Yogya,
Mahasiswa Pegunungan Bintang yang kuliah di Jawa Bali dan Sulawesi yang
tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Pelajar Aplim Apom (KOMAPO) meminta kepada
pengurus organisasi untuk mempertangunjawabkan kepada seluruh mahasiswa dan
Kepada Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang. Hal tersebut disampaikan oleh
sejumlah mahasiswa Pegunungan Bintang di yogyakarta, Minggu (31/03/3013). Dana
paskah yang dikirm oleh pemerintah daerah kabupaten pegunungan bintang sebanyak
Rp 30.000.000 (Tiga Pulu Juta) lewat Rekening Bendahara Organisasi, namun kami badan pengurus kirim
ke rekening panitia sebesar Rp 20. 000.000 (Dua Pulu Juta). Sedangkan
10.000.000 (sepulu Juta) kami makan
(Gutinus Wasini, Dekky Kasipmabin, Derius Tepmul) kata Gutinus, selaku Sekjend
Komapo pada saat sesi acara paskah bersama, di semarang, kamis-sabtu
(28-30/03/2013). Pernyataan Sekjend Komapo mendapat reaksi dari mahasiswa
Komapo karena ketidakjelasan penggunaan dana tersebut.
“Tingkat
Kepercayaan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang terhadap Komapo akan
menurun, jika melakukan hal-hal semacam ini. Uang tersebut benar-benar dipakai
oleh pengurus organisasi, maka dalam waktu satu sampai dua minggu ke depan sudah
diganti oleh pengurus, sehingga panitia paskah mereka mempertangungjawabkan
laporan pertangungjawaban keuangan paskah kepada pemerintah daerah kabupaten
pegunungan bintang”, kata maksimus Asiki. Selain itu, “ketiga Oknum tersebut
harus diganti dari pengurus karena benar-benar terindikasi korupsi uang paskah.
Ini merupakan belajar korupsi, masih mahasiswa belajar korpsi apalagi ketika
menjadi pejabat di daerah. Anehnya lagi pengurus yang baru dipilih dan dilantik
pada bulan desember 2012 lalu, mereka melakukan korupsi. Tidak ada kejelasan
atas penggunaan uang tersebut, dan semestinya pemerintah langsung kirim ke
rekening panitia” ucap Amor.
Ketua
koordinator wilayah Salatiga-Solo (Salo) mengatakan “ saya menyesal atas
tindakan pengurus, karena badan pengurus yang lama tidak melakukan hal-hal
semacam itu” ucap Maikel Sumari. Selain itu Niko Alwolka mengatakan“Bendahara dan
Sekjend harus diganti karena orang-orang semacam ini yang menghancurkan
organisasi Komapo” ucap Alwolka
Zacyok
Bamulki menambahkan “uang sepuluh juta sudah habis dipake oleh BPH 4 orang
yaitu Angli, Gutinus, Deki, dan Marcel. Maka saya mohon kedepannya tentu
siapapun yang menjadi pemimpin organisasi tentu memiliki kejujuran sehingga
transparan tetapi harus didukung oleh anggota yang memahami TUPOKSI pemimpin.
Tidak selalu pemimpin yg disalahkan tetapi perluh mengakui bahwa sebagian besar
anggota KOMAPO belum memahami dinamika kehidupan organisasi yang baik dan
benar. Berkaitan dengan AD dan ART organiasi, BPH harus membuat RUA II untuk
membuat; (1). peraturan yang mengatur tentang TUPOKSI BPH KOMAPO, sehingga
dalam menjalankan program kerja tidak keliru. sehingga tidak terjadi
ketimpangan-ketimpangan dalam mengurus
organisasi KOMAPO,(2). Peraturan yang
mengatur tentang Keuangan KOMAPO. sehingga dengan adanya peraturan itu kita
mengerti jalur pendapatan dan pengunaan modal (Uang) seperti itu, (3) harus ada
pembekalan khusus bagi BPH KOMAPO yang baru karena kinerjanya masih mengundang
banyak kontroversi” kata Bamulki. (FX.Mabin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar