"Pada sekitar tahun 1961, Presiden Soekarno gencar
merevisi kontrak pengelolaan minyak dan tambang-tambang asing di
Indonesia. Minimal sebanyak 60 persen dari keuntungan perusahaan minyak asing
harus menjadi jatah rakyat Indonesia. Namun kebanyakan dari mereka, gerah
dengan peraturan itu. Akibatnya, skenario jahat para elite dunia akhirnya mulai
direncanakan terhadap negeri tercinta, Indonesia" (Anonim)
Setelah melewati beberapa tahap, bangsa Indonesia belum
sepenuhnya menemukan, dan mempersatukan seluruh rakyat (rakyat indonesia dari sabang
sampai merauke). Rakyat Indonesia memiliki berbagai suku, bahasa, latar
belakang kehidupan social yang sangat berbeda pula, menjadi kekuatan untuk
mempertahankan kedaulatan rakyat, dari penguasa. Bangsa Indonesia ,melewati
tiga fase (tiga masa: masa orde lama, orde baru, masa demokrasi).
Melewati tiga tahap, yang tentunya memperbaiki nasib bangsa,
mencerdaskan dan memakmurkan rakyat, namun nasip bangsa ini mengalami
kemunduruan. Indonesia saat ini dituntut untuk menjadi bagian dari pelaku
pembanguan ekonomi dunia, menjadi donor dan siap untuk menjadi pelaku
pasar bebas, kapitalis-imperalis Amerika dan sekutunya.
Masa Orde lama, pemeirntah Indonesia menekan
pergerakan perusahaan asing di Indonesia, terbukti presiden sukarno dengan
beraninnya membuat regulasi tentang nasionalisasi perusahaan asing. Sehingga
perusahaan asing yang beroperasi pada masa itu, tutup beroperasi dari tanah air
Indonesia.
Bangsa Indonesia Memasuki masa orde baru, sabuk
kekuasaan dibawah tangan presiden Suharto, dengan kekuatan militer, mengambil
alih kekuasaan. Isu kudeta sudah mulai Nampak, dikeluarkan SUPERSEMAR. Suharto
memanfaatkan momentum tersebut. Para konglomerat dibeking oleh CIA mampu
memanfaatkan situasi.
Sistem ekonomi Indonesia pada masa orba, menganut ekonomi kapitalis,
membuka kerja sama dengan para korporat asing. Sistem ekonomi
kapitalis-militersitik yang diterapkan di Indonesia, mampu membangun sarana dan
prasarana publik. Sampai-sampai presiden Suharto dijuluki bapak pembangunan.
Selama 32 tahun rezim Suharto memimpin bangsa ini. Krisis ekonomi melanda
Indonesia, akibat utang luar negeri semakin meningkat, pada tahun 1998 momentum
lahirnya demokrasi di Indonesia. Demokrasi tersebut sampai saat ini masih tabu.
Indonesia masa Demokrasi, muka-muka kapitalis borjuis mulai
munculan di seator negeri. Muka- muka lama pun mulai muncul memimpin bangsa
ini. Utang luar negeri semakin meningkat. Pemerintah Indonesia belum mampu
menutup utang luar negeri. Sampai saat ini (Tahun 2013), pemerintah memberikan
kebebasan kepada perusahaan asing untuk beroperasi di indonesia. Bangsa
Indonesia belum mampu menasionalisasikan perusahaan asing.
Indonesia sedang mencari dan menemukan esensi demokrasi,
para borjuis-kapital, memulai aksinya dengan berbagai cara. Cara yang paling murah
dan aman adalah dengan menggunakan Teori konspirasi. Konspirasi atau
persengkongkolan antara penguasa Negara dengan para kapitalis, amerika. Hanya
untuk menguasai hasil bumi dan segala isinya.
Amerika ingin Menjadi Negara adikuasa. Konspirasi untuk menguasai
bangsa tersentu adalah hal yang paling muda bagi mereka. Dengan berbagai macam
cara, baik kelihatan maupun tidak kelihatan, suda, sedang dan akan merampas
hasil bumi Indonesia, Papua. Konsfirasi Presiden JF.Kennedi dan presiden
Suharto untuk menguasai Papua Barat, kini mulai nyata. Teori konspirasi adalah
jalan menuju kekuasaan. Pandangan ini mulai ditanamkan oleh para presiden
amerika.Presiden ganti presiden, penguasaan atas hasil bumi dan segala isinya
merupakan misi mereka, maka setiap presiden Amerika harus menjalankan misi itu.
Persengkongkolan antara presiden sukarno, Suharto dengan
presiden Amerika JF. Kennedi untuk merebut Papua sudah mulai nyata, terbukti
pemerintah Indonesia menggadaikan pulau papua ke tangan Amerika, dengan
beroperasinnya perusahaan Freeport McMoran, dan anak perusahaan Freport
Indonesia (perusahaan Buatan CIA dan para pengusaha Konglomerat pada waktu
itu). Pada awal kepemimpinan presiden Suharto, membuat salah satu regulasi yang
memberikan kemudahan untuk para investor asing menanam saham di Indonesia,
yaitu Undang-undang Modal Asing (UU No. 1
Tahun 1967).
Setelah 46 tahun kemudian (dari 7 April 1967-2013), kini
perusahaan Conoco Philips juga adalah perusahaan tersebesar Amerika ingin
menguasai bumi papua, wilayah selatan. Target perusahaan ini adalah menggali
Minyak Bumi. Wilayah ekplorasi dan ekploitasi adalah Kabupaten Pegunungan
Bintang, Boveb Digoel, Yahukimo, Asmat, dan Mappi. Kalo sebelumnya, di Freeport
hanya satu kabupaten. Bagaimana nasip rakyat, jika basis ekplorasi perusahaan
berada pada 5 wilayah (lima kabupaten)?
Sekilas sejarah perkembangan dan peradaban perusahaan Conoco
Phillips, Conoco Phillips adalah perusahaan energi yang integral dalam skala internasional. Conoco Phillips adalah perusahaan
energi terintegrasi ketiga terbesar di Amerika Serikat berdasarkan kapitalisasi pasar dan cadangan terbukti minyak dan gas. Conoco phillips merupakan pengilang terbesar kedua di Amerika
Serikat. Secara internasional, dalam kategori perusahaan yang tidak dikendalikan pemerintah, Conoco Phillips mempunyai cadangan terbukti terbesar
kelima di dunia; dan berdasarkan kapasitas minyak mentah adalah pengilang
terbesar keempat di dunia.
Conoco Phillips
terkenal diseluruh dunia dengan keahlian teknologi dibidang eksplorasi dan
produksi dilaut dalam, eksploitasi dan manajemen reservoir, teknologi seismik
3-D, petroleum coke upgrading kelas tinggi dan sulfur removal.
Bermarkas di Houston, Texas, Conoco Phillips beroperasi pada lebih dari 40 negara.
Perusahaan ini mempunyai sekitar 38.300 karyawan di seluruh dunia dan aset
bernilai USD 164 miliar. ConocoPhillips terdaftar di Bursa Saham New York (New York Stock Exchange) dengan simbol "COP".
Perusahaan ini
mempunyai 4 aktivitas utama di seluruh dunia, diantaranya
eksplorasi dan produksi minyak bumi,
pengilangan, pemasaran, suplai dan
transportasi minyak bumi, pengumpulan, pengolahan dan pemasaran gas alam, termasuk
50% saham di Duke Energy Field Services, LLC dan produksi dan distribusi bahan kimia dan plastik melalui
50% saham di Chevron Phillips Chemical Company LLC
(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Menurut laporan tersembunyi, yang
dibocorkan bahwa perusahaan ini direncanakan akan membongkar lahan sejarak 500
km membuat jalan lurus. Dengan demikian isi bumi, gunung, perumahaan yang
sepanjang jalan itu di bongkar. Gunung dibongkar dengan dinamik. Perumahaan di
sepanjang jalan akan di bongkar. Air dan segala isinya di tutup dan
lain-lainnya. Bentuk-bentuk ekploitasi ini berakibat pada pemusnahan
segala isi bumi yang ada di daerah ini.
Selain itu, Amerika, Indonesia
dan sekutunya sudah mulai menghisap seluruh tanah Papua baik itu
udara, bumi, alam, sungai, laut, manusia sampai pada pemusnahaan segala
isi bumi. Sekutunya Amerika dan Indonesia mulai beroperasi seperti MIFEE di
Merauke sudah ekploitasi sumber sumber yang tersedia.
Total lahan yang dipakai untuk MIFEE
dua juta lima puluh satu ribu seratus lima puluh tujuh ( 2.051.157 )
hektar. Bandingkan dengan wilayah konsensi freeport 2,6 juta hektar.
Proyek pangan bukan lagi skala nasional, tetapi merupakan ekspansi
internasional yang bermuka nasional belaka. Pengusaha lokal kita di perhadapkan
dengan pemerintah dan rakyat Papua lalu pengusaha asing tau ambil untung saja.
Bin Laden Grub berkolaborasi kedalam perusahan dalam negeri (Arkileus-2013).
Mengakhiri ulasan singkat ini, taget
Amerika dan sekutunya untuk merebut papua sudah mula nyata. Gerakan anti
kapitalisme-imperalisme asing dan sosialisasi di tingkat masyarakat sebagai
pemilik hak ulayat, hak adat harus dilaksanakan. Gerakan membangun opini
publik, dan penyampaian tentang dampak-dampak yang akan terjadi. Menyadarkan
masyarakat, pemerintah, LSM sebagai kaki tangan Pemodal Asing harus di cuci.
Belajar dari Freeport. Belajar dari pengalaman. Masyarakat papua harus tetap
menolak perusahaan asing Masuk Papua.
Fransiskus Kasipmabin, Mahasiswa
Papua Kuliah di Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar