBANGAN

Oleh Fransiskus Kasipmabin*

“Didalam masyarakat, mahasiswa berdiam maka banyak persoalan yang akan tumbuh subur”
Arnold Up 

Aplim Apom Dibawa Kemana?

Puluhan tahun yang lalu masyarakat Pegunungan Bintang merindukan suatu harapan akan suatu perubahan, harapan akan mengenal dunia luar, harapan akan mengenal pembangunan, harapan akan mengenal kesejahteraan ekonomi, kesehatan, harapan akan mengenal pendidikan bagi dirinya dan anaknya dan sejuta harapan yang dinantikan oleh masyarakat Ngalum, Kupel, Morop, Kambom, Kimki/Lepki. Harapan sejuta harapan itu mulai Nampak seketika diberikannya otonomi khusus bagi provinsi papua. Pada masa itu tidak banyak anak-anak asli pegunungan bintang (oksibil, Kiwirok, Apmisibil, Kupel) yang sekolah bahkan kuliah sekalipun. Beberapa anak daerah yang selesai sarjana dan bekerja di wamena ibukota jayawijaya adalah harapan mereka (masyarakat) untuk memberikan yang terbaik di tanahnya sendiri atau merekala yang menjadi tuan di atas tanahnya sendiri. Impian tersebut kini telah terwujud. Para intelektual pegununungan bintang (Oksibil, Apmisibil, Kiwirok) berupaya untuk mendorong agar dilakukannya pemekaran kabupaten baru berdasarkan UU tahun 2001 otonomi khusus bagi provinsi papua. Mereka mencetuskan sebuah nama kabupaten yang bernama “kabupaten pegunungan bintang” yang berasal dari bahasa daerah adalah Aplim Apom”. Mengapa mereka memberikan nama Pegunungan Bintang? Apa alasan yang mendasari sehingga memberikan Pg.Bintang. Kenapa tidak memberikan nama menggunakan bahasa daerah? Apa esensi dari sebuah nama kabupaten? Hal ini menjadi pembicaraan serius bagi generasi muda sekarang ini. Sejarah pemberian nama kabupaten belum didokumentasikan baik itu dalam tulisan atau foto dan lainnya, sehingga sulit untuk diangkat dan dibuplikasikan. Memang pelaku sejarah belum diwawancarai, sehingga tulisan ini penulis memberikan apa adanya. Nama kabupaten ini diicetuskan di wamewa pada tahun 2002 yang diketuai oleh Theo Opki (mantan ketua DPR) Pegunungan Bintang.

Senin, 23 April 2012

Tak Ada Timbangan Pas di Dunia

“Sok ambil aja tambahannya berapa, takut kiloannya nggak pas…” kata Mang Ahen, penjual sayuran di pasar, waktu Kabayan membeli lima kilo kentang pesanan Ambu, mertuanya. Kabayan bingung, “Lah, kan sudah dikilo barusan, Mang…” kata Kabayan. Mang Ahen tersenyum, “Pan saya sudah bilang, takut kiloannya nggak pas, jadi ambil aja lebihannya, terserah Kang Kabayan…” jawabnya.

Kabayan lalu memilih lima buah kentang dan menambahkannya ke dalam tumpukan kentang yang baru dibelinya itu, tapi ia lalu bertanya lagi karena penasaran. “Kenapa nggak Mang Ahen saja yang nambahin, kalau saya ngambil tambahannya kebanyakan, apa nggak takut rugi, Mang?” tanyanya. Mang Ahen tersenyum lagi, “Justru saya takut yang beli rugi Kang, kentang itu kan nggak terlalu bersih, di kulitnya kan masih nempel tanah, batu, atau kotoran lain yang nambahin beratnya. Sementara Akang kan beli kentang, nggak beli kotorannya…” jawab Mang Ahen. “Lagian Kang, kata Ajengan (ulama, guru ngaji), mengurangi timbangan itu dosa, dan kekurangannya bisa mengurangi pahala kita di akhirat nanti. Sementara pahala saya kan belum tentu banyak, jadi gawat kalo harus dikurangi lagi gara-gara timbangan yang nggak pas…“ tambahnya.

“Lah bukannya ini timbangan yang sudah dibuat pas oleh pabriknya, terus kan biasanya pemerintah sering menguji timbangan di pasar, apa masih pas atau sudah ngaco…” kata Kabayan lagi. “Ya memang ada tera ulang timbangan,” jawab Mang Ahen, “Tapi apa mereka bisa benar-benar menjamin timbangannya ini bener-bener pas? Terus kalaupun timbangannya bener, kan barang yang ditimbangnya tidak bisa saya jamin bersih dari tambahan lain yang tidak dibeli oleh pelanggan saya, kayak tanah di kentang, daun di wortel, kutu di beras, dan macem-macem…” sambungnya. “Lagian, kalo misalnya pemerintah yang menguji timbangan saya salah, atau jualan saya masih kotor, apa dosanya buat pemerintah atau petani yang menjualnya? Kan belum tentu. Jadi daripada dosanya ditanggung saya, mendingan pelanggan yang mengambil haknya…”

Kabayan bengong, “Apa nggak takut rugi Mang?” tanyanya lagi dengan takjub. Mang Ahen tersenyum lagi, “Apalah artinya kerugian yang tidak seberapa di dunia, daripada kerugian nanti di akhirat…” jawabnya. “Tapi saya juga jadi takut Mang, takut kebanyakan ngambil lebihnya, nanti malah mengurangi pahala saya yang juga nggak banyak…” kata Kabayan lagi. Mang Ahen lagi-lagi tersenyum, “Semakin banyak yang Akang ambil, Akang kan untung, paling nggak di dunia, dan lebihnya itu halal, karena saya ikhlas. Dan semakin banyak yang Akang ambil, semakin kecil kemungkinan pahala saya di akhirat dikurangi, kan begitu. Jadinya kita sama-sama untung, Akang minimal untung di dunia, dan saya untung di akhirat…” jawab Mang Ahen.

Kabayan mengangguk-angguk, setelah membayar harga kentang yang dibelinya, ia pamitan. Di jalan ia masih merenung, kok bisa ya ada penjual seperti itu. Andai saja semua penjual itu seperti Mang Ahen, pasti tidak ada pembeli yang merasa dirugikan. Waktu naik angkutan yang akan membawanya pulang ke Cibangkonol, Kabayan menceritakan kejadian itu pada Bi Mimin, pemilik warung di Cibangkonol yang kebetulan pulang belanja. Bi Mimin tertawa mendengar cerita Kabayan, “Maneh(kamu) mah nggak tau akal-akalan penjual sih Yan. Berapapun yang kamu ambil sebagai lebihnya, tetap saja tidak akan melebihi apa yang sudah diambilnya dengan mengakali timbangan. Ibaratnya, dia mengurangi satu ons timbangannya, dan kamu mengambil lebihnya hanya setengah ons, dia tetap saja masih untung, apalagi dia sudah bilang kentangnya kan nggak mungkin bersih…” kata Bi Mimin.

Kabayan bengong, ia nggak percaya dengan omongan Bi Mimin, “Ah, nggak mungkin Bi, orangnya jujur kok, ngapain ngomong begitu kalo dia curang mah, orang curang kan biasanya diam-diam…” kata Kabayan. Bi Mimin nyengir, “Kamu tuh polos pisan, itu namanya strategi jualan, supaya orang menganggapnya jujur, terus pada beli di situ semua. Di mana-mana, mana ada penjual yang mau rugi. Tuh liat contoh di mol, ada baju diskon 30 persen, tapi sebelumnya dia sudah menaikan dulu harga barangnya 40 persen. Pembelinya senang, padahal dia malah membeli sepuluh persen lebih mahal dari harga biasanya…” kata Bi Mimin

Ujian Nasional Cukup Dengan “Pernyataan Jujur” Saja ?

Sebelum ujian nasional berlangsung semua siswa diwajibkan menandatangani selembar “pernyataan jujur ” yang disiapkan oleh setiap sekolah penyelenggara ujian nasional tingkat SMP. Selain pernyataan yang ditandatangani sebelumnya, ketika ujian berlangsung semua siswa juga membuat pengakuan dalam lembar jawab komputer yang harus ditulis ” saya mengerjakan ujian dengan jujur”.

Fakta dilapangan, dampak dari pernyataan tersebut sebenarnya tidaklah berarti, karena banyak siswa masih berusaha meminta bantuan jawaban dari teman-temannya. Hanya karena pengaturan denah kode soal yang dikerjakan oleh semua siswa baru dapat diketahui ketika ujian berlangsung membuat banyak siswa merasa frustasi. Tidak bisa minta bantuan jawaban dari teman satu ruang . Bahkan bisa juga sekolah penyelenggara merasa was-was karena situasi tersebut. Khawatir siswa-siswinya tidak bisa lulus dalam ujian nasional.

Hari Buku

By Abbel Simbolon-Kita tentu sudah tahu bagaimana menentukan sebuah negara atau kebudayaan suatu bangsa sudah memasuki masa sejarah. Peralihan dari prasejarah (nir: tidak, Leka: tulisan) ke sejarah ditandai dengan adanya tulisan. Bangsa Indonesia telah memasuki masa sejarah ketika ditemukan prasasti di sekitar sungai Mahakam, Kalimantan Timur pada saat berdirinya Kerajaan Kutai (sekitar abad ke-5). Di prasasti itu tertulis bahwa Raja Mulawarman pernah memberi sedekah kepada Pendeta Brahmana 20.000 ekor sapi (sebagian teks dari prasasti). (Lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Mulawarman). Dan masih banyak lagi kemudian, tulisan-tulisan yang mendukung bahwa Indonesia sudah mengakhiri masa prasejarah.

Nasionalisme yang (Hampir) Terkoyak

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu…….

Syair diatas adalah sepenggal dari nyanyian Indonesia Raya, yang telah diciptakan dari seoarang WR Supratman sebagai sebuah seruan,keteguhan sikap dari anak bangsa disemua pelosok untuk bersatu demi Indonesia. Sampai hari ini lagu tersebut akan tetap terdengarkan, tidak terkecuali di ajang Sepak Bola sekalipun.

Krupuk Ubi: Produk Asli Masyarakat Nuu War

Mereka menyebutnya kerupuk. Tetapi jangan membayangkan kerupuk yang biasa Anda makan. Kerupuk hasil produksi asli masyarakat suku Abun Kabupaten Sorong, Nuu Waar (Irian Jaya Barat) ini tidak terbuat dari tepung, tetapi berbahan dari ubi.

Kerupuk ubi, begitu mereka menamakan makanan ringan ini. Buat saya, kerupuk ini lebih mirip keripik pedas. Apapun namanya, makanan ini benar enak. Buat saya, jauh lebih enak keripik-keripik yang banyak dijual di jalan dengan menggunakan mobil itu. Ada rasa manis dan pedas. Terlebih lagi, kerupuk ubi suku Abun Sorong ini nggak pake level-level. Sebab, makanan ringan bukanlah multi level marketing (MLM) yang memakai sistem level, atau bukan kursus musik atau bahasa Inggris, dan bukan

Mari Kita Dukung Penghapusan Subsidi BBM!

Persoalan subsidi BBM ini sudah terlalu lama menggantung, seperti badai petir yang mengancam. Antara dikurangi sedikit atau banyak, dikhususkan untuk masyarakat miskin atau melarat, bulan ini atau bulan depan, tak ada kepastian. Beragam spekulasi membuat duduk permasalahannya menjadi tak jelas lagi, dan cenderung menimbulkan ketidakpastian dalam perekonomian.

Tak kurang banyaknya politisi petualang di negara ini, yang dengan kepiawaiannya meramu isu BBM menjadi komodititas politik. Informasi terakhir, pemerintah akan membatasi pasokan BBM ke SPBU, untuk menghemat 40 juta kilo liter, demi mengamankan neraca APBN-P. Kebijakan itu pasti akan membuat SPBU buka /tutup kehabisan stok. Situasi yang akan menyusul adalah antrian panjang kenderaan di sekitar SPBU. Siang-malam, dari pagi hingga sore, berbaris-baris. BBM murah tapi langka. Jika tak mau ikut antri, silakan membeli BBM di pasar gelap seharga Rp. 25.000.-/liternya.

Itu situasi yang sulit. Rawan kerusuhan!

Oleh karena itu marilah kita bantu pemerintah mengambil keputusan. Daripada berlama-lama dalam ketidakpastian, hapuskan saja subsidi BBM itu. Biarkan harga BBM berfluktuasi mengikuti harga minyak dunia. Perekonomian Bangsa Indonesia tidak akan bangkrut. Toh, sebenarnya harga itulah yang dibayar masyarakat lewat pajak di sisi lainnya.

Dengan dihapuskannya subsidi BBM, maka perekonomian masyarakat akan bergerak pada realitas semestinya. Tak ada lagi distorsi pasar, kontradiksi-kontradiksi tarif angkutan, harga jual produk apa pun akan memiliki nilai pasti. Adapaun permintaan masyarakat agar pemerintah lebih serius memberantas korupsi, itu biarlah urusan pemerintah. Sudah sepatutnya komoditas primer seperti BBM ini dibebaskan dari pengaruh politik. Hukuman bagi politisi yang tidak serius menjalankan tugasnya adalah pada pemilu nanti, lewati gambarnya!

Penghapusan subsidi BBM akan menjamin pasokan selalu lancar. Tak diperlukan lagi monopoli perdagangan oleh Petamina. Sebagai BUMN,Pertamina silakan jalan terus sebagaimana Bulog. Semua orang bebas mengimpor BBM dan menjualnya kepada masyarakat luas. Sehingga ada jaminan tidak terjadi kelangkaan. Kondisi seperti itu lebih menjamin kepastian dalam perekonomian.

Untuk sekarang ini harga bensin di pasaran dunia kira-kira Rp. 8.000.-/liter, dan solar lebih murah sedikit. Harga itu beda tipis dari rencana pemerintah yang dibatalkan itu, yang memicu munculnya opsi pembatasan pasokan. Lebih jauh lagi, pembatasan BBM itu akan mempengaruhi hidup-mati mesin PLTD, sehingga PLN kembali memberlakukan kebijakan pemadaman listrik bergilir.

Sungguh buruk akibat lanjutan dari pembatasan pasokan ini, hanya karena persoalan besar-kecilnya subsidi BBM, kota-kota menjadi gelap gulita, seolah-olah kembali ke peradaban lampau. Sudah waktunya Masyarakat Indonesia membangun kepercayaan diri dengan tampil sedikit gagah. Dengan harga bensin Rp. 8000.-/liter, kita tidak akan lumpuh. Malahan dengan harga itu perekonomian masyarakat akan semakin kuat, semakin realistis, semakin efisien, semakin bersaing.

Itu adalah harga yang menantang.

Mari, kita taklukkan!
Keberhasilan Alex Noerdin di Jakabaring



Alex Noerdin bisa dikatakan sebagai orang di balik keberhasil kawasan kota olahraga Jakabaring, menjadi sportcity berkelas dunia. Sebagai Gubernur Sumatera Selatan, Alex menjawab cibiran orang yang pesimistis pembangunan tidak akan mulus. Dia membuktikan, Jakabaring megah hanya dalam waktu 11 bulan.

Atas keberhasilannya itu, Alex meraih penghargaan “The Best Regional Leader Of The Year 2011″ yang dianugerahkan sebuah perusahaan marketing “Markplus Inc.” Alex dinilai berhasil menggelar pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara SEA Games 2011.

Gubernur Sumatera Selatan berandil besar pada kesuksesan penyelenggaraan pesta olehraga yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali itu.

Mengutip omongan salah seorang pendiri Markplus Inc, Hermawan Kertajaya, Alex Noerdin memiliki pemikiran yang inovatif, kreatif dan terobosan untuk mewujudkan kemajuan suatu daerah menyelenggarakan pesta olahraga tingkat internasional.

Awalnya memang ada sejumlah kalangan yang merasa pesimistis terhadap kesuksesan Sumatera Selatan menjadi tuan rumah pesta olahraga antarnegara se-Asia Tenggara tersebut, karena belum memiliki pengalaman dan minim infrastruktur. “Tapi kami punya modal tekad dan semangat untuk berhasil,” ujar Alex.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menjadikan penyelenggaraan SEA Games 2011, sebagai sarana untuk memperkenalkan Sumatera Selatan kepada dunia internasional dalam upaya meningkatkan pariwisata.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membangun fasilitas olahraga bertaraf internasional di atas lahan tanah seluas 325 hektar terdiri dari 22 tempat pertandingan olahraga.

Alex Noerdin yang juga bakal calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Nono Sampono teurs berupaya mendatangkan investor guna membangun infrastuktur rel kereta api “double track” sepanjang 170 kilometer dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tanjung Api-Api dan ruas jalan tol yang merupakan bagian dari 1980 KM Trans Sumatera Highway yang akan pararel dengan Trans Sumatera Railway. Nilai infrastruktur untuk membangun SEA Games bernilai lebih dari Rp4 Triliun, namun hanya 8 persen yang berasal dari APBD Sumsel.

Dengan pencapaian ini, investor semakin percaya untuk berinvestasi di Sumsel. Hal itu ditandai dengan dua negara yang sudah siap membiayai pembangunan jalan tol trans Sumatera sepanjang 1.980 kilometer yang akan menghubungkan koridor Jawa dan Sumatera.

Alangkah baiknya jika kesuksesan itu juga terjadi di Jakarta. Sudah selayaknya Alex melanjutkan pembangunan di Ibukota. Saat ini sarana olahraga di Jakarta kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak gelanggang olahraga yang tak terurus. Selama ini GOR seperti sudah lama terlupakan, menjadi tidak terawat, sepi, dan menyeramkan. Padahal dulu GOR merupakan tempat olahraga yang menjadi primadona bagi kaum muda di Jakarta.

Sejak didirikan pada zaman Gubernur Ali Sadikin tahun 1973, sampai sekarang sebagian besar GOR belum direhabilitasi. Fungsi GOR bukan hanya untuk peningkatan pembinaan atlet, namun jga sebagai sarana masyarakat meningkatkan bakatnya.

Jakarta memang membutuhkan figur pemimpin yang dapat mengangkat citra Ibukota lebih dihargai. Sebab Jakarta adalah wajah etalase, jendala depan dari Republik Indonesia. Pemimpin yang telah teruji berpegalaman memajukan daerahnya pantas menduduki jabatan DKI 1.

Anarkisme Gerakan Moral : Menguak Fakta Tanpa Klaim Kebenaran

“Usul ditolak tanpa ditimbang suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan dituduh subversif dan mengganggu keamanan maka hanya ada satu kata: lawan!”. …

Sepertinya sangat kontradiksi memang bila berbicara dalam perspektif gerakan moral dan anarkisme. Anarkisme yang diidentifikasikan dengan unsur ke negatifannya (atau dengan suatu pinsip yang berhubungan dengan hal-hal yang bernuansa destruktif, chaotic, dan ketidakteraturan atau disorder) membuat semua orang takut akan segala dampaknya. Bahkan anarkisme diposisikan berseberangan dengan demokrasi. Padahal kita tidak tahu secara pasti apa yang disebut dengan paham anarkisme itu. Baik dalam perspektif ideologi maupun sejarahnya.

Waspadai Agen Penyakit PAUD

The golden age, berada pada interval usia 1-4 tahun (fase pertama), 5-10 tahun (fase kedua). Kedua fase ini ter-komposit dalam PAUD KOBER. Parameter tumbuhkembang anak bermula dari sini. Ia mampu membingkai prediktor serupa apa status kesehatan dan kesakitannya 15, 20, 50 bahkan 70 tahun akan datang. Termasuk faktor risiko terhadap kematiannya.



kiatsehat.com

“Tumbuhkembangnya” PAUD menyita perhatian penulis untuk mempersoalkannya, diawali hal ringan saja bahwa PAUD telah sanggup ‘memperdayai’ perilaku anak untuk dipaksa meninggalkan perilaku alaminya yang terlekat rasa ingin bermain mulai bangun sampai tertidur. Fase anak kecil memang naturalnya bertajuk seperti ini: Bangun Tidur-Main-Tidur lagi.Artifak bentukan perilaku yang sanggup mengencangkan speed kognitif -sampai kini belum ada riset behavior perbedaan mentalitas anak PAUD dengan non PAUD- dan menstimulasi logika ringan-ringan saja dari seorang anak kecil .

Apakah PAUD berkontribusi baik atau buruk terhadap masa depan anak?. Belum ada jawaban pasti terhadap pertanyaan ini…! So, masihlah mengendapkan sebuah tanda tanya besar. Analisa penulis, seorang anak yang di-PAUD-kan suatu saat jika ia remaja, ia akan menjumput satu per satu perilaku anak-anaknya yang sempat terlewatkan.

Apapun itu, PAUD pelan tapi pasti akan menjadi sebuah peradaban pendidikan -pemerintah/swasta- di negeri ini. Ah…jika ingin safe, maka kita berkiblat kepada Teori Psikoanalisa (Nasib manusia tiada yang bisa menentukan) termasuk nasib anak Anda. Ahay, tak boleh begitu saja, sebab bisa dibenturkan dengan dahsyatnya Teori Humanistik: manusia mau baik ataukah buruk, manusia itu sendiri yang memilihnya.…. Bingung euy….!!!

Jangan remeh-temehkan agen penyakit di PAUD

Wahai ibu-ibu dan ayah-ayah di Kompasiana, seksamalah dalam memilih PAUD. Bukankah PAUD adalah ‘kolektor’ anak-anak kecil, di tempat ini terjadi interaksi anak, interaksi dengan lingkungan yang meliputi peralatan permainan, peralatan makan dan minum dan seterusnya?.

Ibu sayang kepada anak-anak, bukan?. Coba perhatikan sarana di PAUD kita, kesannya sedikit amatiran. Mendirikan PAUD untuk economic need belaka. Tak jarang kulihat sepetak rumah tempat tinggal ‘dipaksakan’ menjadi sebuah gedung PAUD.

Perlukah penulis ungkapkan bagaimana cemasnya Anda ketika mulut anak Anda hadir bercak putih?. Lidahnya pun turut ‘keputihan’ nan bau. Jangan heran jika anak tiba-tiba demam, bahkan tinggi sekali suhu tubuhnya. Apakah ibu belum menyadari bahwa ini ulah dari sang pembuat demam yang bernama rubeola?. Belum lagi dermatitis, scabies, ISPA, infeksi usus yang dimotori pluralnya jenis cemilan anak yang tak sempat terpantau oleh pengelola dan staf di PAUD.

Saya takkan berlama-lama di sini membahas kronologi biomedisnya, namun penulis hanya menyayangkan kepada pengelola PAUD dengan mudahnya mendirikan PAUD tetapi tak dilengkapi Tim Medis. (minilmal kerjasama dengan sebuah klinik, red). Buat saya, ini adalah persyaratan absolut sebuah institusi pendidikan bernama PAUD. Tanpa berkiblat ke negeri China-pun, unit pelayanan kesehatan di PAUD wajib diadakan guna monitoring berkala kesehatan setiap anak.

Buat saya lagi, PAUD bukan sebatas Kelompok Bermain (KOBER), bukan pula sekedar ‘menitipkan’ anak, juga bukan semisal ‘rumah kedua’ dari sang anak. Namun, jauh dari itu. Kesehatan anak adalah hak mereka, dan saya jadi ketakutan jika suatu saat PAUD justru tersulap menjadi miniatur rumah sakit yang memantik infeksi nosokomial, antar anak bermanifesto agen penyakit menular (generatif).



Anak-anak kita adalah makhluk latah, kitalah yang sangat wajib bertindak bijaksana agar tidak terjerembab sebuah bisnis yang melemahkan kesehatan anak. Dirikanlah sebuah PAUD yang menyediakan sarana kesehatan anak.

Orangtuapun wajib selektif dalam memilih PAUD. Tanpa sadar, sesungguhnya anak-anak Anda adalah masa depan Indonesia. Ikhlaskah bangsa Indonesia akan datang disasaki oleh generasi lemah fisik akibat seringnya terserang penyakit di masa kecil?. Jangan katakan lagi, menghadirkan anak di PAUD agar cerdas, tapi lupa bahwa anak ‘diserahkan’ ke PAUD juga untuk kesehatan mereka. Jadi jangan sembarangan. PAUDkan anak Anda untuk menyehatkannya, bukan malah dikeroyok bakteri-bakteri, dikepung virus dan diberondong mikroba-mikroba yang disebabkan minimnya atensi pengelola PAUD akan sebuah fasilitas kesehatan dan ketiadaan tim medikal…!!!^^^

Tak Ada Timbangan Pas di Dunia

“Sok ambil aja tambahannya berapa, takut kiloannya nggak pas…” kata Mang Ahen, penjual sayuran di pasar, waktu Kabayan membeli lima kilo kentang pesanan Ambu, mertuanya. Kabayan bingung, “Lah, kan sudah dikilo barusan, Mang…” kata Kabayan. Mang Ahen tersenyum, “Pan saya sudah bilang, takut kiloannya nggak pas, jadi ambil aja lebihannya, terserah Kang Kabayan…” jawabnya.

Kabayan lalu memilih lima buah kentang dan menambahkannya ke dalam tumpukan kentang yang baru dibelinya itu, tapi ia lalu bertanya lagi karena penasaran. “Kenapa nggak Mang Ahen saja yang nambahin, kalau saya ngambil tambahannya kebanyakan, apa nggak takut rugi, Mang?” tanyanya. Mang Ahen tersenyum lagi, “Justru saya takut yang beli rugi Kang, kentang itu kan nggak terlalu bersih, di kulitnya kan masih nempel tanah, batu, atau kotoran lain yang nambahin beratnya. Sementara Akang kan beli kentang, nggak beli kotorannya…” jawab Mang Ahen. “Lagian Kang, kata Ajengan (ulama, guru ngaji), mengurangi timbangan itu dosa, dan kekurangannya bisa mengurangi pahala kita di akhirat nanti. Sementara pahala saya kan belum tentu banyak, jadi gawat kalo harus dikurangi lagi gara-gara timbangan yang nggak pas…“ tambahnya.

“Lah bukannya ini timbangan yang sudah dibuat pas oleh pabriknya, terus kan biasanya pemerintah sering menguji timbangan di pasar, apa masih pas atau sudah ngaco…” kata Kabayan lagi. “Ya memang ada tera ulang timbangan,” jawab Mang Ahen, “Tapi apa mereka bisa benar-benar menjamin timbangannya ini bener-bener pas? Terus kalaupun timbangannya bener, kan barang yang ditimbangnya tidak bisa saya jamin bersih dari tambahan lain yang tidak dibeli oleh pelanggan saya, kayak tanah di kentang, daun di wortel, kutu di beras, dan macem-macem…” sambungnya. “Lagian, kalo misalnya pemerintah yang menguji timbangan saya salah, atau jualan saya masih kotor, apa dosanya buat pemerintah atau petani yang menjualnya? Kan belum tentu. Jadi daripada dosanya ditanggung saya, mendingan pelanggan yang mengambil haknya…”

Kabayan bengong, “Apa nggak takut rugi Mang?” tanyanya lagi dengan takjub. Mang Ahen tersenyum lagi, “Apalah artinya kerugian yang tidak seberapa di dunia, daripada kerugian nanti di akhirat…” jawabnya. “Tapi saya juga jadi takut Mang, takut kebanyakan ngambil lebihnya, nanti malah mengurangi pahala saya yang juga nggak banyak…” kata Kabayan lagi. Mang Ahen lagi-lagi tersenyum, “Semakin banyak yang Akang ambil, Akang kan untung, paling nggak di dunia, dan lebihnya itu halal, karena saya ikhlas. Dan semakin banyak yang Akang ambil, semakin kecil kemungkinan pahala saya di akhirat dikurangi, kan begitu. Jadinya kita sama-sama untung, Akang minimal untung di dunia, dan saya untung di akhirat…” jawab Mang Ahen.

Kabayan mengangguk-angguk, setelah membayar harga kentang yang dibelinya, ia pamitan. Di jalan ia masih merenung, kok bisa ya ada penjual seperti itu. Andai saja semua penjual itu seperti Mang Ahen, pasti tidak ada pembeli yang merasa dirugikan. Waktu naik angkutan yang akan membawanya pulang ke Cibangkonol, Kabayan menceritakan kejadian itu pada Bi Mimin, pemilik warung di Cibangkonol yang kebetulan pulang belanja. Bi Mimin tertawa mendengar cerita Kabayan, “Maneh(kamu) mah nggak tau akal-akalan penjual sih Yan. Berapapun yang kamu ambil sebagai lebihnya, tetap saja tidak akan melebihi apa yang sudah diambilnya dengan mengakali timbangan. Ibaratnya, dia mengurangi satu ons timbangannya, dan kamu mengambil lebihnya hanya setengah ons, dia tetap saja masih untung, apalagi dia sudah bilang kentangnya kan nggak mungkin bersih…” kata Bi Mimin.

Kabayan bengong, ia nggak percaya dengan omongan Bi Mimin, “Ah, nggak mungkin Bi, orangnya jujur kok, ngapain ngomong begitu kalo dia curang mah, orang curang kan biasanya diam-diam…” kata Kabayan. Bi Mimin nyengir, “Kamu tuh polos pisan, itu namanya strategi jualan, supaya orang menganggapnya jujur, terus pada beli di situ semua. Di mana-mana, mana ada penjual yang mau rugi. Tuh liat contoh di mol, ada baju diskon 30 persen, tapi sebelumnya dia sudah menaikan dulu harga barangnya 40 persen. Pembelinya senang, padahal dia malah membeli sepuluh persen lebih mahal dari harga biasanya…” kata Bi Mimin.

Kabayan mengangguk-angguk. Soal penjual seperti Mang Ahen tadi, Kabayan nggak mau buruk sangka, ia berdoa supaya Mang Ahen bener-bener jujur, apalagi dia bawa-bawa nama ajengan dan ajaran agama. Ia setuju bahwa di dunia ini nggak ada timbangan yang pas, kecuali timbangan di akhirat nanti. Yaah, kalaupun Mang Ahen –misalnya—nggak jujur, biar saja dia rugi di dunia, kan nanti di akhirat dia yang untung… eh, yang untung si Ambu ding, soalnya yang beli kentang itu si Ambu, bukan dia…. Ini yang gawat, di dunia nggak dapet apa-apa kalo timbangannya kurang, yang ada malah diomelin si Ambu, dan di akhirat juga belum tentu… haduh!

Jumat, 20 April 2012

LPM KOMAPO PEGUNUNGAN BINTANG -PAPUA

SUARA PEMBEBASAN KRITIS MASYARAKAT TERTINDAS

Sekretariat Jalan STM Pembangunan, Gg Bromo No 18 B Depok Sleman Yogyakarta

Sejarah Pers Mahasiswa di Indonesia

Sejarah pers mahasiswa di Indonesia bisa dibilang sama tuanya dengan sejarah gerakan mahasiswa itu sendiri. Pers mahasiswa didefinisikan sebagai pers yang dikelola mahasiswa. Namun rumusan ini memang kurang spesifik, karena ada berbagai macam pers mahasiswa.
Didik Supriyanto membedakan dua jenis pers mahasiswa. Pertama, pers mahasiswa yang diterbitkan oleh mahasiswa di tingkat fakultas atau jurusan. Penerbitan ini biasanya menyajikan hal-hal khusus yang berkaitan dengan bidang studinya. Kedua, pers mahasiswa yang diterbitkan di tingkat universitas. Penerbitan ini menyajikan hal-hal yang bersifat umum.

Dalam penelitian ini, pemilahan dengan mengaitkan pada tingkatan penerbitan (jurusan, fakultas, universitas) itu dianggap tidak relevan. Yang dipandang lebih pas adalah dengan melihat langsung dari materi isinya, apakah bersifat umum atau spesifik keilmuan. Dalam konteks peran pers mahasiswa dalam gerakan mahasiswa, tentu yang lebih relevan adalah pers mahasiswa yang isinya bersifat umum, tidak spesifik keilmuan.

KOMAPO FC PUTRI MENJUARAI AMK CUP

YOGYAKARTA, KOMAPO-Keseblasan KOMAPO FC Putri menjuarai turnamen futsal yang diselenggarakan oleh IKPM-AMK Yogyakarta pada tanggal 18 Februari sampai dengan tanggal 19 februari 2012. KOMAPO FC putri yang dikoordinir oleh Veronika Urpon mampu mengalahkan lawan-lawanya sampai pada masuk final turnamen ini. Pertandingan final KOMAPO FC melawan ….mampu mengalakan lawannya dengan skor…. Dalam pertandingan tersebut menurunkan pemain-pemainnya (1) Veronika Urpon (2) Oliv (3) Rafaela Setamanki (4) Beata Itul (5) Yulia Opki (6) Demeteria Sitokdana (7) Bernike Uropmabin (8) Emy Fransiska A. Tepmul. Turnamen tersebut, sekaligus memborong pemain terbaik dipegang oleh Emy Fransiska A. Tepmul. Veronica Urpon selaku Kapten Tim Futsal Purti KOMAPO

ORANG PAPUA YANG AUTENTIK

Oleh Okurbali T.H. Bidana)*

Di kolom opini, Suara Dimonim edisi XII Maret 2008 memuat tulisannya Theo Kossay yang berjudul “Pemekaran wilayah mendegradasi nilai budaya orang Papua dan identitas orang Papua”. Dengan judul ini dan kita yang membacanya terlintas pertanyaan di benak, sebenarnya apa indentitas orang Papua dan yang mendegradasi itu? Pertanyaan ini mendorong kita untuk mencari tahu dan memberitahukan apa identitas orang Papua dan yang mendegradasi itu. Dalam pemaparan, kita tidak bermaksud mendefinisikan identitas orang Papua tetapi memberikan gambaran indentitas orang Papua yang outentik demi menjaganya di dunia massa, pemekaran dan modernisasi yang mendegradasi nilai dan budaya orang Papua yang Outentik. Untuk menjawab pertanya itu, kita mempunyai beberapa pertanyaan penuntun ini. Dari manakah aku ini datang? Dimanakah aku berada sekarang? Dan kemanakah aku hendak pergi? Dari manakah aku ini datang? Pertanyaan demikian pula yang diajukan kepada Naruekul (mitos suku hubula) “dari manakah kamu berasal”? Ia tidak menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan saya dari daerah ini, keluarga ini. Saya dari Amerika, Eropa dan Afrika. Saya dari keturunan keluarga raja, ratu atau sultan ini melainkan ia hanya mengatakan aku tidak tahu dari mana aku ini datang. Dengan jawaban demikian, orang yang bertanya maupun kita yang mendengar binggung dan penasaran lalu kita masih mengajukan pertanyaan. Sebenarnya, Siapakah orang ini dan darimanakah orang ini dan dengan ini ia hendak berkata apa? Memang membigungkan. Kita binggung karena tidak mengerti maksudnya tetapi kalau kita mengerti apa yang dimaksudkanya, kita dapat mengerti yang dimaksudkannya. Dengan ini sang legenda hanya mau mengatakan tidak berasal dari mana-mana. Ia hendak mengatakan saya adalah saya dari tempat ini dan tinggal di sini seperti yang kamu lihat. Ini kelihatan primitive tetapi itulah cara ia menunjukkan identitas dirinya sebagaimana ia ada.

Kamis, 19 April 2012

KEBERPIHAKAN DAN MENYUARAKAN DEMI KEBENARAN

Menginvestasikan sumber daya manusia (SDM) lewat pendidikan adalah modal awal percepatan pembangunan di berbagai aspek suatu bangsa. Berbagai belahan dunia mengutamakan pendidikan sebagai dasar pijakan memberantas kemiskinan. Mengingat pendidikan adalah hal pokok yang harus diperhatikan oleh bangsa maka berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah pusat, pemeritah daaerah provinsi maupun pemerintah kabupaten. Dalam upaya mempersiapkan SDM yang handal, pemerintah berupaya mengalokasikan dana pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun kenyataannya belum direalisasikan, sehingga menghambat dalam mempersiapkan SDM. Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.

PERAN PEMUDA DALAM MENGISI PEMBANGUNAN ERA OTONOMI KHUSUS PROVINSI PAPUA

Berikan Aku 10 Pemuda Kugoncangkan Dunia
(Bung Karno)
Pemuda merupakan kreator pembangunan suatu bangsa. Itulah yang didiskusikan oleh mahasiswa KOMAPO di asrama Realino Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pukul 18.00 waktu setempat. Hari jumat tepatnya tanggal 28 Oktober 2011 kita telah memperingati hari sumpa pemuda. Banyak kalangan baik itu akademisi, sejarahwan, sampai pejabat Negara menilai pemuda sekarang tidak ada taringnya, tetapi dulu perjuangan kemerdekaan sampai kemerdekaan dan lengsernya sukarno (orde lama) sampai orde baru, sangat antusias untuk mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia. Pemuda semasa orde baru karena dikontrol oleh diktator (pemerintahaan suharto) diwajibkan untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemerintah. Kemerdekaan Indonesia pun digerakan oleh pemuda Indonesia, kalo menelusuri sejarah pemuda Indonesia kita ketahui bahwa organisasi Budi utomo pada tahun 1928 dan pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada masa itu pro dan kotra yang sangat sengit antara organisasai pemuda yang diketuai oleh Chaerul Saleh dan kelompok tua diketuai oleh Bung Karno. Kelompok muda mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan indoesia, namun kelompok tua menolak karena berhanggapan bahwa jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Negara Indonesia. Pergerakan organisasi untuk mendesak agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tidak lain adalah Tan Malaka sangat berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pergerakan pemuda Indonesia masa kemerdekaan sampai masa orlam (orde lama), Orba (orde baru), dan sampai masa reformasi.
Masa reformasi, pemuda Indonesia sangat berperan penting untuk menumbangkan rezim Suharto pada tahun 1999 dengan peristiwa trisakti dan semangi sampai mengorbankan 4 orang mahasiswa ditembak oleh polisi. Pergolakan pemuda dan peran pemuda dalam pembangunan Indonesia mada masa reformasi sangat berperan penting untuk menyumbangkan pikiran,konsep sampai partisipasi dalam melaksanakan tugas sebagai warga Negara. Ketika bergulirnya demokrasi di tanh air banyak persoalan yang dihadapi bangsa ini. Terutama persoalan wilayah teriorial dengan Negara tetangga seperti Singgapura (masalah selat malaka) dan Malaynisia. Persoalan budaya seperti tarian adat, pakaian adat pun diklaim oleh malaysinisia. Persoalan korupsi, kolusi dan nepotisme pun meraja lela baik dari pemerintahaan pusat sampai pemerintahaan kampong. Para koruptor baik pejabat Negara, pejabat daerah pun melakukan tindakan korupsi. Namun sayangnya ketegakan hukum di Indonesia sangat rapuh, sehingga para koruptor dengan enaknya masuk keluar sel (tempat) tahanan bagi pejabat Negara ibarat tempat penginapan sementara bagi tikus-tikus koruptor di negeri tercinta ini. Di dalam kondisi yang sangat memprihatinkan ini, peran pemuda dalam mengambil tindakan, mengasa ketajaman intelektual, kreeator pembangunan, belum muncul ranah publik untuk melengser pejabat publik. Mahasiswa (pemuda) masa kini dihadapkan pada konsumerisme. Tidak melihat pada persoalan bangsa. Pemuda sekarang menjadi bingung karena dihadapkan pada instan. Para mahasiwa mengikuti acara bukan empat mata, acara 2 miliar di tv dan lain-lain yang sudah siap untuk meramaikan oleh mahasiswa. Mahsiswa(pemuda) konon adalah suatu pontensi bagi Negara sebagai armada bagi kemajuan bamgsa.peran pemuda sangatlah penting untuk mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Dalam situasi yang tumbuh dan berkembang di era globalisasi saat ini, menuntut peran katif pemuda sebagai kekuatan moral, control sosial dan sebagai agen perubahaan bagi semua aspek pembangunan nasional. Namun dilingkungan kampus sebagai basis pemuda belum ada tanda-tanda pengembangan kajian, jurnal ilmiah yang dibublikasikan sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan. Peran pemuda dikampus menciptakan kereatif, inofative untuk membangun kampus sebagai media belajar bagi semua orang. Dengan demikian tumbuh subur dalam mengembangkan
Bertolak dari sejarah masuknya bangsa papua masuk ke pangkuan Negara kesatuan republik Indonesia pada tahun 1962. Pada tahun 1963 masyarakat papua mersakan pendidikan seperti layaknya di daerah lain indonesia. Namun tidak semua anak daerah menngenjam ke perguruan tinggi karena dikuasai oleh para kolonialisme (indonesia). Pemuda-pemuda papua pada saat itu mendaptkan pendidikan hingga menamatkan ijasah kesarjanaan dan sekaligus pahlawan bangsa adalah mereka menjadi kepala daerah (gubernur) di papua (irian jaya) seperti Frans Kaisepo, Agup Zainal dan lainnya. Zaman berubah cepat roda pembangunan baik itu perekonomian, teknologi, masuknya budaya luar masuk ke papua.
Zaman semakin hari semakin berubah, kini dihadapkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Arus informasi semakin meluas ke segala penjuru tanah air. Masuknya perkemabngan teknologi membawa suatu perubahaan dan membawa suatu keburukan bagi masyarakat miskin yang tidak tau apa apa. Perubahan dari sisi positif adalah bahwa perkembangan pembangunan fisik, membuka isolasi, percepatan pembangunan ke seluruh pelosok papua. Masyarakat mengenal dunia luar, mengenal pendidikan, kesehatan, menata ekonomi, menatap masa depan. Diberikannya otonomi khsus bagi provinsi papua dan papua brat dengan UU no 21. Tahun 2011 bagi kedua provinsi. Pembangunan papua era otonomi khusus menjadi hal yang tabu bagi masyarakat awam.
Bagaimana dengan pemberdayaan pemuda papua? Tidak digubris hal ini pemerintah daerah tidak memperhatikan sehingga banyak pemuda menganggur di kampong seketika tamat SMA. Tamat SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena alasan uang biaya kuliah tidak ada. Pemuda desa nganggur di kampong tidak menikmati uang otonomi khusus yang pada tahun ini mencapai 28 triliun lebih. Pemerintah daerah dalam hal ini KNPI provinsi dan kabupaten tidak memberdayakan pemuda. Uang pemuda hanya digunakan oleh kepentingan pribadi. Ketua KNPI provinsi maupun kabupaten hanya mengenal kegiatan KNPI adalah menyelenggarakan kegiatan olahraga. Aneh jika hanya berpikiran demikian? mengutip dari suara Bung Karno di atas bahwa sejauh mana pemerintah daerah provinsi papua menyiapkan 10 pemuda papua untuk menggoncangkan dunia? Sejauh mana seluruh kabupaten di papua menyiapkan 10 pemuda untuk goncangkan dunia? Sejauh mana seluruh distrik di papua menyiapkan 10 pemuda untuk goncangkan dunia? Sejauh mana seluruh kampong yang tersebar di seluruh papua menyiapakan 10 pemuda untuk goncangkan dunia? Pertanyaan reflektif dan segaligus sindiran pemerintah provinsi sampai pemerintahaan kampong menjadi bahan refleksi untuk dapat memberikan yang terbaik dari yang baik dan merubah pandangan pemuda yang selama ini bagi mereka adalah sepak bola. Pandangan pemerintah daerah (KNPI) alias kuli bangunan pemerintah Indonesia uang pemuda yang dianggarkan oleh pemerintah hanya sebatas pada membeli kostum, membeli bola, dan pada akhirnya menyelenggarakan turnamen sepak bola, volli, basket dan lainnya.
Pemuda sebagai tulang punggung pembangunan perluh diberdayakan tentunya. Sejauh ini hemat penulis pemerintah daerah belum memberdayakan kepada pemuda kampong sampai pemuda yang sedang belajar. Uang pemuda yang dianggarkan diberdayakan SDM-nya melalui mentereningkan dan melakukan pelatihan-pelatihan seperti jurnalistik, mengemudi, bongkar pasang barang elektronik, belajar cara membuat kursi rotan, menjadi tukang bangunan dan lainnya. Banyak hal yang harus dilakukan oleh pemuda papua dengan memanfaatkan uang otonomi khusus yang ada.
Fransiskus Kasipmabin

INDUSTRI MEDIA DIKELAMKAN

Oleh Fransiskus Kasipmabin

Filsuf Ingiris Bertrad Russell, memberi nasihat kepada mahasiswanya “lakukanlah pengamatan sendiri. Seharusnya Aristoteles dapat menghindari kekeliruan tentang perkiraan bahwa wanita mempunyai jumlah gigi yang lebih sedikit dari pria andaikan ia mau meminta istrinya untuk membuka mulutnya dan menghitungnya sendiri. Menganggap bahwa kita tahu, padahal tidak, adalah kesalahan fatal yang cenderung kita lakukan.

Menurut seorang wartawan Tabloit Jubi Papua yang pernah menulis dan dimuat di bloknya sekitar bulan september 2011 bahwa ada seorang teman wartawan pernah menerima amplop dari seseorang pejabat teras Papua. Masalah amplop tidak asing bagi wartawan media-media lokal di Papua. Mengapa harus demikian? Menurut hemat penulis keprofesionalismenya belum ada dan wartawan menyampaikan berita atas dasar kebenaran tidak ada karena disokong dari para pejabat yang notabene takut namanya tercemar di masyarakat umum. Menerima amplop, dengan sendirinya melemahkan kekuatan wartawan. Kekuatan wartawan di sini bahwa apa yang dipikirkan, dirasakan, dilihat, didengar dan terutama keluar dari sembilan elemen jurnalisme menurut Bill Kovach dan Rosentiel. Selain itu, kemungkinan terjadi karena gaji wartawan yang bekerja di beberapa koran lokal di Papua tidak dibayarkan dari perusahaannya, sehingga wartawan melakukan perbuatan demikian. Namun di balik misteri terselubung itu, seharusnya seorang wartawan sebagai seorang independen yang tidak memihak kepada siapa-siapa, tetapi loyalitas wartawan pada kebenaran. Memperkuat pernyataan di atas menurut ketua Forum Komunikasi Mahasiswa dan Pelajar Katolik Papua Daerah DIY dan Jawa Tengah dalam diskusi menyikapi masalah kekerasan di Papua terutama masalah di Timika bahwa media-media lokal di Papua menyampaikan berita kriminal dan atau kasus kekerasan dari aparat keaman (TNI, POLRI,) kepada warga sipil tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Mereka (wartawan) menyampaikan seharusnya menjadi tidak seharusnya. Hal ini tentu sangat prihatin. Prihatin karena para wartawan menulis tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Semua ini terjadi karena kelalaian wartawan atau kebijakan dari direktur perusahaan. Kebijakan dari direktur perusahaan kemungkinan bisa terjadi karena direktur mencari profit. Korporasi-korporasi atau industri media yang ada di Papua dipegang atau dikelola oleh orang asing.
Berbicara jurnalistik pasti akan mengenal sembilan elemen jurnalisme yang ditawarkan oleh Bill Kovach dan Rosenstiel.
1. Kebenaran adalah hal pokok yang harus diperhatikan dalam jurnalistik. Menyampaikan kebenaran kepada publik menjadi prioritas para wartawan.
2. Loyalitas kepada masyarakat dapat diprioritaskan karena menyangkut masalah publik bukan karena kepentingan individualistik.
3. Mementingkan kepentingan umum adalah loyalitas pertama.
4. Disiplin seorang wartawan untuk melakukan perifikasi.
5. Untuk mengetahui apakah yang ditulis itu benar atau tidak, perluh ada pengkajian ulang terhadap suatu objek atau hal dari berbagai sumber untuk memperkuat atas suatu hal yang kita tulis.
6. Seorang wartawan dalam tugasnya adalah bebas atau kebebasan dalam peliputan. Bebas disi berpikir, bebas untuk bertindak, bebas untuk menelaa objek yang dituju. Kebebasan dari sumber yang mereka liput.
7. Selain kebebasan untuk meliput, para wartawan juga sebagai pengontrol keluasaan atas kebijakan peguasa atau pemerintah. Wartwan adalah penjaga watchdog.
8. Elemen berikut adalah menyediakan forum untuk kritik dan saran bagi sebuah karya. Selain menyediakan forum, wartawan juga menulis berita atau sebuah tulisan harus menarik dan relefan sehingga para pembaca dapat dengan mudah memahami isi tulisan tersebut. Maksud relefan disini adalah bahwa sesuai dengan apa yang wartawan tulis. Berita juga proforsional dan komprehensip sehingga masyarakat mengikuti berita atau tulisan tersebut dan masyrakat dapat melakukannya.
9. Hal mendasar bagi seorang wartawan adalah mendengarkan suara hati. Tulislah apa yang dirasa baik dan benar dan dapat bermakna bagi kalayak umum.
Berpikir skeptis adalah hal mendasar bagi seorang wartawan. Skeptis itulah ciri utama atau khas jurnalisme. Dengan demikian berpikirlah skeptis. Karena segala sesuatu pasti berpikir ombang ambing dalam pengambilan keputusan. Tom Frietmand dari Newyork Times mengatakan skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu. Contoh orang skeptis : saya kira itu tidak benar, saya akan mengeceknya, itu tidak mungkin. Lain halnya dengan sikap sinis. Contohnya saya yakin itu tidak benar, itu tidak mungkin, saya akan menolaknya. Bertindak dan action merupakan ciri khas wartawan. Namun hal ini kurang dilakukan oleh wartawan. Para wartawan kita memperkuat data mereka menelepon ke pihak-pihak yang dikatakan terlibat dalam sebuah kejadian atau mendapatkan opini. Wartawan tidak menungggu sampai peristiwa itu muncul, tapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan. Sayang sekali ketika wartawan tidak melakukan demikian.
Para wartawan yang bekerja di Papua mereka jarang sekali melakukan action di daerah pedalaman pegunungan Papua yang notabene dengan basis kekerasan. Wartawan tidak langsung ke lapangan dan melakukan liputan. Bagaimana mungkin berita yang dikatan benar dan akurat bisa dimuat di Bintang Papua, Cenderawasih Pos. Papua Post dan koran local lainnya. Misalkan saja kita ketahui bersama bahwa sekecilpun para wartawan belum masuk di Pegunungan Bintang kabupaten pemekaran dari Jayawijaya khususnya dan daerah lain secara umum mereka meliput di sana. Beberapa bulan yang lalu berita dari Begununan Bintang muat di Papua Pos berkenaan dengan hari hulang tahun kabupaten yang ke-8. Isi berita tersebut menyampaikan kesuksesan saja tetapi kendala-kendala dan persoalan yang di hadapi oleh pemerintah daerah, masyarakat sekitar akibat perluasan pembangunan fisik, kekerasan yang dilakukan oleh TNI dan POLRI yang bertugas di Oksibil terhadap warga setempat belum disampaikan. Bagaimana mungkin orang lain membantu kita, jika kita menutup diri dari berbagai persoalan? Kesuksesan tidak semua tetapi sedikitpun dibesar-besarkan? Seperti yang disampaikan oleh Drs. Welington Wenda selaku Bupati Pegunungan Bintang di Papuapos. Kalau kita jelih melihat secara baik dan benar dan para wartawan langsung turun ke lapangan pasti dijemput dengan berbagai masalah.
Bill kovach dan rosentiel mengemukakan dalam bukunya yang dikutip oleh Luwi Ishwara disampaikan bahwa jurnalisme mendorong suatu perubahan. Theodore Jay Gordon dari Future Group di Noank, Connecticut bahwa ada empat kekuatan yang mengubah paskah industrialisasi: (1) munculnya abad computer dan dominasi elektronika; (2) globalisasi dari komunikasi, di mana georgafi menjadi kurang penting; (3) perubahan demografi terutama pertambahan orang-orang yang berumur di atas 40 tahun; dan (4) perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Namun demikian, wartawan di Papua belum sadarai. Para wartawan perlu sadari bahwa berjurnalis mendorong suatu perubahan. Dengan teknologi yang ada para wartawan mengunakan sebaik-baiknya dan mengekspous ke publik sehingga orang lain bisa tahu dan membantu kita jika ada kekurangan.
Menjadi wartawan tidaklah gampang. Karena terpanggil menjadi wartawan tidak semuda dibayangkan oleh banyak orang. Menjadi wartawan adalah tujuan muliah. Paus Johanes Paulus II mengatakan: “dengan pengaruh yang luas dan langsung terhadap opini masyarakat, jurnalisme tidak bisa dipandu hanya oleh kekuatan ekonomi, keuntungan dan kepentingan khusus. Jurnalisme haruslah diresapi sebagai tugas suci, dijalankan dengan kesadaran bahwa sarana komunikasi yang sangat kuat telah dipercayakan kepada anda demi kebaikan orang banyak”. Beda dengan pendapat James c. Thomson Jr., Kurartor Nieman Foundation, mengatakan bahwa surat kabar harus mengoperasikan keduannya: mendapatkan uang (setidaknya tidak rugi) dan berbuat baik (mengungkapakan ketidakadilan dengan demikian memperbaiki masyarakat). Kemampuan wartawan dalam kecepatan menulis berita, dan berita tersebut akurat, jujur terhadap kebenaran belum sepenuhnya dilakukan oleh wartawan-wartwan di Indonesia dan Papua pada khususnya. Akurat berarti kita harus mendapatkan informasi yang pasti, yang tidak bisa dibanta. Menjadi wartawan sejati pasti melalui proses setidaknya pendidikan dasar tentang jurnalisme. Pendidikan dasar jurnalis di Indonesia sangat kurang dibandingkan negara tetangga. Pendidikan komunikasi sangat penting untuk mengajarkan kepada mahasiswa yang ingin menjadi wartawan. Pendidikan jurnalis di Papua barangkali belum mendengar dan merasakan bahwa menjadi wartawan harus memproses diri dalam pendidikan, terutama pendidikan tentang jurnalisme. Para penulis yang pernah muncul dari Papua berawal ketika motivasi itu timbul dari diri sendiri. Belum ada dasar yang kuat diperoleh dari orang tua, sehingga cita-cita menjadi wartawan seketika ia mengalami proses pendidikan di perguruan tinggi. Oleh sebab itu ruang untuk berporoses semakin sempit dan pada akhirnya menjadi buntu menghadapi tantangan dan atau persoalan.
Untuk mengangkat kembali persoalan atau potret buram industry media di Papua perlu membuka pendidikan jurnalis di Papua sehingga orang asli Papua yang ingin kuliah di jurnalis bisa mendalami ilmunya. Mendapatkan pendidikan, memproses diri, mengalami, memahami, dan pada akhirnya membongkar persoalan, membebaskan akar ketidakadilan, membuka wacana publik memberikan rekomendasi kepada pihak terkait sehingga pada akhirnya pemerintah maupun swasta mengambil kebijakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada. Berbicara pendidikan jurnalis kadangkala membingungkan karena pendidikan jurnalis di Jawa saja belum sebanyak Thailand. Kalau hitung-hitung atau ibarat pendidikan jurnalis di Indonesia ada (3) sedangkan di Thailand ada 5. Sekolah jurnalis di Indonesia masi beroperasi di Pulau Jawa sedangkan di luar Pulau Jawa belum. Dari 69 sekolah jurnalis di Indonesia semua berada di Pulau Jawa, sedangkan di Wilaya Indonesia Timur belum ada (andreas harsono/luwi ishwara).

Tulisan ini disampaikan pada pendidikan dasar jurnalistik (DIKDAS-1) anggota baru KOMAPOnews 2011/2012 di Realino Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

MENGUNGKAP REALITA KEHIDUPAN MASYARAKAT OKBI

Oleh: Ruben Tepmul (Pemuda Distrik Okbi)
Membangun suatu daerah tidak terlepas dari peran serta pemuda-pemudi dalam menggerakkan roda pembangunan. Untuk itu, pada kesempatan ini saya mewakili teman-teman pemuda-pemudi dan masyarakat Okbi ingin mengungkap beberapa fakta-fakta di Distrik Okbi. Realita hidup ini menjadi catatan penting untuk diperhatikan dan dilakukan langkah-langkah kongkrit oleh pihak-pihak yang berwajib. Berikut adalah fakta-faktanya:

Pemerintahan Distrik

Fakta pertama, Pada tanggal 25 Agustus 2010 pelantikan kepala distrik Okbi tepatnya di lapangan sepak bola Distrik Okbi. Usai pelantikan kepala distrik tersebut ia pernah berjanji bahwa “ selama saya menjabat sebagai Kepala Distrik Okbi, masyarakat tidak akan makan ubi (Boneng), saya akan datangkan beras raskin setiap minggu/bulan. Tetapi kenyataannya sampai sekarang janjinya belum ditepati. Fakta kedua, sejak dilantiknya kepala distrik tersebut dana insentif dan ULP tidak lancar sehingga sehingga pegawai sudah tidak beta lagi bekerja di kantor distrik. Fakta ketiga, tanpa sepengetahuan staf distrik, kepala distrik memindahkan tempat tugas stafnya ke tempat lain. Kami berharap pihak berwajib segera mengevaluasi kinerja Kepala Distrik Okbi.

Politik
a. Pada saat kampanye Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang periode 2011-2015, tanggal 5 Oktober 2010 tepatnya di lapangan sepak bola Distrik Okbi, Drs. Welington L Wenda M.Si pernah berjanji bahwa“ kalau saya dipilih lagi menjadi Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, saya tidak membangun dari kabupaten ke distrik tetapi saya akan membangun dari distrik ke kabupaten. Berdasarkan konsep ini, saya akan bangun jalan raya dari distrik Okbi ke Oksibil“. Sudah mau memasuki tahun 2012 belum ada tanda-tanda konkrit yang kami lihat. Untuk itu, kami masyarakat Disrik Okbi menunggu bukti dan bukan kata-kata politik belaka.
b. Kami perlu mengungkapkan fakta yang sejujurnya bahwa setiap kampanye politik di Distrik Okbi, banyak janji-janji manis yang keluar dari mulut politikus-politikus. Sejak hadirnya Kabupaten Pegunungan Bintang, peran DPRD belum terlihat dan tidak ada keterwakilan yang nyata. DPRD yang notabenenya perwakilan masyarakat tetapi mereka tidak memberikan kontribusi yang positif . Tempat tinggal dan fungsi tugas DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang tidak jelas. Dampaknya kami masyarakat Okbi tidak ada ruang untuk menyampaikan aspirasi.

Kesehatan
Keberadaan Kepala Puskemas Abmisibil patut dipertanyakan. Sejak ditugaskan sampai sekarang Kepala Puskesmas tersebut masyarakat tidak tahu di mana tempat tinggal dan tempat tugasnya. Tidak ada komunikasi yang baik dengan stafnya membuat banyak kendala yang mereka hadapi salah satunya adalah keterlambatan pemberian hak-hak stafnya. Lebih ironisnya, banyak fasilitas kesehatan belum terpenuhi. Sebenarnya fasilitas seperti obat-obatan dan perlengkapan lainnya sudah disiapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pegunungan Bintang tetapi hanya ulah kepala puskesmas yang tidak urus untuk angkut ke puskesmas Abmisibil. Dampaknya, masyarakat tidak mendapat pelayanan kesehatan yang selayaknya.


Pendidikan

Kondisi pendidikan di Distrik Okbibab perlu saya gambarkan bahwa kendala yang selalu terjadi adalah kurangnya tenaga pengajar atau guru dan fasilitas pendidikan. Di SMA Okbi terdapat 21 guru tetapi yang berada di tempat hanya 4 orang guru sedangkan yang lainnya pergi dan menetap di Jayapura. Di SMP juga sama, banyak guru yang tidak berada di tempat tugas disamping itu kepemimpinan kepala sekolah yang tidak jelas, mengakibatkan guru-guru SMP meninggalkan tugas dan bersarang di Jayapura. Kami belum tahu siapa sebenarnya kepala sekolah SMP Okbibab?. Kami masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah-langkah konkrit untuk menyelesaikan persoalan ini. Dampak dari persoalan ini, siswa-siswa tidak mendapatkan pendidikan yang layak sehingga kualitas outputnya rendah. Kami berharap kepala dinas pendidikan segera mengevaluasi sekolah-sekolah di Distrik Okbi

Kerinduhan Masyarakat terhadap Putra daerah Okbi
Sudah banyak kaum intelektuel dari Distrik Okbi yang kerja di legislatif dan eksekutif di Kabupaten Pegunungan Bintang tetapi mereka belum pernah menginjaki kaki di tanah kelahirannya. Tahun demi tahun sudah terlewati menunggu kehadiran mereka di tengah-tengah kami untuk satukan pikiran dan melakukan suatu tindakan nyata demi pembangunan daerah namun sampai sekarang mereka belum pernah hadir di tengah-tengah kami dan memberikan suatu kontribusi positif. Kami belum tahu tempat tinggal mereka yang sebenarnya, apakah mereka di Oksibil? Jayapura? atau Jakarta?. Ada beberapa kaum intelektual asal Distrik Okbi yang pernah datang ke tanah kelahirannya tetapi hanya untuk kepentingan politik belaka, menjadikan kami sebagai objek politik untuk kepentingan perut-perut mereka yang tentunya setelah berhasil mereka berfoya-foya di kota tanpa memikirkan dan mempedulikan masyarakat.


Penulis adalah Pemuda Distrik Okbi
Kabupaten Pegunungan Bintang
Papua

MENTALITAS WIRAUSAHA ORANG PAPUA PEGUNUNGAN BINTANG ERA OTSUS

Oleh Fransiskus Kasipmabin

Suatu ketika Pace Yaklep menghubungi (melalui kontak person) kepada orang tuannya di kampong halaman, tepatnya daerah terpencil di pedalaman papua. Hubungan komunikasi via telpon pun mengalir, tawa, marah, sedih pun telah lalui, keheningan menghampah jagat kehidupan keluarga menjadi saksi bisu kehidupan. Kata orang tua terakhir berpesan kepada Yaklep bahwa “ Anak kuliah baik-baik dan cepat selesai lalu pulang kampong, kami orang tua mu sudah tua, kami berharap cepat selesai dan Tes pegawai negeri (pns) dan menjadi tuan bagi kami”.
Sebuah ilustrasi diatas mengantarkan para pembaca yang budiman untuk mengingatkan kembali atas kondisi perekonomian bangsa paska krisis ekonomi indonesia tahun 1997. Krisis ekonomi tahun 1997 yang menghantam hamper semu sector usaha di Indonesia menyebabkan semakin sempitnya lapangan pekerja yang tersedia. Akibatnya setiap tahun jumlah pekerja yang semakin meningkat. Hal ini diperparah dengan pola piker para lulusan perguruan tinggi yang oleh max Gunther disebut sanlaritis, yaitu yang bermental buruh atau selalu ingin menjadi pegawai baik pegawai negeri maupun swasta. Untuk mengatasi hal itu, maka pola piker yang suda tertanam kuat tersebut harusdiubah, yaitu dari orang gajian (menerima gaji) menjadi pemberi gajian (pemilik usaha).
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Kasmir, SE,. M.M. di beberapa perguruan tinggi swasta (6 PT) di Jakarta bahwa 25 persen ingin membuka usaha (wirausaha) sendiri sedangkan 75 persen ingin menjadi sanlaritis. Responden yang diambil dari mahasiswanya dari tingkat bawah, menengah dan tingkat atas tersebut mewakili mahasiswa Indonesia dierah pada tahun 2005. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 tersebut mengambil kesimpulan bahwa para lulusan sarjana paskah krisis ekonomi tahun 1997 sampai tahun 2005 tidak ingin membuka usahaa karena membutuhkan kurangnya pengetahuan tentang berwirausahaa, mentalitas berwirausahaa, niat serta dukungan pemerintah belum ada, sehingga para sarjana yang baru lulusan dari perguruan tinggi tidak membuka lapangan pekerjaan. Setiap tahun setiap perguruan tinggi di Indonesia meluluskan 2000 sampai2500 sarjana. Pengangguran sarjana semakin meningkat, harga barang melambung tinggi adalah ketidakkonsistensinya Negara ini.
Mentalitas pada dasarnya merupakan keadaan aktifitas jiwa manusia cara berfikir dan kebiasaan. Dengan demikian mentalitas berkaitan dengan wirausaha, maka mentalitas pribadi manusia mempengaruhi hasil usaha yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.
Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu. Berikut ini adalah pengertian dan definisi wirausaha menurut beberapa ahli menurut (Joseph C. Schumpeter) Wirausaha adalah orang yang mampu menghancurkan keseimbangan pasar dan kemudian membentuk keseimbangan pasar yang baru dan mengambil keuntungan-keuntungan atas perubahan-perubahan tersebut, menurut (Raymond W.Y. Kao) Wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan dan merancang suatu gagasan menjadi realita, menurut (Richard Cantillon) Wirausaha adalah seseorang yang mampu memindahkan atau mengkonversikan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ketingkat produktivitas yang lebih tinggi,
Menurut (Schumpeter) Wirausaha merupakan inovator yang tidak selalu menjadi inventor (penemu), dan ( Syamsudin Suryana) Wirausaha adalah seseorang yang memiliki karakteristik percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko yang wajar, kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi, serta berorientasi pada masa depan, menurut(Prawirokusumo) Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan sesuatu. Menurut hemat saya wiaruasaha merupakan sebuah usaha (baik bentuk fisik maupun nonfisik) dimana usaha tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, disisi lain usaha tersebut bisa gagal karena berbagai sebab.
Papua dalam konteks sumber daya alam yang begitu berlimpah rua baik dumber daya air laut, sumber daya sungai, sumber daya tanah, sumber daya udara yang begitu mensejuhkan bumi papua. Orang papua sendiri memiliki etos kerja keras, untuk mendapatkan, menghasilkan sesuatu yang bermanfaatkan dirinya, keluarga, serta seluruh masyarakat disekitarnya. Sumber daya air laut memiliki berbagai macam sumber daya yang berlimpah di laut fasifik, selat bumi cenderawasih dan selat lainnya yang ada di wilayah papua maupun papua barat. Misalnya ikan, berbagai macam bunga dan sayuran yang tumbuh di dasar laut, kepiting, kura-kura dan berbagai jenis sumber daya lainnya. Sumber daya alam (di darat) seperti rotan, kayu besi, kayu putih dan lainnnya.
Kesiapan sumber daya manusia papua dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Ketika diberikan otonomi khusus, SDM papua suda dikatakan mengalami peningkatan diberbagai bidang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi informasi yang semakin berkembang, tentunya merupakan motor dorongan bagi regerasi bangsa papua dan pemangku kepentingan pendidikan di provinsi papua maupun provinsi papua untuk membuka cakrawala berpikir, bekerja sama dengan pihak-pihak terkait terutama lembaga pendidikan di dalam maupun luar negeri guna mencerdaskan generasi papua. Menyiapkan SDM yang handal melaui jalur kerja sama, seperti yang dilakukan oleh beberapa kabupaten di provinsi papua maupun provinsi papua barat, seperti kabupaten pegunungan bintang bekerja sama dengan Universitas Snata Dharma Yogyakarta, Kabupaten sosrong selatan bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta, Kabupaten merauke setiap tahun mengirim anak-anak ke Surya Institut. Selain itu pemerintah daerah provinsi papua bekerja sama dengan atase pendidikan di perancis guna menyiapkan SDM Orang Asli Papua (Drs.Jhony Pelupessy kepala bidang pengembangan SDM Asli Papua, 31 agustus 2011), serta 200 anak berbakat krim ke luar negeri (DR. Zhakarias Giay, SKM, M.Kes.,MM) selaku kepala badan SDM Papua.
Setiap tahun beberapa Perguruan Tinggi di papua meluluskan ratusan sarjana sampai dengan ribuan sarja, baik sarjana ekonomi, sarja pemerintahan, sosiologi, eksata. Para lulusan sarjana masih saja mengalami kesulitan dalam membuka pekerjaan. Para lulusan perguruan tinggi di papua dalam kehidupan dan perkerjaannya terkesan tidak sesuai dengan harapan, kejangkalan dalam mengemban tugasnya. Terbukti setiap tahun kelulusan sarjana di bebrapa perguruan tinggi swasta maupun negeri di daerah papua, mereka tidak mau membuka usaha kecil-kecilan, tetapi mereka ingin menjadi Pegawai negeri sipil (PNS) kuli bangun pemerintah, kuli bangunan swasta, sehingga mereka tunggu pengangkatan PNS di daerah maupun provinsi. Hal ini menjadi perhatian serius oleh sejumlah pihak, terutama pengelola perguruan tinggi, orang tua sebagai basis pengembangan pengetahuan bagi anak, pemerintah sebagai pendorong anak untuk sekolah dan kuliah (biaya pendidikan). Sector penting yang harus diutamakan dalam membiayai pendidikan daerah, harus melihat kebutuhan daerah, apa yang dibutuhkan daerah maka, pemerintah harus konsisten mengirim anak dan membiayai kebutuhan kuliah sampai selesai dan ditempatkan pada lapangan pekerjaan yang disediakan.
Kemampuan orang papua terutama anak-anak muda papua yang berlatar belakang pendidikan sampai sekarang ini pun belum memiliki kemampuan dalam wirausaha, walaupun bergelar sarjana ekonomi tetapi kemudian pertannyaan yang muncul adalah sejauh mana kemampuan sarja ekonomi papua terutama sarjana ekonomi pegunungan bintang mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya di dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk nyata (konkrit)?. Sangat lucu dan konyol jika para sarjana ekonomi maupun sarjana yang lain pernah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi (TP), tetapi kemudian tidak mampu untuk diterapkan di lapangan, apa lagi di kabupaten-kabupaten baru alias kabupaten pemekaran di papua memberikan seluas-luasnya kepada orang asli papua untuk berwirausahaa, mengendalikan sector ekonomi, social, budaya, kesehatan dan lainnya. Tetapi itu semua sia-sia belaka, semua sarjana papua lari ke PNS, ingin menjadi politisi, ingin menjadi SV, PT dan lainnya yang suda disediakan oleh pemerintah republic ini.
Perluh ada pengkajian ilmiah atas indicator-indikator yang sering terjadi ini, tanpa ada perubahan di tinggkat masyarakat papua, terutama sarja sebagai pembaharu dan pendorong peradaban baru, tetapi kemudian persoaan tersebut dibiarkan dan berkembang dan akan menjamur menjadi kebiasaan bagi setiap insane orang papua, sehingga terjadi muncul orang papua bermental pecundang, bermental pemohon (proposal), atau orang papua bermental ketergantungan. Perlu berubah pola piker yang selama ini dibangun dari nenek moyang sampai pada sekarang ini, kemungkinan indicator ini terjadi karena orang papua belum mengalami dan merasakan atas bebrapa fase kehidupan karena orang papua dari masa tradisional langsung lewat ke masa teknologi iniformasi. Beberapa fase seperti masa penjajahan, masa industrialisasi, sehingga orang papua sekarang ini berada pada masa penjajahan, siapa saja para koloni itu? Pertanyaan ini perluh melihat kembali atas situasi sekarang ini, menurut hemat penulis adalah yang menjajah orang papua adalah pejabat papua itu sendiri (pejabat kaki tangan indonesia) dan pemerintah indosesia. Pejabat papua menjajah orang papua karena kita tau bersama bahwa uang rakyat (masyarakat) disedot oleh pejabat papua dan pemerintah Indonesia. Bantuan-bantuan luar negeri melalui lembaga internasional seperti IMF, WHO dan lainnya dapat disedot dan dimasukan oleh perut bermental makan ini.
Orang papua sendiri juga mempunyai sosialis yang lebih tinggi. Pandangan sosialis sudah terbangun dari nenekmoyang sampai sekarang, dengan demikian karena bermental sosialis maka orang muda papua sekrang ini tidak bekerja keras, ingin bermental pemohon. Dengan demikian saya mengulas beberapa parah ahli sosialis untuk membantu dalam membangun pola piker sosialis orang papua yang selama ini diterapkan. Berikut pandangan para ahli sosialis dunia, laude-Henri de Saint-Simon, Sang Bapak Sosialisme dunia. Menurutnya sentralisasi perencanaan sistem ekonomi pemerintah adalah hal yang harus di utamakan. Masyarakat industri akan menjadi baik apabila diorganisaikan secara baik. Dan pemerintah harus memiliki peran penting di dalamnya. Peran sentral para kapitalis sebaiknya dibatasi oleh wewenang pemerintah dalam perekonomian.
F.M. Charles Fourier, kaum borjuis yang olehnya adalah orang-orang cacat sosial. Demi kepentingan mereka sendiri, kaum buruh ditindas. Hal ini yang olehnya disebut sebagai sebuah pertentangan kelas terselubung, dan bila dibiarkaan maka harmoni masyarakat akan rusak. Untuk menyelesaikan hal ini, ia menganjurkan akan sebuah reorganisasi masyarakat Reorganisasi masyarakat ini dapat dilakukan dengan memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi. Opsi kedua yang ia tawarkan adalah dengan memberikan individu-individu kebebasan memilih pekerjaan. Meskipun nampak memberikan jalan keluar namun ide-idenya ini hanya dianggap sebagai sebuah ide utopian yang tidak bisa diwujudkan.
Louis Blanc satu dari orang-orang sosialis yang benar-benar ingin mengangkat kaum buruh. Kaum buruh olehnya harus menjadi prioritas pemerintah dalam menentukan kebijakan. Dan bentuk konkrit dari prioritas itu adalah dengan menyediakan kapital-kapital bagi kaum buruh. Setelah kapital-kapital itu disediakan maka kaum buruh diberi wewenang untuk mengelola pabrik-pabrik yang ada. Ide inipun bernasib sama dengan gagasan Fourier, di tolak dan dibuang jauh di dalam cerobong pabrik kapitalisme. Namun di balik itu, ada hal lain yang menyebabkan ide ini di tolak, merugikan politisi dan ekonom.
Karl Marx. Ide dasar yang membawanya pada sentralisasi murni sistem perekonomian adalah individualisme. Satu paham yang ditentangnya ini dianggap sebagai agen yang membuat masyarakat terkotak-kotak dalam kelas-kelas (Klassengesellschaft) sosial. Kelas-kelas sosial inilah yang olehnya ingin dihilangkan. Kelas sosial ini akan menimbulkan ketimpangan dalam masyarakat, kaum buruh akan semakin tertekan dengan kelas sosialnya. Sebaliknya kaum borjuis akan semakin berjaya. Maka untuk menghilangkan hal itu maka sistem perekonomia harus disentralisasi dengan memusatkan perekonomian itu pada pemerintah. Dengan sistem yang baru ini maka pemerataan akan dapat dilakukan, tidak ada lagi kepemilikan pribadi, yang ada hanya milik bersama secara kolektif. The Communist Manifesto adalah salah satu karya monumental Marx yang melukiskan keradikalanya sebagai seorang sosialis.
Dalam perkembangannya, kaum sosialis tumbuh menjadi aliran yang lebih radikal. Ajaran yang digunakan kaum ini lebih berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai, yaitu membentuk masyarakat sosialis dunia. Seringkali upaya-upaya yang mereka lakukan keluar jauh dari mainstream paham sosialis. Anarkisme, pembantaian dan bahkan mengorbankan bagian dari golongan mereka sendiri, semua itu sah-sah saja. Paham sosialis radikal ini berasal dari ajaran-ajaran Bakunin (1814-1876). Ajaran ini menemukan bentuknya yang paling mengerikan, ketika Rusia menjadi pusat sosialis dunia, era Lenin. Di sini militerisme menjadi alat sosialisme untuk melakukan segala tindak tanduknya. Paradigma masyarakat dunia pun berubah. Sebuah bayangan ketakutan akan muncul apabila nama sosialisme disebut. Sosialisme tidak lagi peduli dengan buruh-buruh di pabrik-pabrik para kapitalis, atau memikirkan bagaimana kesenjangan ekonomi dapat segera di atasi, tapi ia menjadi sibuk dengan urusan para elit-elit penguasa yang haus kekuasaan dan kekayaan (kapitalisme, sosialisme, dan system ekonomi Indonesia/puetra bumi).
Sosialis orang papua yang selam ini dikembangakan oleh para orang tua dari dulu, pejabat sekarang sampai pada anak-anak juga menjadi kebiasaan adalah sosialis bermental pecundang, pemohon, peminta. Paham sosialis ini akan menjadi cambuk bagi sesame karena memberikan suap tanpa ada usaha yang dilakukan untuk makan sendiri.