Menurutnya, MEA memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi menjanjikan peluang, di sisi lain menyimpan ancaman.
"Menjadi peluang, ketika kita dapat melihat MEA 2015 sebagai pintu untuk melakukan ekspansi usaha kita. Namun akan menjadi ancaman jika kita tidak mampu memanfaatkannya," tegasnya.
Dia menambahkan, kunci untuk menghadapi MEA 2015 adalah meningkatkan daya saing, strategi, dan kemampuan berbisnis. Campur tangan pemerintah juga dibutuhkan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan politik
"Ketika Pemilu usai, MEA 2015 sudah diberlakukan. Jangan sampai kita melupakan agenda perekonomian yang dampaknya lebih besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Dalam kesempatan sama, Pendiri HIPMI Abdul Latief mengingatkan bahwa menjadi pengusaha bukan hanya mengejar keuntungan semata. Melainkan juga harus mampu memberikan sumbangsih nyata bagi peningkatan kesejahteraan dan pembangunan nasional.
"Saya menyematkan motto Pengusaha Pejuang-Pejuang Pengusaha ketika mendirikan HIPMI. Artinya setiap anggota HIPMI memiliki tanggung jawab untuk turut serta dalam membangun bangsa ini," katanya.
[yud]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar