Welington
Wenda: Gagal Membangun Sumber Daya Manusia Pegunungan Bintang Papua
Yogya,
Diskusi mahasiswa Pegunungan Bintang Papua di Yogyakarta (19/01/2013) menyikapi
seputar perkembangan sektor pendidikan
untuk menyiapkan sumber daya manusia kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi
Papua, selama kepemimpinannya (kepemimpinan Welington Wenda, Bupati Pegunungan
Bintang) dua periode terakhir ini (2005-2013). Selama kepemimpinanya memimpin Kabupaten
Pegunungan Bintang,yang juga adalah salah satu kabupaten di pedalaman Papua. Kabupaten ini dimekarkan berdasarkan
UU No.21 tentang otonomi khusus bagi Provinsi papua. Kabupaten pegunungan bintang dimekarkarkan
dari kabupaten induk yaitu kabupaten Jayawijaya. Wellington Wenda, memimpin
kabupaten
Pegunungan Bintang dua periode berturut- turut, tetapi kemudian sekarang belum sepenuhnya memprioritaskan di bidang pendidikan. Selama kepemimpinanya pada periode pertama, telah melakukan terobosan baru di bidang pendidikan seperti kerja sama pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Kerja sama tersebut terlaksana atas kerja kerasnya wakil bupati kabupaten Pegunungan Bintang (Bpk. Theo Sitokdana) lembaga kerja tersebut diantaranya:
Pegunungan Bintang dua periode berturut- turut, tetapi kemudian sekarang belum sepenuhnya memprioritaskan di bidang pendidikan. Selama kepemimpinanya pada periode pertama, telah melakukan terobosan baru di bidang pendidikan seperti kerja sama pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Kerja sama tersebut terlaksana atas kerja kerasnya wakil bupati kabupaten Pegunungan Bintang (Bpk. Theo Sitokdana) lembaga kerja tersebut diantaranya:
Universitas Sanata
Dharma (USD)Yogyakarta
Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, merupakan lembaga perguruan tinggi pertama yang
dilakukan kerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten pegunungan Bintang,
Papua. Lokasi Perguruan tinggi ini berada di Yogyakarta. Mengapa pemerintah
pegunungan bintang bekerja sama dengan USD? Tentunya pemerintah daerah
memprioritaskan tenag-tenag pengajar yang baik, mengerti tentang humaniora dan professional tentunya. Guru merupakan
salah satu masalah besar di tanah papua.
Menurut
data lembaga pendidikan papua (LPP), Papua saat ini (20012) membutuhkan 5000
guru. Dengan demikian PEMDA bekerja sama dengan USD lebih khusus Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) USD, untuk menyiapkan calon-calon pendidik
yang nantinya akan mengajar di pedalaman Papua. Dalam nota kesepahaman MOU
(Memorandoom Of Understanding) antara USD dengan Pegunungan Bintang pada tahun
2007. Dalam kesepakatan tersebut pengiriman mahasiswa dilakukan selama lima (5)
kali pengiriman, tetapi kemudian dalam
perjalannya mengalami kendala karena pemilihan bupati dan pergantian Kepala
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Pegunungan Bintang.
Pengiriman
mahasiswa Pegunungan Bintang di USD Yogyakarta berhenti pada tahun 2011/2012.
Dua kali pengiriman dihentikan oleh
pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang kepemimpinan wellington jilid dua (II).
Alasan pemberhentian ini belum jelas, sehingga pihak kerja sama USD dan
mahasiswa bertanya-tanya. Kenapa harus diberhentikan? Ketika wakil bupati Pegunungan
Bintang bertemu dengan mahasiswa di USD pada bulan Juli 2012 di Gedung Pusat
USD Yogyakarta, ia mengatakan kami memberhentikan karena mahasiswa yang suda
dikirm ini kita liat hasil dulu, kemudian kita fokus pada pembenaan guru-guru
sekolah dasar serta fasilitas sekolah di pegunungan bintang. kita membenahi
sekolah dasar, aka otomatis membenahi pendidikan di Pegunungan Bintang,
katanya. Selain itu masalah biaya juga mempengaruhi, sehingga dua periode
sementara dihentikan.
Beberapa
mahasiswa yang pernah matrikulasi di USD kemudian kuliah diluar USD diberhentikan
dari biaya melalui jalur USD karena tunggakan (utang) pemerintah pegunungan
bintang di USD mencapai 4 miliar. Empat miliar tersebut adalah merupakan utang
pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang
selama setahun terhitung dari tahun 2011 sampai 2012.
Yayasan Bina Teruna
Indonesia Bumi Cenderawasih
Kerja
sama pemerintah daerah pegunungan bintang dengan Yayasan Binterbusih semarang
merupakan kerja sama yang kedua setelah USD. Kerja sama tersebut tidak melakukan
MOU, tetapi kemudian melaui pendekatan emosial. Pendekatan emosial karena
Yayasan Binterbusih merupakan bukan lembaga pendidikan tetapi sebuah yayasan
yang dibangun oleh mahasiswa papua, dan diperuntukan bagi pembinaan mahasiswa
papua di Jawa. Agar proses biaya yang
lancer, pemerintah daerah kabupaten pegunungan bintang mengirim dana pendidikan
untuk membiayai mahasiswa di Pulau Jawa
melalui Yayasan tersebut. Selain itu mereka (Yayasan Binterbusih) biasa menangani
pelajar SMA di semarang. Pengiriman pelajar SMA di semarang merupakan terobosan
yang dilakukan oleh bapak Theo Sitoknada (mantan wakil bupati pegunungan
Bintang) periode 2005-2010. Pada tahun 2011 diberhentikan oleh kepemimpinan
wellington jilid II. Pemberhentian pengiriman pelajar SMA di Semarang Juga
tidak jelas alasan pemberhentian tersebut.
Universitas Gaja Madah
(UGM) Yogyakarta
Kerja
sama pemerintah daerah Pegunungan Bintang dengan UGM merupakan salah satu
terobosan baru yang dilakukan oleh pemerintah Pegunungan Bintang. Pengiriman
mahasiswa di UGM sebanyak 12 mahasiswa. 12 mahasiswa tersebut satu orang
meninggal dunia dan satu orang pulang kampung (Pegunungan Bintang). Meraka
kuliah di UGM melalui proses matrikulasi. Proses matrikulasi selama enam bulan,
kemudian memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan mahasiswa. Selama ini
dibiayai oleh kas UGM, karena paskah dilkukannya kerja sama pada tahun
2010/2011 sudah berhenti total. Hubungan komunikasi UGM dengan pemerintah
daerah berjalan dengan lancer tetapi kemudian berhenti tahun 2011/2012. Utang
mahasiswa pegunungan Bintang di UGM mencapai 200 Juta. Begitu juga di Surya
Institute Jakarta. Pemerintah pegunungan Lempar mahasiswa dan ditinggalkan
begitu saja.
Welington
L.Wenda, M.si, menjabat sebagai bupati pegununagn bintang yang ke dua, tidak
focus menagani pendidikan. Pada periode sebelumnya pun Welington Wenda mengirim
mahasiswa yang berasal dari asal daerahnya. Tidak memperhatikan mahasiswa
pegunungan Bintang. wellington mengirim mahasiswanya kuliah di luar negeri. Ini
merupakan sebuah hal yang kurang baik, ketika mahasiswa pegunungan Bintang yang
kuliah di papua maupun kuliah di Luar Papua.
Peryataan
wellington pada media local di papua beberapa waktu yang lalu (WendaWatory.Wordpress.Com) tanggal 09
januari 2013 bahwa saya telah membiayai mahasiswa Pegunungan Bintang yang
kuliah di pelbagai Perguruan Tinggi di pelbagai tempat diseluruh Indonesia
mencapai 600 orang. Peryataan
ini merupakan keliru karena mahasiswa yang kuliah di lembaga institusi yang
dilakukan kerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten pegunungan bintang
diantaranya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 35 mahasiswa, universitas
Gajah Mada 7 mahasiswa, APMD 5 mahasiswa, Surya Institute 9 mahasiswa. Dengan
demikian jumlah mahasiswa yang kuliah di lembaga kerja sama berjumlah 56
mahasiswa. Jadai peryataan Welington, Bupati Pegunungan Bintang memang salah,
ucap beberapa mahasiswa yang ikut diskusi pada saat itu.
Berbagai
kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten pegunungan bintang,tetapi
belum direalisasikan oleh pemerintah daerah. Terutama realisasi pembayaran
biaya kuliah, kontroling terhadapa mahasiswa sampai selesai kuliah. Ini
merupakan kesalahan besar yang selama ini tidak melihat secara serius, kata
mahasiswa Pegunungan Bintang di Yogyakarta.
Kami
mendesak kepada bupati kabupaten pegununagn bintang, Welington Wenda, M.si
untuk segera datang ke Yogyakarta untuk melunasi utang biaya study di USD, UGM
dan Surya Institute, kata mahasiswa Aplim Apom ini.
Akibat
dari keterlambatan pembayaran kepada kedua lembaga tersebut, 7 mahasiswa di UGM
tidak menerima uang kebutuhan hidup bulan januari 2013 ini. Keta mereka (pihak
UGM) sampai utang 200 juta ini belum bayar, maka sepenuhnya kami serahkan kepada
pemerintah untuk menaganinya. Karena kami UGM menangani berbagai macam lemabaga kerja sama dan menangi
ratusan ribu mahasiswa. Oleh sebab itu
menjaga nama baik mahasiswa, menjaga nama baik daerah, serta menjaga tingkat
kepercayaan mahasiswa pegunungan bintang yang kuliah, yang pengen kuliah di
UGM, segera datang bayar, ucap mahasiswa. Kami mendesek untuk segera datang
bayar, kami menyuarakan ini merupakan representasi dari seluruh mahasiswa Pegunungan
Bintang se-indonesia, ucapnya. (FX.Mabin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar