berita

Source: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2HGOAa7ZG

Rabu, 03 April 2013

KURIKULUM (2013) VERSUS ANAK DIDIK



Fransiskus Kasipmabin*

            Saya bukan guru! Ya saya bukan guru!! Maaf jika dalam penulisan saya melenceng dan bertolak belakang dengan pandangan pendidik (guru). Saya belum pernah mengenal anak didik. Anak didik seperti apa mereka itu? Mengapa orang mengatakan anak didik? Anak didik dibawa kemana? Dari mana saya mengenal anak didik itu. Ahh… ini sebuah pertanyaan konyol. Sebuah proyek Pekerjayaan yang sia-sia. Proyek yang menghambur-hamburkan uang Negara (masyarakat). Kurikulum berubah karena ada kebutuhan masyarakat yang mendesak. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi saat ini dan mendatang. Ini kebutuhan orang dewasa. Kebutuhan yang dipenuhi untuk melangsungkan kehidupan sosialnya dimana ia berada.

            Kurikulum adalah produk-produk yang dihasilkan oleh bertahun tahun, berabad-abad. produk-produk orang dewasa. Produk diciptakan dan dibesarkan oleh orang dewasa, pikiran orang dewasa bukan pengalaman siswa. Kurikulum bukan pengalaman siswa. Mereka ingin mengamankan kekuasaan, mengamankan dana, mengaman citra dan lainnya.     
            Dunia anak anak dibeli oleh pemerintah. Dipotong potong,habis di iris-iris oleh pemerintah, kemudian mereka menjualnya kepada anak didik. Kotak-kotak pemisah yang dibuat menjadi tajam, menjadi jarak antara realita anak dan teori. Seolah-olah kemerdekaan anak sudah di penjarakan oleh pemerintah sendiri. Ruang gerak siswa dimatikan. Pengalaman siswa diborgol habis-habisan.
            Pengalaman siswa dan mata pelajaran yang di susun menimbulkan kontradiski-kontradiksi yang mengarah pada pengalaman hidup yang bertolak belakang. Mata pelajaran yang disusun dengan pengalaman orang dewasa dan teori-teori yang dibangun berabad-abad tahun. Pengalaman orang dewasa tersebut dibukukan dan diajarkan kepada siswa yang mereka adalah dunia baru, dunia saat ini. Sebuah pengalaman yang ditimbulkan dengan latar belakang dunia yang berebeda.
            Kontradiksi-kontradiksi antara dunia teori dan dunia pengalaman anak. Teori itupun dibangun atas dasar pengalaman masa lalu, masa orang dewasa. Namun kehidupan dunia saat ini berbeda dengan dunia masa lalu. Kontradksi –kontradiksi antara dunia orang dewasa dengan dunia anak didik. Lantas haruskah kurikulum memaksakan dunia anak saat ini masuk ke dalam dunia orang dewasa pada masa silam? Dunia masa lalu yang mereka belum mengenal pengalaman hidup mereka, aksi-aksi konkrit yang mereka bangun belum dilihat, merasakan, merabah, mengalami anak saat ini?    
            Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum --termasuk pembelajaran-- dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.
Uji public kurikulum 2013 menuai pro dan kontra oleh berbagai pihak. Persiapan apa yang dilakukan oleh kementrian untuk implementasi kurikulum 2013? Dari mana harus dimulai dan kemana harus di tuju? Apakah yang mendesak sehingga pada tahun ajaran baru bulan juni juli tahun 2013 harus ditetapkan?  Agar dipahami oleh para pendidik pemerintah melakukan berbagai upaya, diantaranya.
Pertama, Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah

Guru sangat penting untuk memahami kurikulum dengan siswa. Kurikulum adalah sebuah peta yang dilaui oleh siswa. Guru hanya melihat, mendorong siswa agar tidak melenceng dari arah perjalanan anak didik. Misalnya anak didik sekarang berada di papua dan hendak mau ke Jakarta. Siswa berpkir bahwa saya ke Jakarta dengan apa? Dengan siapa saya harus ke sana? Dari mana saya harus mulai berangkat? Guru hanya petujuk yang setia mendampingi siswa untuk berangkat ke Jakarta.
Dengan demikian kurikulum berkata kepada guru: “ Beginilah kemampuan, pemenuhan, kebenaran dan kehindaan dan perilaku yang teruka bagi anak-anak. Sekarang awasilah agar hari demi hari kondisi-kondisi yang ada sedemikian rupa sehingga kegiatan kegiatan anak anak sendiri lebih mengarah ke sini, menuju puncak dalam diri mereka sendiri. Biarkan sifat alamih anak memenuhi takdirnya sendiri, yang terungkap bagimu di dunia dalam bentuk ilmu atau seni atau kesibukan apapun yang sekarang menjadi milik umat manusia”
Lantas kekuatan kekuatan, potensi-potensi anak saat ini harus diangkat. Pengalaman anak saat ini harus dijadikan sebuah pembelajaran, dilatih, sikap-sikap saat ini diujudkan. Dengan demikian sang guru benar benar tau tentang anak Indonesia Papuani saat ini, guru jangan jerjebak dalam kurikulum, kurikulum hanya sebuah jalan. Ekspresi umat manusi yang termuat dalam benda sakral adalah kurikulum. Guru guru dengan bijak melihat, latar belakang, potensi kurikulum, tujuan kurikulum, jika guru tidak tau apa-apa tentang kehidupan anak dan tuntutan anak saat ini maka biaralah kurikulum mengendalikan umat manusia, kurikulum mengendalikan anak Indonesia saat ini, sehingga menciptakan manusia robot. Ia juga harus memahami dan menyiasati dan melaksanakan dalam kenyataan kenyataan, terlatih dan dapat diwujudkan.

Mahasiswa Papua, Kuliah Di Yogyakarta

Tidak ada komentar: