berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Selasa, 04 Maret 2014

Hadapi komunitas ASEAN 2015, RI dituntut naikkan daya saing



1
6

Hadapi komunitas ASEAN 2015, RI dituntut naikkan daya saing
ASEAN SUMMIT 2013. ©AFP PHOTO
 


Merdeka.com - Jelang Komunitas ASEAN 2015, Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia bakal meningkatkan kinerjanya di tingkat internasional. Untuk itu, perhimpunan ini segera melakukan sertifikasi kompetisi.

Ketua Umum Perhumas, Prita Kemal Gani menyatakan, tes sertifikasi itu nantinya berupa tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Pihaknya juga terlah memperoleh izin untuk melakukan hal tersebut.

"Izin penyelengaraan dari Badan Sertifikasi Profesi (BNSP) sudah kami peroleh. Kini tinggal menyelesaikan persiapan teknis dan administrasi oleh kami, Perhumas dan asosiasi lain," kata Prita saat acara Konvensi Nasional Humas di Hotel Four Sesion, Jakarta, Senin (24/2).

Terkait pasar bebas, pihaknya pun sudah memperingatkan para praktisi di bidang kehumasan untuk bisa bersaing.


"Para ahli Humas dan komunikasi di Indonesia ditantang untuk siap menghadapi pasar bebas di tingkat dunia," jelasnya.

Sementara, Dirjen kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, I Gusti Agung Wesaka Puja menegaskan, guna menghadapi komunitas ASEAN tersebut, Indonesia harus meningkatkan daya saing di beberapa aspek. Terutama, daya saing dalam hal sumber daya manusia.

"Hadapi komunitas ASEAN, khususnya ekonomi, bagaimana kita tingkatkan daya saing sumber daya manusia kita. Aspek yang harus diperhatikan, daya saing untuk kita jual Indonesia dalam hal positif," ujar Puja di lokasi yang sama.

Selain itu, dia menambahkan, bahwa kesiapan infrastruktur dalam negeri juga perlu diperhatikan dan diperbaiki.

"Apa yang menjadi kesiapan kita, daya tarik Indonesia, terutama infrastruktur kita perbaiki, kita tingkatkan daya saing," tegasnya.

Untuk itu, dirinya mengharapkan agar pemimpin Indonesia nanti dapat menjadi panutan. Sebab, komuniti ASEAN nanti bukan hanya tentang politik, melainkan keseluruhan aspek.

"Saya tidak menyebutkan ini sebuah tantangan dalam bentuk politik. Mau tidak mau pemimpin Indonesia, adalah sebagai soko guru (panutan). Namun terpenting adalah bisa mensejahterahkan rakyat terlebih dahulu sebelum menuju ASEAN Community. Tentunya nanti(sosok pemimpin) tak hanya satu dua kriteria saja, karena suara rakayat yang menentukan," terangnya.
[war]
 

Tidak ada komentar: