berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Senin, 21 Januari 2013

PENDIDIKAN PEGUNUNGAN BINTANG, QUO VALDIS



Welington Wenda: Gagal Membangun Sumber Daya Manusia Pegunungan Bintang Papua 


Yogya, Diskusi mahasiswa Pegunungan Bintang Papua di Yogyakarta (19/01/2013) menyikapi seputar perkembangan  sektor pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua, selama kepemimpinannya (kepemimpinan Welington Wenda, Bupati Pegunungan Bintang) dua periode terakhir ini (2005-2013). Selama kepemimpinanya memimpin Kabupaten Pegunungan Bintang,yang juga adalah  salah satu kabupaten di pedalaman  Papua. Kabupaten ini dimekarkan berdasarkan UU No.21 tentang otonomi khusus bagi Provinsi papua.  Kabupaten pegunungan bintang dimekarkarkan dari kabupaten induk yaitu kabupaten Jayawijaya. Wellington Wenda, memimpin kabupaten
Pegunungan Bintang dua periode berturut- turut, tetapi kemudian sekarang belum sepenuhnya memprioritaskan di bidang pendidikan. Selama  kepemimpinanya pada  periode pertama, telah melakukan terobosan baru di bidang pendidikan seperti kerja sama pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Kerja sama tersebut terlaksana atas kerja kerasnya wakil bupati kabupaten Pegunungan Bintang (Bpk. Theo Sitokdana) lembaga kerja tersebut diantaranya:

Universitas Sanata Dharma (USD)Yogyakarta


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, merupakan lembaga perguruan tinggi pertama yang dilakukan kerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten pegunungan Bintang, Papua. Lokasi Perguruan tinggi ini berada di Yogyakarta. Mengapa pemerintah pegunungan bintang bekerja sama dengan USD? Tentunya pemerintah daerah memprioritaskan tenag-tenag pengajar yang baik, mengerti tentang humaniora  dan professional tentunya. Guru merupakan salah satu masalah besar di tanah papua.
Menurut data lembaga pendidikan papua (LPP), Papua saat ini (20012) membutuhkan 5000 guru. Dengan demikian PEMDA bekerja sama dengan USD lebih khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) USD, untuk menyiapkan calon-calon pendidik yang nantinya akan mengajar di pedalaman Papua. Dalam nota kesepahaman MOU (Memorandoom Of Understanding) antara USD dengan Pegunungan Bintang pada tahun 2007. Dalam kesepakatan tersebut pengiriman mahasiswa dilakukan selama lima (5)  kali pengiriman, tetapi kemudian dalam perjalannya mengalami kendala karena pemilihan bupati dan pergantian Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Pegunungan Bintang.
Pengiriman mahasiswa Pegunungan Bintang di USD Yogyakarta berhenti pada tahun 2011/2012. Dua kali pengiriman  dihentikan oleh pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang kepemimpinan wellington jilid dua (II). Alasan pemberhentian ini belum jelas, sehingga pihak kerja sama USD dan mahasiswa bertanya-tanya. Kenapa harus diberhentikan? Ketika wakil bupati Pegunungan Bintang bertemu dengan mahasiswa di USD pada bulan Juli 2012 di Gedung Pusat USD Yogyakarta, ia mengatakan kami memberhentikan karena mahasiswa yang suda dikirm ini kita liat hasil dulu, kemudian kita fokus pada pembenaan guru-guru sekolah dasar serta fasilitas sekolah di pegunungan bintang. kita membenahi sekolah dasar, aka otomatis membenahi pendidikan di Pegunungan Bintang, katanya. Selain itu masalah biaya juga mempengaruhi, sehingga dua periode sementara dihentikan.
Beberapa mahasiswa yang pernah matrikulasi di USD kemudian kuliah diluar USD diberhentikan dari biaya melalui jalur USD karena tunggakan (utang) pemerintah pegunungan bintang di USD mencapai 4 miliar. Empat miliar tersebut adalah merupakan utang pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang   selama setahun terhitung dari tahun 2011 sampai 2012.
Yayasan Bina Teruna Indonesia Bumi Cenderawasih 
Kerja sama pemerintah daerah pegunungan bintang dengan Yayasan Binterbusih semarang merupakan kerja sama yang kedua setelah USD. Kerja sama tersebut tidak melakukan MOU, tetapi kemudian melaui pendekatan emosial. Pendekatan emosial karena Yayasan Binterbusih merupakan bukan lembaga pendidikan tetapi sebuah yayasan yang dibangun oleh mahasiswa papua, dan diperuntukan bagi pembinaan mahasiswa papua di Jawa.  Agar proses biaya yang lancer, pemerintah daerah kabupaten pegunungan bintang mengirim dana pendidikan untuk membiayai mahasiswa di Pulau Jawa  melalui Yayasan tersebut. Selain itu mereka (Yayasan Binterbusih) biasa menangani pelajar SMA di semarang. Pengiriman pelajar SMA di semarang merupakan terobosan yang dilakukan oleh bapak Theo Sitoknada (mantan wakil bupati pegunungan Bintang) periode 2005-2010. Pada tahun 2011 diberhentikan oleh kepemimpinan wellington jilid II. Pemberhentian pengiriman pelajar SMA di Semarang Juga tidak jelas alasan pemberhentian tersebut. 


Universitas Gaja Madah (UGM) Yogyakarta



Kerja sama pemerintah daerah Pegunungan Bintang dengan UGM merupakan salah satu terobosan baru yang dilakukan oleh pemerintah Pegunungan Bintang. Pengiriman mahasiswa di UGM sebanyak 12 mahasiswa. 12 mahasiswa tersebut satu orang meninggal dunia dan satu orang pulang kampung (Pegunungan Bintang). Meraka kuliah di UGM melalui proses matrikulasi. Proses matrikulasi selama enam bulan, kemudian memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan mahasiswa. Selama ini dibiayai oleh kas UGM, karena paskah dilkukannya kerja sama pada tahun 2010/2011 sudah berhenti total. Hubungan komunikasi UGM dengan pemerintah daerah berjalan dengan lancer tetapi kemudian berhenti tahun 2011/2012. Utang mahasiswa pegunungan Bintang di UGM mencapai 200 Juta. Begitu juga di Surya Institute Jakarta. Pemerintah pegunungan Lempar mahasiswa dan ditinggalkan begitu saja.
            Welington L.Wenda, M.si, menjabat sebagai bupati pegununagn bintang yang ke dua, tidak focus menagani pendidikan. Pada periode sebelumnya pun Welington Wenda mengirim mahasiswa yang berasal dari asal daerahnya. Tidak memperhatikan mahasiswa pegunungan Bintang. wellington mengirim mahasiswanya kuliah di luar negeri. Ini merupakan sebuah hal yang kurang baik, ketika mahasiswa pegunungan Bintang yang kuliah di papua maupun kuliah di Luar Papua.
Peryataan wellington pada media local di papua beberapa waktu yang lalu (WendaWatory.Wordpress.Com) tanggal 09 januari 2013 bahwa saya telah membiayai  mahasiswa Pegunungan Bintang yang kuliah di pelbagai Perguruan Tinggi di pelbagai tempat diseluruh Indonesia mencapai 600 orang.  Peryataan ini merupakan keliru karena mahasiswa yang kuliah di lembaga institusi yang dilakukan kerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten pegunungan bintang diantaranya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 35 mahasiswa, universitas Gajah Mada 7 mahasiswa, APMD 5 mahasiswa, Surya Institute 9 mahasiswa. Dengan demikian jumlah mahasiswa yang kuliah di lembaga kerja sama berjumlah 56 mahasiswa. Jadai peryataan Welington, Bupati Pegunungan Bintang memang salah, ucap beberapa mahasiswa yang ikut diskusi pada saat itu.
Berbagai kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten pegunungan bintang,tetapi belum direalisasikan oleh pemerintah daerah. Terutama realisasi pembayaran biaya kuliah, kontroling terhadapa mahasiswa sampai selesai kuliah. Ini merupakan kesalahan besar yang selama ini tidak melihat secara serius, kata mahasiswa Pegunungan Bintang di Yogyakarta.
Kami mendesak kepada bupati kabupaten pegununagn bintang, Welington Wenda, M.si untuk segera datang ke Yogyakarta untuk melunasi utang biaya study di USD, UGM dan Surya Institute, kata mahasiswa Aplim Apom ini.
Akibat dari keterlambatan pembayaran kepada kedua lembaga tersebut, 7 mahasiswa di UGM tidak menerima uang kebutuhan hidup bulan januari 2013 ini. Keta mereka (pihak UGM) sampai utang 200 juta ini belum bayar, maka sepenuhnya kami serahkan kepada pemerintah untuk menaganinya. Karena kami UGM menangani berbagai   macam lemabaga kerja sama dan menangi ratusan ribu mahasiswa.  Oleh sebab itu menjaga nama baik mahasiswa, menjaga nama baik daerah, serta menjaga tingkat kepercayaan mahasiswa pegunungan bintang yang kuliah, yang pengen kuliah di UGM, segera datang bayar, ucap mahasiswa. Kami mendesek untuk segera datang bayar, kami menyuarakan ini merupakan representasi dari seluruh mahasiswa Pegunungan Bintang se-indonesia, ucapnya. (FX.Mabin)





Tidak ada komentar: