berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Kamis, 19 April 2012

MENTALITAS WIRAUSAHA ORANG PAPUA PEGUNUNGAN BINTANG ERA OTSUS

Oleh Fransiskus Kasipmabin

Suatu ketika Pace Yaklep menghubungi (melalui kontak person) kepada orang tuannya di kampong halaman, tepatnya daerah terpencil di pedalaman papua. Hubungan komunikasi via telpon pun mengalir, tawa, marah, sedih pun telah lalui, keheningan menghampah jagat kehidupan keluarga menjadi saksi bisu kehidupan. Kata orang tua terakhir berpesan kepada Yaklep bahwa “ Anak kuliah baik-baik dan cepat selesai lalu pulang kampong, kami orang tua mu sudah tua, kami berharap cepat selesai dan Tes pegawai negeri (pns) dan menjadi tuan bagi kami”.
Sebuah ilustrasi diatas mengantarkan para pembaca yang budiman untuk mengingatkan kembali atas kondisi perekonomian bangsa paska krisis ekonomi indonesia tahun 1997. Krisis ekonomi tahun 1997 yang menghantam hamper semu sector usaha di Indonesia menyebabkan semakin sempitnya lapangan pekerja yang tersedia. Akibatnya setiap tahun jumlah pekerja yang semakin meningkat. Hal ini diperparah dengan pola piker para lulusan perguruan tinggi yang oleh max Gunther disebut sanlaritis, yaitu yang bermental buruh atau selalu ingin menjadi pegawai baik pegawai negeri maupun swasta. Untuk mengatasi hal itu, maka pola piker yang suda tertanam kuat tersebut harusdiubah, yaitu dari orang gajian (menerima gaji) menjadi pemberi gajian (pemilik usaha).
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Kasmir, SE,. M.M. di beberapa perguruan tinggi swasta (6 PT) di Jakarta bahwa 25 persen ingin membuka usaha (wirausaha) sendiri sedangkan 75 persen ingin menjadi sanlaritis. Responden yang diambil dari mahasiswanya dari tingkat bawah, menengah dan tingkat atas tersebut mewakili mahasiswa Indonesia dierah pada tahun 2005. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 tersebut mengambil kesimpulan bahwa para lulusan sarjana paskah krisis ekonomi tahun 1997 sampai tahun 2005 tidak ingin membuka usahaa karena membutuhkan kurangnya pengetahuan tentang berwirausahaa, mentalitas berwirausahaa, niat serta dukungan pemerintah belum ada, sehingga para sarjana yang baru lulusan dari perguruan tinggi tidak membuka lapangan pekerjaan. Setiap tahun setiap perguruan tinggi di Indonesia meluluskan 2000 sampai2500 sarjana. Pengangguran sarjana semakin meningkat, harga barang melambung tinggi adalah ketidakkonsistensinya Negara ini.
Mentalitas pada dasarnya merupakan keadaan aktifitas jiwa manusia cara berfikir dan kebiasaan. Dengan demikian mentalitas berkaitan dengan wirausaha, maka mentalitas pribadi manusia mempengaruhi hasil usaha yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.
Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu. Berikut ini adalah pengertian dan definisi wirausaha menurut beberapa ahli menurut (Joseph C. Schumpeter) Wirausaha adalah orang yang mampu menghancurkan keseimbangan pasar dan kemudian membentuk keseimbangan pasar yang baru dan mengambil keuntungan-keuntungan atas perubahan-perubahan tersebut, menurut (Raymond W.Y. Kao) Wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan dan merancang suatu gagasan menjadi realita, menurut (Richard Cantillon) Wirausaha adalah seseorang yang mampu memindahkan atau mengkonversikan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ketingkat produktivitas yang lebih tinggi,
Menurut (Schumpeter) Wirausaha merupakan inovator yang tidak selalu menjadi inventor (penemu), dan ( Syamsudin Suryana) Wirausaha adalah seseorang yang memiliki karakteristik percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko yang wajar, kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi, serta berorientasi pada masa depan, menurut(Prawirokusumo) Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan sesuatu. Menurut hemat saya wiaruasaha merupakan sebuah usaha (baik bentuk fisik maupun nonfisik) dimana usaha tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, disisi lain usaha tersebut bisa gagal karena berbagai sebab.
Papua dalam konteks sumber daya alam yang begitu berlimpah rua baik dumber daya air laut, sumber daya sungai, sumber daya tanah, sumber daya udara yang begitu mensejuhkan bumi papua. Orang papua sendiri memiliki etos kerja keras, untuk mendapatkan, menghasilkan sesuatu yang bermanfaatkan dirinya, keluarga, serta seluruh masyarakat disekitarnya. Sumber daya air laut memiliki berbagai macam sumber daya yang berlimpah di laut fasifik, selat bumi cenderawasih dan selat lainnya yang ada di wilayah papua maupun papua barat. Misalnya ikan, berbagai macam bunga dan sayuran yang tumbuh di dasar laut, kepiting, kura-kura dan berbagai jenis sumber daya lainnya. Sumber daya alam (di darat) seperti rotan, kayu besi, kayu putih dan lainnnya.
Kesiapan sumber daya manusia papua dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Ketika diberikan otonomi khusus, SDM papua suda dikatakan mengalami peningkatan diberbagai bidang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi informasi yang semakin berkembang, tentunya merupakan motor dorongan bagi regerasi bangsa papua dan pemangku kepentingan pendidikan di provinsi papua maupun provinsi papua untuk membuka cakrawala berpikir, bekerja sama dengan pihak-pihak terkait terutama lembaga pendidikan di dalam maupun luar negeri guna mencerdaskan generasi papua. Menyiapkan SDM yang handal melaui jalur kerja sama, seperti yang dilakukan oleh beberapa kabupaten di provinsi papua maupun provinsi papua barat, seperti kabupaten pegunungan bintang bekerja sama dengan Universitas Snata Dharma Yogyakarta, Kabupaten sosrong selatan bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta, Kabupaten merauke setiap tahun mengirim anak-anak ke Surya Institut. Selain itu pemerintah daerah provinsi papua bekerja sama dengan atase pendidikan di perancis guna menyiapkan SDM Orang Asli Papua (Drs.Jhony Pelupessy kepala bidang pengembangan SDM Asli Papua, 31 agustus 2011), serta 200 anak berbakat krim ke luar negeri (DR. Zhakarias Giay, SKM, M.Kes.,MM) selaku kepala badan SDM Papua.
Setiap tahun beberapa Perguruan Tinggi di papua meluluskan ratusan sarjana sampai dengan ribuan sarja, baik sarjana ekonomi, sarja pemerintahan, sosiologi, eksata. Para lulusan sarjana masih saja mengalami kesulitan dalam membuka pekerjaan. Para lulusan perguruan tinggi di papua dalam kehidupan dan perkerjaannya terkesan tidak sesuai dengan harapan, kejangkalan dalam mengemban tugasnya. Terbukti setiap tahun kelulusan sarjana di bebrapa perguruan tinggi swasta maupun negeri di daerah papua, mereka tidak mau membuka usaha kecil-kecilan, tetapi mereka ingin menjadi Pegawai negeri sipil (PNS) kuli bangun pemerintah, kuli bangunan swasta, sehingga mereka tunggu pengangkatan PNS di daerah maupun provinsi. Hal ini menjadi perhatian serius oleh sejumlah pihak, terutama pengelola perguruan tinggi, orang tua sebagai basis pengembangan pengetahuan bagi anak, pemerintah sebagai pendorong anak untuk sekolah dan kuliah (biaya pendidikan). Sector penting yang harus diutamakan dalam membiayai pendidikan daerah, harus melihat kebutuhan daerah, apa yang dibutuhkan daerah maka, pemerintah harus konsisten mengirim anak dan membiayai kebutuhan kuliah sampai selesai dan ditempatkan pada lapangan pekerjaan yang disediakan.
Kemampuan orang papua terutama anak-anak muda papua yang berlatar belakang pendidikan sampai sekarang ini pun belum memiliki kemampuan dalam wirausaha, walaupun bergelar sarjana ekonomi tetapi kemudian pertannyaan yang muncul adalah sejauh mana kemampuan sarja ekonomi papua terutama sarjana ekonomi pegunungan bintang mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya di dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk nyata (konkrit)?. Sangat lucu dan konyol jika para sarjana ekonomi maupun sarjana yang lain pernah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi (TP), tetapi kemudian tidak mampu untuk diterapkan di lapangan, apa lagi di kabupaten-kabupaten baru alias kabupaten pemekaran di papua memberikan seluas-luasnya kepada orang asli papua untuk berwirausahaa, mengendalikan sector ekonomi, social, budaya, kesehatan dan lainnya. Tetapi itu semua sia-sia belaka, semua sarjana papua lari ke PNS, ingin menjadi politisi, ingin menjadi SV, PT dan lainnya yang suda disediakan oleh pemerintah republic ini.
Perluh ada pengkajian ilmiah atas indicator-indikator yang sering terjadi ini, tanpa ada perubahan di tinggkat masyarakat papua, terutama sarja sebagai pembaharu dan pendorong peradaban baru, tetapi kemudian persoaan tersebut dibiarkan dan berkembang dan akan menjamur menjadi kebiasaan bagi setiap insane orang papua, sehingga terjadi muncul orang papua bermental pecundang, bermental pemohon (proposal), atau orang papua bermental ketergantungan. Perlu berubah pola piker yang selama ini dibangun dari nenek moyang sampai pada sekarang ini, kemungkinan indicator ini terjadi karena orang papua belum mengalami dan merasakan atas bebrapa fase kehidupan karena orang papua dari masa tradisional langsung lewat ke masa teknologi iniformasi. Beberapa fase seperti masa penjajahan, masa industrialisasi, sehingga orang papua sekarang ini berada pada masa penjajahan, siapa saja para koloni itu? Pertanyaan ini perluh melihat kembali atas situasi sekarang ini, menurut hemat penulis adalah yang menjajah orang papua adalah pejabat papua itu sendiri (pejabat kaki tangan indonesia) dan pemerintah indosesia. Pejabat papua menjajah orang papua karena kita tau bersama bahwa uang rakyat (masyarakat) disedot oleh pejabat papua dan pemerintah Indonesia. Bantuan-bantuan luar negeri melalui lembaga internasional seperti IMF, WHO dan lainnya dapat disedot dan dimasukan oleh perut bermental makan ini.
Orang papua sendiri juga mempunyai sosialis yang lebih tinggi. Pandangan sosialis sudah terbangun dari nenekmoyang sampai sekarang, dengan demikian karena bermental sosialis maka orang muda papua sekrang ini tidak bekerja keras, ingin bermental pemohon. Dengan demikian saya mengulas beberapa parah ahli sosialis untuk membantu dalam membangun pola piker sosialis orang papua yang selama ini diterapkan. Berikut pandangan para ahli sosialis dunia, laude-Henri de Saint-Simon, Sang Bapak Sosialisme dunia. Menurutnya sentralisasi perencanaan sistem ekonomi pemerintah adalah hal yang harus di utamakan. Masyarakat industri akan menjadi baik apabila diorganisaikan secara baik. Dan pemerintah harus memiliki peran penting di dalamnya. Peran sentral para kapitalis sebaiknya dibatasi oleh wewenang pemerintah dalam perekonomian.
F.M. Charles Fourier, kaum borjuis yang olehnya adalah orang-orang cacat sosial. Demi kepentingan mereka sendiri, kaum buruh ditindas. Hal ini yang olehnya disebut sebagai sebuah pertentangan kelas terselubung, dan bila dibiarkaan maka harmoni masyarakat akan rusak. Untuk menyelesaikan hal ini, ia menganjurkan akan sebuah reorganisasi masyarakat Reorganisasi masyarakat ini dapat dilakukan dengan memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi. Opsi kedua yang ia tawarkan adalah dengan memberikan individu-individu kebebasan memilih pekerjaan. Meskipun nampak memberikan jalan keluar namun ide-idenya ini hanya dianggap sebagai sebuah ide utopian yang tidak bisa diwujudkan.
Louis Blanc satu dari orang-orang sosialis yang benar-benar ingin mengangkat kaum buruh. Kaum buruh olehnya harus menjadi prioritas pemerintah dalam menentukan kebijakan. Dan bentuk konkrit dari prioritas itu adalah dengan menyediakan kapital-kapital bagi kaum buruh. Setelah kapital-kapital itu disediakan maka kaum buruh diberi wewenang untuk mengelola pabrik-pabrik yang ada. Ide inipun bernasib sama dengan gagasan Fourier, di tolak dan dibuang jauh di dalam cerobong pabrik kapitalisme. Namun di balik itu, ada hal lain yang menyebabkan ide ini di tolak, merugikan politisi dan ekonom.
Karl Marx. Ide dasar yang membawanya pada sentralisasi murni sistem perekonomian adalah individualisme. Satu paham yang ditentangnya ini dianggap sebagai agen yang membuat masyarakat terkotak-kotak dalam kelas-kelas (Klassengesellschaft) sosial. Kelas-kelas sosial inilah yang olehnya ingin dihilangkan. Kelas sosial ini akan menimbulkan ketimpangan dalam masyarakat, kaum buruh akan semakin tertekan dengan kelas sosialnya. Sebaliknya kaum borjuis akan semakin berjaya. Maka untuk menghilangkan hal itu maka sistem perekonomia harus disentralisasi dengan memusatkan perekonomian itu pada pemerintah. Dengan sistem yang baru ini maka pemerataan akan dapat dilakukan, tidak ada lagi kepemilikan pribadi, yang ada hanya milik bersama secara kolektif. The Communist Manifesto adalah salah satu karya monumental Marx yang melukiskan keradikalanya sebagai seorang sosialis.
Dalam perkembangannya, kaum sosialis tumbuh menjadi aliran yang lebih radikal. Ajaran yang digunakan kaum ini lebih berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai, yaitu membentuk masyarakat sosialis dunia. Seringkali upaya-upaya yang mereka lakukan keluar jauh dari mainstream paham sosialis. Anarkisme, pembantaian dan bahkan mengorbankan bagian dari golongan mereka sendiri, semua itu sah-sah saja. Paham sosialis radikal ini berasal dari ajaran-ajaran Bakunin (1814-1876). Ajaran ini menemukan bentuknya yang paling mengerikan, ketika Rusia menjadi pusat sosialis dunia, era Lenin. Di sini militerisme menjadi alat sosialisme untuk melakukan segala tindak tanduknya. Paradigma masyarakat dunia pun berubah. Sebuah bayangan ketakutan akan muncul apabila nama sosialisme disebut. Sosialisme tidak lagi peduli dengan buruh-buruh di pabrik-pabrik para kapitalis, atau memikirkan bagaimana kesenjangan ekonomi dapat segera di atasi, tapi ia menjadi sibuk dengan urusan para elit-elit penguasa yang haus kekuasaan dan kekayaan (kapitalisme, sosialisme, dan system ekonomi Indonesia/puetra bumi).
Sosialis orang papua yang selam ini dikembangakan oleh para orang tua dari dulu, pejabat sekarang sampai pada anak-anak juga menjadi kebiasaan adalah sosialis bermental pecundang, pemohon, peminta. Paham sosialis ini akan menjadi cambuk bagi sesame karena memberikan suap tanpa ada usaha yang dilakukan untuk makan sendiri.

Tidak ada komentar: